"Tidak usah khawatir jika dia diambil orang, karena untuk saat ini dia bukan milikku seutuhnya." -Aleta
___________________________Hari minggu, hari libur membuat Aleta jenuh. Ditambah Samudra yang sudah menolak ajakannya dan tidak bilang akan pergi kemana.
Drrttt Drrtttt ...
Ponsel Aleta berdering, ini pasti dari Samudra. Tidak salah lagi. Mungkin cowok itu berubah pikiran lalu ingin mengajak Aleta jalan-jalan.
Aleta meraih ponselnya di atas meja belajar. Senyumnya pudar ketika melihat Caller ID dilayar ponselnya.
Ternyata bukan Samudra, padahal gue berharap banget bisa jalan-jalan tanpa keluar uang.
"Hallo, kenapa Syif?"
"Sibuk gak?"
"Banget."
"Tumben, sibuk ngapain?"
"Nguras kolam berenang pake sendok."
"Mulai gila. Serius nih gue?!"
"Kenapa cyin?"
"Temenin ke gramedia, terus pulangnya makan ke mujigae ya?"
"Ogah! Lo mah nanti di mujigae reonian sama pecinta oppa korea terus gue dikacangin."
"Gue bayarin deh, disana juga ada Sonya."
"Sonya? Ngapain dia?"
"Biasalah, kpopers juga cuma beda fandom."
"Bodoamat gak ngerti. Gue gak mau ikut!"
"Ayolah Ta, lo yakin gak mau beli novel terbaru yang lo incer-incer? Nanti soal ke mujigae biar gue aja yang bayarin, uang lo buat beli novel."
"Tumben baik."
"Biasanya juga kalau ke mujigae emang gue yang bayarin."
"Ya kan elo yang ngajak cyin."
"Ngomong mulu kayak artis cari sensasi. Pokoknya gue tunggu di depan mall tempat biasa kita beli buku dan yang ada mujigaenya, oke? Bye.."
Belum sempat Aleta menjawab sambungan teleponnya sudah diputus secara sepihak.
-----
Aleta sudah sampai di depan mall ternama yang Syifa sebutkan ditelepon. Tempat mereka janjian.
Sebelum pergi kesini, Aleta juga sudah pamit pada Kakak dan kedua Orangtuanya. Mungkin karena bilang Syifa sudah menunggu disana jadi dengan mudah Aleta langsung diizinkan.
Disini sangat ramai, cuacanya juga cukup panas.
"Ya ampun Aleta, kebiasaan lo dari dulu. Ngaret mulu. Pegel nih gue berdiri disini mana cuacanya panas."
Aleta menghela nafas. Syifa memang tidak tahu terimakasih. Harusnya dia bersyukur Aleta mau datang meski ujung-ujungnya jadi kacang.
Tanpa menjawab ocehan Syifa, Aleta menarik tangannya dan masuk kedalam mall itu.
Setibanya di dalam mereka tidak shopping-shopping seperti kebanyakan cewek-cewek lainnya. Mereka memilih pergi ke toko buku. Seperti biasanya untuk membeli novel terbaru.
"Syif, gue udah dapet bukunya."
"Yuk, gue juga udah nih."
"Masyaa Allah Syif, lo beli 7 novel?"
Syifa nyengir kuda "Buat stok dirumah."
Mereka berdua pergi ke kasir, meski Syifa sangat kesulitan tapi Aleta tetap berjalan santai di belakangnya.
Mungkin ini yang dinamakan serakah.
-----
Mereka berdua sudah membayar buku-buku itu, selanjutnya adalah pergi ke mujigae.
Aleta tidak akan menolak jika makan gratis, meski nantinya tidak mengerti apa yang dibicarakan Syifa dan teman-temannya.
Syifa dan Aleta sudah sampai di mujigae. Syifa yang jalan duluan menghampiri meja teman-temannya, sedangkan Aleta hanya membuntutinya dari belakang.
"Annyeong chingudeul.." sapa Syifa sambil duduk di bangku.
"Ne annyeong.." balas Wenda-- salah satu temannya.
"Aleta dibawa lagi?" Tanya Rosa-- salah satu temannya juga.
"Tau nih, kasian kan dia gak ngerti lagi nanti." Balas Yuni-- salah satu temannya lagi.
"Gak pa-pa gue seneng kok, kalian semua baik." Meski gue gak ngerti kalian ngomong apa.
Yang lainnya hanya mengangguk paham.
"Hai sorry gue telat." Suara itu dari Sonya yang baru datang dan langsung saja duduk. "Lho, ada Aleta?"
"Kasihan dia gak ada yang ngajak weekend, jadi gue bawa kesini." ucap Syifa sambil terkekeh sambil sekilas melirik Aleta.
Syifa sialan! Perasaan dia yang maksa gue suruh ikut deh. "Makin pintar lo!"
Syifa menyerngit menahan senyumnya "Siapa?"
"Yang nanya jirr.."
Syifa terkekeh "Tau aja cunguk."
"Oke guys, ini teman baru lagi namanya Sonya." Ucap Syifa memperkenalkan.
"Hallo, gue Sonya.. panggil aja Soy."
"Hai, gue Yuni."
"Gue Wenda."
"Gue Rosa."
"Bias lo siapa?" Tanya Yuni sambil memasukan kimchi kedalam mulutnya.
"Jungkook." Balas Sonya tersenyum.
"Yasss! Ada teman ARMY gue," ucap Wenda tersenyum.
"Gue juga ARMY kali." Balas Yuni
"Yee.. lo kan mulfand cunguk." Cibir Syifa.
"Iya sih bener." Balas Yuni cengengesan.
Sumpah gue gak ngerti. Pengen gue panggil si Joko sekarang biar si Syifa diem.
"Gue ke toilet bentar ya.." Aleta pamit sambil membawa tasnya.
Aleta berbohong pergi ke toilet, ia jenuh. Diam disana membuatnya gila. Lebih baik keliling mall ini sendiri daripada dengerin curhatan para jomblo, yang gak punya pacar tapi punya oppa. Katanya.
Mall disini memang ramai tapi apa tidak ada satupun yang Aleta kenal? Selagi berkeliling.
Nonton kayaknya seru, bodoamat sendiri yang penting happy ending.
Aleta pergi ke tempat bioskop tidak perduli dengan banyak orang yang gandengan dengan pasangannya atau pergi bersama temannya sedangkan dirinya hanya sendiri.
Aleta mulai mengantri tiket.
"Jangan Kay, lo gak boleh minum soda."
"Kok, gitu?"
Suara itu terdengar familiar di telinga Aleta, sepertinya dari arah depan. Aleta menerobos antrean itu dari pinggir tidak perduli dengan mulut orang-orang yang berkata risi.
Setelah tepat di depan Aleta melongo tak percaya. Dugaannya benar.
"Sam.." Panggil Aleta membuat Samudra maupun cewek yang ada disebelahnya menengok kearah Aleta.
♥♡♥
See you the next part
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETA
Fiksi Remaja[END] Selamat berimajinasi untuk hubungan Aleta dan Samudra. Copyright, 2017.