"Dimana-mana yang utama gak boleh kalah sama orang ketiga." -Aleta
__________________________"Sam.." Panggil Aleta membuat Samudra maupun cewek yang ada disebelahnya menengok kearah Aleta.
Aleta tidak langsung pergi, ia malah penasaran dengan cewek itu. Sedangkan Samudra diam saja.
Aleta memasang mimik sedih. "Sam, ayo pulang!" Aleta menarik lengan Samudra.
"Eh, apaan nih! Gak bisa gitu dong, Kak Sam kan kesini sama Kay." Satu tangannya lagi ditarik oleh cewek itu, membuat Aleta jadi berhenti.
"Heloowww! Lo siapa?" Aleta memutar bola matanya malas.
"Oh mau kenalan sama gue?" Balas Kanya sinis.
Samudra jadi malu sendiri, Aleta dan Kanya benar-benar seperti anak kecil.
"Ta, udah Ta ngalah."
"Apaan? Masa gue yang harus ngalah?! Dimana-mana yang utama gak boleh kalah sama orang ketiga!" Aleta melotot tajam pada Kanya.
"Nama gue Kanya panggil aja Kay, tadi ngajak kenalan, kan?"
"Satu lagi, gue bukan orang ketiga!" Kanya tidak terima diperlakukan seperti itu oleh Aleta. Apalagi dengan sebutan orang ketiga, terlalu sensitif di telinganya.
"Bodoamat! Gue gak per-du-li!"
Daripada mempermalukan lebih dalam lagi, lebih baik Samudra membawa dua orang itu pergi dari sana.
-----
"Duduk!" titah Samudra pada dua orang itu.
Aleta memang sudah duduk, tapi Kanya menolaknya. Karena tidak mau duduk di sebelah Aleta. Sedangkan Samudra melarang Kanya duduk disebelahya.
Mereka masih berada di mall itu, hanya saja Samudra membawanya ke restaurant.
"Kay gak mau satu meja sama dia, Kak!"
"Kay.. Jangan bantah."
"Iya iya!" Akhirnya Kanya menurut duduk di samping Aleta.
Memang terlihat canggung. Samudra juga tidak akan menyalahkan salah satunya. Karena ia juga tahu ini salahnya. Pertemuan buruk yang tidak Samudra sangka.
"Ta, lo ngapain disini?"
"Lo selingkuh sama berondong?" tanya Aleta balik.
"Jawab dulu pertanyaan gue."
"Nemenin Syifa weekend." Aleta mengeluarkan novelnya dari dalam tas, sebagai bukti. "Tuh habis beli novel, jujur kan gue!" Ucapnya dengan nada tinggi.
Samudra harus tetap sabar, bukan saatnya untuk marah. Karena ini juga bukan sepenuhnya salah Aleta.
"Mana Syifa? Lo sendirian." Balas Samudra datar.
"Lagi ngumpul di mujigae, kalau gak percaya kesana aja, kalau kesana gak ada tanya Sonya aja, tadi ada dia. Puas!"
Samudra menghela nafas, kemudian mengangguk. "Belum."
"Bodoamat, gue cape ditanya-tanya tanpa di bayar!"
"Dasar matre." Cibir Kanya.
Samudra tahu Aleta hanya bercanda, Samudra juga tidak akan menyalahkan Kanya karena dia belum kenal dekat dengan Aleta.
"Dasar pelakor." Balas Aleta melirik Kanya sekilas.
"Eh, maksud lo apa?!"
"Emang bener kan kenyataannya gitu! Lo pe-la-kor!"

KAMU SEDANG MEMBACA
ALETA
Novela Juvenil[END] Selamat berimajinasi untuk hubungan Aleta dan Samudra. Copyright, 2017.