TWENTY FOURTH : FAKE

2.2K 99 0
                                    

_______________________________

"Gimana caranya?"

"Caranya.." Sonya berpikir, namun tidak ada ide yang masuk diotaknya sama sekali "Ya... Lo pikirin sendirilah,"

"Gue lupa nanya, kok bisa lo disini?"

"Disuruh Sam," 

Aleta menyerngit heran kemudian terkekeh "Sam?"

Sonya mengangguk. Dijeda beberapa menit, kemudian Sonya tertawa.

"Kenapa?" Aleta menaikkan sebelah alisnya.

"Gak, lucu aja. Gue bercanda kok, Sam nggak nyuruh gue, gue tadi mau ke toilet pas lewat gak sengaja lihat kalian berantem yaudah nguping." Jujur Sonya diselingi kekehannya

Kalau lo bukan sepupu Sam, udah gue buat jadi perkedel sekarang juga.

Aleta sedikit malu, padahal tadi ia sudah senang setengah mati dihadapan Sonya. Tapi kenyataannya tidak seperti yang dia dengar barusan.

Aleta mengangguk berusaha memahami keadaan.

"Yaudah, kalau gitu gue mau ke toilet abis itu balik lagi ke kelas," Sonya bangkit dari bangkunya "Bye Ta.." kemudian tersenyum lalu berjalan keluar kelas.

-----

Aleta tidak ingin persahabatannya dengan Syifa rusak tanpa sebab, maka dari itu sejak bel pulang berbunyi ia terus membuntuti Syifa. Karena di kelas jelas tidak bisa, Syifa malah tiba-tiba pindah tempat duduk di belakang.

"Syif, maafin gue atuh."

Syifa bergeming masih terus melangkahkan kakinya.

"Gue tahu gue egois."

"Maafin gue ya?"

Syifa masih bergeming, sepertinya enggan untuk merespon.

"Oke deh, lo mau apa? Gue bakal turutin."

"Lo mau es krim? Ayo, gue yang traktir,"

"Lo mau susu beruang? Atau lo mau beruangnya langsung? Biar setiap hari bisa menghasilkan susu favorit lo,"

"Lo mau apa Syif? Ngomong dong jangan diemin gue terus." 

Syifa sebenarnya tak tega, tapi ia ingin tahu sampai mana Aleta merajuknya.

"Gue tahu, lo pasti mau lampu yang ada logo EXO kan? Gue beliin Syif, lo mau berapa? Sepuluh? Duapuluh? Asal lo mau ngomong sama gue,"

Syifa berhenti berjalan dan diikuti Aleta, kemudia berbalik menatap Aleta sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Lightstick EXO, Aleta.."

"Ya, intinya itu, gue mana tahu. Kan lo nunjukin di hape doang waktu itu, lo bilang bisa nyala kayak lampu,"

Syifa manggut-manggut kemudian menarik satu sudut bibirnya keatas. "Yakin mau beliin gue lightstick?"

"Lima es krim aja gue jabanin masa satu lightstick doang gak kebeli."

"Gue nggak yakin, soalnya sampai sekarang aja gue belum punya."

"Kenapa?"

"Uangnya kurang terus."

"Yaudah gue beliin, asal lo gak marah lagi."

"Bener, nih?"

"Tapi, gue nggak tahu belinya dimana?"

"Gue, ada online shop nya,"

"Oke, berapa Syif?"

"Apanya?"

"Harganyalah, kan pake duit gue."

Jadi, dia belum tahu harganya?

"Cek google."

Sedikit penasaran dan butuh, Aleta menurut mengambil ponsel disakunya lalu me-unlock dan menelusuri pencarian di internet.

Sungguh, ini bukan main Rp575.000 harus mendapatkan uang itu dari mana? Pantas saja Syifa tidak bisa membelinya, jelas lumayan mahal bagi kantong pelajar.

Aleta mendongkakan kepala menatap Syifa yang sedang memainkan ponselnya.

"Udah ketemu? Mau beliin gue berapa Ta? Nih udah gue chat online shop nya via line."

Mampus.

"Syif, lo nggak pa-pa deh marah lagi aja sama gue, seterusnya sampai besok, sampai minggu depan juga nggak pa-pa." Aleta nyengir kuda "Gue gak sanggup, bye Syifa.." ucapnya sambil berjalan terburu-buru meninggalkan Syifa yang mematung.

"Kebanyakan renang sih, lo. Jadi banyak gaya kan." Syifa tertawa puas, setelah sudah tidak ada lagi jejak Aleta.

♥♡♥

See you the next part

ALETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang