"Kamu tidak memberi tahu dimana letak kesalahanku. Jadi, bagaimana caraku memperbaiki semuanya?" -Aleta
________________________________
Ternyata Angga tidak mengingkari janjinya, pagi ini dia benar-benar kerumah Aleta untuk pergi ke sekolah bersama.
Tok.. Tok... Tok..
Yang membukakan pintu adalah wanita paruh baya terlihat masih cantik dan rapih yang Angga kenal adalah mama Aleta.
"Assalammualaikum tanteh.." sapa Angga dengan senyum manis dan sesopan mungkin lalu mencium tangan Sarah.
"Waalaikumsalam.." Sarah tersenyum hangat untuk menyambutnya "Cari Aleta ya?"
"Iya tan, Aleta-nya ada?"
"Ada, lagi sarapan.. ayo masuk," ajak Sarah masih dengan senyuman manisnya.
"Nggak pa-pa tan, Angga tunggu disini aja.." Angga merasa tidak enak, karena ini masih pagi dan wajar saja jika Aleta sedang sarapan dengan keluarganya.
"Masa tunggu diluar? Gak enak lho dilihat tetangga?"
"Nggak enak tanteh, takut ganggu hehe.."
Sarah mengangguk mengerti "Sebentar ya tanteh panggilkan dulu.." kemudian Sarah berjalan masuk dan menemui Aleta yang masih sarapan di meja makan. "Angga nungguin di depan," setelah itu Sarah duduk kembali dihadapan Aleta.
"Ekhmmm.. Angga? Ada apa nih?" goda Arka yang melihat Aleta salah tingkah.
"Kenapa nggak disuruh masuk ma?" tanya Rahman yang matanya sedang membaca koran sambil menyeruput kopi buatan Sarah.
"Nggak mau, takut ganggu katanya.." jujur Sarah sambil menatap puterinya yang sedang merunduk fokus memakan roti.
"Waahhh.. Aleta udah main belakang nih pa,"
"Ma-main belakang gimana?! Orang Aleta gak punya hubungan apa-apa sama Angga!"
Arka dan Rahman sudah tahu jika Aleta tidak amnesia, karena pas di kantin rumah sakit Sarah sudah cerita. Awalnya Aleta tidak setuju atas pengakuan Sarah tapi mau bagaimana? Mereka Papa dan kakak Aleta, jelas berhak mengetahui yang sebenarnya.
"Ngeles aja lo kayak bajaj,"
Tanpa mendengarkan mulut mercon Arka, Aleta langsung mencium tangan Sarah dan Rahman. "Assalammualaikum.."
"Waalaikumsalam.." jawab Sarah dan Rahman bersamaan.
"Eh ke gue nggak?" kata Arka yang menyodorkan tangannya.
Aleta melirik Arka sekilas lalu mengibaskan rambutnya yang terurai dihadapan Arka kemudian berjalan keluar dari rumahnya. "Astagfirullahaladzim.. dasar geblek,"
-----
Pikiran Samudra saat ini sedang kacau, ditambah Sandi yang selalu memintanya jadi pembisnis seperti dirinya.
Pemandangan apalagi ini? Membuat otak semakin runyam saja, masih pagi sudah ada pertunjukan romantis.
Samudra sebisa mungkin melewati jalan Aleta dan Angga yang sedang asik berbincang-bincang sambil tertawa ria dikoridor.
"Baru datang Sam?" tanya Angga membuat Samudra menghentikan langkahnya dengan menoleh sekilas kearah Angga.
"Hm.." Samudra mengangguk tersenyum lalu melanjutkan langkahnya kembali hingga ke kelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALETA
Teen Fiction[END] Selamat berimajinasi untuk hubungan Aleta dan Samudra. Copyright, 2017.