TWENTIETH : TRUTH OR DARE?

2.8K 115 0
                                    

____________________________







Sedikit merasa risi, jika kemana-mana dibuntuti oleh Angga karena alasannya adalah pacar. Aleta jadi tidak punya banyak waktu dengan Syifa.

Sekarang ini kantin cukup ramai, Syifa sedang mencatat atau lebih tepatnya menyalin tugas dari buku Aleta, sedangkan Aleta sedang makan bersama Angga di kantin.

Tidak tahu kenapa, Aleta selalu merasa bersalah atas kebohongannya, merasa gelisah dan tidak tenang.

Aleta melihat Samudra, Reza dan siswi baru itu dari penjuru kantin, sepertinya akan menghampiri Angga kesini,

kesini?

Samudra bukan tipikal cowok yang mudah menyukai cewek, setahu Aleta begitu. Lalu, dia siapa?

"Angga.." sapa Sonya yang langsung duduk dihadapan Angga, disamping Samudra.

"Makan sama pacar Ga?" tanya Samudra yang terdengar biasa saja. Mata Samudra hanya fokus pada orang yang ada dihadapannya, Aleta.

Angga hanya tersenyum menanggapinya.

Reza memilih duduk disamping Aleta. Reza mulai melakukan aksinya, menggebrak-gebrak meja sambil berteriak. "BAKSO TIGA MANGKOK ES JERUK TIGA," Samudra memberi tatapan tajam pada Reza, membuat Reza hanya nyengir kuda.

Tak lama pesanan mereka datang, "Berisik aja lo, ganggu ketenangan orang!" kata Mbak Asri yang membawa nampan sambil menaruh bakso, dan es jeruk yang dibawanya ke meja.

"Matiin aja mbak, stress dia mah," balas Sonya terkekeh.

"Gue lapar mbak, nggak kuat dede diperut udah nendang-nendang."

"Najis!"

"Yang bayar si Angga ya mbak,"

"Jangan ngutang!"

"Nggak mbak, gue kan gak punya kutang!"

Mbak Asri hanya geleng-geleng kepala, lalu kembali ketempatnya.

"Gue lagi yang kena," Angga menghela nafas, kalau saja tidak dihalangi Aleta, mungkin Reza sudah habis jadi perkedel.

"Itung-itung pajak bahagia Ga," kata Reza sambil memasukan potongan bakso kedalam mulutnya.

Sonya mengulurkan tangannya pada Aleta. "Gue Sonya,"

Tanpa menunggu lama Aleta membalas uluran tangan itu. "Aleta,"

"Mmm.. Lo udah berapa lama jadi pacar Angga?" semua menatap Sonya seakan tak percaya, termasuk Samudra yang memberi tatapan paling tajam. Tapi sayangnya Sonya tidak memperdulikan itu.

"Nggak tahu," jujur Aleta "Lo juga lagi pendekatan sama Sam ya?" kini semua menghentikan aktivitasnya kecuali Reza yang terlalu sibuk dengan baksonya.

Sonya tertawa, lucu ketika semua orang benar-benar menganggap mereka pacaran. "Gue? sama Sam?" Aleta mengangguk, "Gue itu sepupu Sam, mana mungkin jadi pacarnya, punya perasaan ke dia aja nggak,"

Jadi, Aleta masih punya kesempatan? Ah, syukurlah hatinya sangat lega.

Tapi Aleta hanya mengangguk biasa, tanpa menunjukkan ekspresi bahagianya.

"Kita jadi teman ya Aleta? Gue bakal cerita banyak tentang kepribadian gue, dan lo juga harus cerita balik tentang kepribadian lo," Aleta mengangguk.

Aleta senang, karena Sonya tidak seperti yang dia pikir.

Suasana hening kembali, membuat Sonya jengah. Jika Aleta tidak berpura-pura amnesia pasti dirinyalah yang akan banyak membuka obrolan.

Sonya menyimpan botol bekas air mineral ditengah-tengah meja mereka, tanpa menunggu menjelaskan dia memutar botol itu sendiri dan tutupnya mengarah pada Angga. "Truth or Dare?" tawar Sonya langsung tanpa menunggu persetujuan siapapun.

Cowok yang ada disampingnya hanya menggeleng kepala lalu menjitak Sonya "Dasar sepupu idiot!"

Sonya yang merasa tak terima menjitak balik Samudra "Dasar sepupu tolol," 

Mendengar itu Aleta sampai mengerjap-ngerjapkan mata tak percaya. Apa seperti itu kelakuan saudara lelaki dan perempuan? Apa seperti itu rasanya mempunyai sepupu berlawan jenis? Ah, Aleta yang mempunyai kakak lelaki saja tidak sampai seharmonis itu. Pantaskah kelakuan seperti itu disebut harmonis?

Lupakan! Kembali keawal.

Kini, Sonya sudah mengarah lagi pada Angga yang masih diam tidak bersuara "Angga, ih!"

"Hm?" Angga menaikkan sebelah alisnya, tertanda menanyakan apa maksud Sonya melakukan permainan ini?

Sonya menyeringai melihat semuanya kebingungan "Ya.. Abisnya gue bete! Gabung sama kalian kayak gabung sama patung, diem terus,"

Angga masih diam tidak menjawab. "Angga, ih!" Sonya memberi tatapan tajamnya pada Angga, lelah rasanya berbica Berbicara dengan orang bisu. "Truth or Dare?!"

"Dare!" Suara lantang itu membangunkan mata semuanya, namun bukan dari mulut Angga melainkan Aleta yang ada disampingnya "Dare, Angga pilih Dare!"

Angga melemparkan tatapan heran pada Aleta, yang Angga lihat Aleta hanya balas senyum tanpa rasa bersalah.

Sonya tidak perduli, bodoamat siapa yang menjawab, intinya yang sedang dia ajukan pilihan adalah Angga, bukan Aleta ataupun yang lainnya.

"Cium tangan gue selama satu menit," titah Sonya tanpa berekspresi apapun.

Bagaimana dengan Aleta? Tentu, Aleta tidak merasa keberatan. Jelas, karena dia tidak mau main perasaan dengan Angga. Aleta hanya berekspresi datar.

Berbeda dengan Angga, Samudra, dan Reza yang melotot tidak percaya. Itu suruhan terbodoh untuk seorang teman.

"Kenapa?" Sonya menatap mereka semua satu-persatu. "Jangan main perasaan, ini hanya permainan." Seru Sonya kemudian terkekeh kecil.

Sonya mulai mengulurkan tangannya didepan Angga. "Lo pilih Dare, kan?" Sonya tahu dia sedang tidak waras, tapi sebenarnya ini hanya untuk menguji perasaan Aleta.

Melihat ekspresi Aleta biasa saja, Sonya semakin yakin kalau Aleta tidak benar-benar mencintai Angga "Cium tangan gue selama satu menit," titah Sonya, lagi.

Angga melirik Aleta sekilas, disana tidak ada ekspresi terkejut sama sekali. Angga pikir sepertinya Aleta benar-benar tidak membuka hati untuknya. Percuma saja Angga mempertahankan orang yang selalu mengabaikannya, bukan?

Angga meraih tangan Sonya lalu menundukkan wajahnya perlahan, dia menutup mata dan mulai mencium tangan Sonya cukup lama, sesuai dengan Dare yang diberikan Sonya "selama 1 menit".

Hawa panas melanda dipipi Sonya, tidak pernah dia sangka bahwa Angga akan melakukannya meski jauh dari kata tulus, tapi Sonya tetap bahagia, karena ini, nyata.

Dari awal Angga mencium tangan Sonya, dia juga menghitung dalam hati. Hingga hitungan ke-60 ia hentikan kemudian menenggakan kepalanya kembali seperti semula.

♥♡♥



See you the next part

ALETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang