Tanggal merah kali ini sih rencana Aleta dan lainnya akan pergi liburan bersama.
Aleta inginnya camping di tengah hutan, tapi tidak ada yang setuju. Yang lainnya ingin liburan ke pantai. Mau tidak mau Aleta harus ikut.
Di sepanjang perjalanan mulut Joko tak henti-hentinya bernyanyi.
Awalnya mereka ke pantai hanya berenam, tapi tiba-tiba saja Angga mengajak Joko.
Kan gak enak juga kalau Syifa bilang ogah atau gak jadi ikut.
Di depan ada Angga yang menyetir dan disampingnya adalah Samudra. Sedangkan dibelakangnya ada Joko dan Reza, yang paling belakang lagi ada Aleta, Syifa dan Sonya.
"POTONG BEBEK ANG..."
"Berisik Joko! Gue sumpel nih mulut lo!" Aleta sudah mencoba sabar daritadi. Tapi kali ini Joko sudah membuat kepalanya sakit.
"Jangan gitu ah nanti bisa-bisa lo naksir gue lagi!" Joko makin tertawa melihat wajah Aleta makin merah.
"Joko.." panggil Sam sengaja ditekankan.
"Siap bossku!"
-----
Perjalanan selama berjam-jam sudah mereka tempuh hingga akhirnya sampai di tempat tujuan.
Sonya sangat ingin sekali membuat tenda di pinggir pantai. Tidak tahu kenapa pasti rasanya menyenangkan.
Bukannya ia tidak mampu untuk menyewa hotel, tapi tidur di tenda rasanya lebih menyenangkan.
Tenda yang mereka buat hanya dua. Tenda pertama untuk laki-laki dan tenda kedua untuk perempuan.
"Gimana kalau nanti malam bakar-bakaran?" Tanya Angga pada semuanya.
"Kalau ngomong yang jelas sat!" Reza jadi gemas sendiri mendengar ucapan Angga yang setengah-setengah.
"Santai ae bangke! Maksud gue bakar ikan atau bakar jagung atau bakar tenda cewek juga gak pa-pa, biar nanti malam mereka tidur bareng di tenda kita, ye gak?" Angga tertawa melihat cewek-cewek yang mungkin sebentar lagi akan meledak jika mereka adalah bom.
"Ena tuh." Balas Joko tertawa
"Kampret lo berdua!" Syifa sudah siap melayangkan tinjuannya kalau saja posisi mereka sangat dekat.
Reza menggeleng "Eleuh eleuh inget dosa bwang dosa."
"Kalau jadi ajak-ajak gue yak?" lanjut Reza.
Sonya memukul kepala Reza "Samanya bangke!"
Samudra bangun sambil menarik tangan Aleta.
"Kemana?"
"Ikut gue!"
Aleta mengangguk kemudian berdiri.
"Hadeehhh couple old mah beda." sindir Joko membuat yang lainnya berdeham seperti menyetujui.
Aleta mengikuti Samudra yang sudah jalan terlebih dahulu. Sebenarnya Samudra akan membawanya kemana, sih? Kenapa rasanya jauh sekali dari tenda.
"Sam, kita mau kemana? Ini udah jauh banget dari tenda."
Mendengar Aleta mengeluh, akhirnya Samudra berhenti dan berbalik menghadap Aleta yang juga ikut berhenti.
"Lo cape?"
Aleta mengangguk. "Emang mau kemana sih?"
"Liat Sunset."
"Kapan?"
Samudra tersenyum. "Sebentar lagi, tunggu aja."
Aleta diam menatap lurus ke depan sambil menunggu sunset.
"Tau gak?"
Aleta menggeleng membuat Samudra mengacak rambut Aleta gemas.
Aleta masih diam, memberi kesempatan Samudra untuk melanjutkannya.
"Gue gak mau kehilangan lo lagi."
Aleta berbalik menghadap ke samping. Mata teduh Samudra membuatnya nyaman dalam keadaan apapun.
Matahari sudah mulai terbenam.
Melihat Samudra tersenyum sangat manis, Aleta juga mengembangkan senyumnya. Rasanya senang bisa terus bersama orang yang kita cintai.
Samudra menarik Aleta agar dekat dengannya lalu merangkul Aleta sambil melihat sunset.
"Gue janji gak akan berbuat kasar lagi sama lo, gue gak akan tinggalin lo lagi Ta, gue janji."
Aleta masih mengulum senyumnya lalu mengangguk disandaran Samudra "Gue pegang janji lo, Samudra.."
"Cantik." Puji Samudra sambil mencium puncak kepala Aleta.
Aleta tersipu malu lalu melingkarkan tangannya di pinggang Samudra.
Samudra mengelus-elus rambut Aleta sangat lembut. "Tau gak?"
"Apa?" Aleta mendongak menatap Samudra yang juga sedang menatapnya.
"I Love You, Aleta."
----------
TAMAT
----------.
.Terimakasih untuk semua yang selalu membaca cerita pertamaku dari awal sampai akhir, maaf jika akhir cerita ini tidak sesuai harapan kalian. Once again, thankyou so much for all readers💕
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETA
Fiksi Remaja[END] Selamat berimajinasi untuk hubungan Aleta dan Samudra. Copyright, 2017.