TWENTY FIRST : I LOVE YOU

2.9K 137 1
                                    

"Aku yang akan kembali, dan menggenggam tanganmu" -Samudra

____________________________




"Syifa, gue udah gak kuat," wajahnya yang memelas bikin Syifa menyerngit heran "Gue kangen Samudra, gue kangen, gue udah gak kuat, gue gak bisa lagi jalanin peran bodoh ini," Aleta mengumpat dirinya sendiri.

Jika Aleta tahu perannya akan berdampak seburuk ini, dia tidak akan rela berpura-pura menjadi cewek amnesia, cewek pendiam, cewek bodoh. Ah, benar ia sangat bodoh sekarang!

"Ya udah, sana gih kelapangan," Syifa jengah mendengar sahabatnya menyesal, menyesal, dan menyesal. Aleta memang bodoh dan ceroboh, Syifa akui itu. Tapi Syifa juga kesal karena Aleta sangat cantik dan manis.

"Kok, lapangan?" kadang berbicara dengan Syifa harus mempunyai tenaga ekstra untuk menghadapi omongannya yang setengah-setengah.

"Lo teriak sepuas lo, biar orangnya denger sekalian!"

Aleta tersenyum "Ide bagus,"

Benarkan apa yang Syifa bilang? Aleta memang kadang-kadang bodoh dan ceroboh! Tidak pernah berpikir dua kali dalam mengambil keputusan.

"Bego," Aleta menoyor kepala Syifa "Itu namanya gue cari mati!" Ah, ternyata Aleta masih waras.

"Yeh.. udah gue kasih saran juga,"

"Sekarang, gue harus gimana? Gue kangen berat ini teh, gak bisa ditunda, sangat kangen, sangat-sangat,"

"Lebay lo cabe!"

"Lo gak ngerasain jablay," Aleta mengetuk jari-jari tangannya di dagu, wajahnya nampak berpikir "Ah, gue tahu!" kemudian berjalan keluar kelas tanpa memperdulikan Syifa

"ALETA, LO MAU KEMANA? EH ANJIR JANGAN BIKIN MASALAH.." Syifa jadi gemas sendiri, Aleta pasti sedang merencanakan sesuatu.

-----

Aleta
Please kesini, gue butuh teman

Satu pesan itu belum juga Samudra balas, dia terlalu kaget dan membaca ulang, heran, ketika seseorang sedang amnesia apa dia ingat pada masa lalunya?

Aleta
Rooftop

Ini, benar Aleta kan? Ini gak salah kan? Aleta benar mengirim chat pada Samudra? Iya kan? Tapi, alasannya apa? Kemana Angga? Apa ini ada hubungannya juga, dengan Angga?

Banyak sekali pertanyaan yang melanda Samudra, lebih baik ia simpan dulu. Samudra harus menemui Aleta, karena sifat penasaran cowok itu. Ada apa dengan Aleta?

Ah, shit! Samudra baru ingat, apa karena kejadian di kantin tadi?

-----

Menunggu Samudra, seperti menunggu antrian kartu kereta, lama sekali.

Untung Aleta sayang, coba kalau nggak? Udah Aleta tendang dari sini juga!

Suara langkah kaki terdengar jelas, Aleta membalikan badannya, kemudian tersenyum ketika melihat sosok yang sangat ia rindukan sudah berdiri dihadapannya.

Samudra masih diam, memperhatikan Aleta yang saat ini tersenyum, dan harus Samudra akui, itu sangat manis.

"Hai, Sam,"

Ingin sekali rasanya Samudra membalas senyuman itu, dia takut, takut Aleta pergi lagi. Tapi sebisa mungkin Samudra urugkan niatnya, mengingat sekarang pacar Aleta adalah Angga, bukan Samudra.

"Ada apa?" Samudra bukan tipe orang yang suka berbasa-basi.

"Gak boleh ya, nyapa lo?" aduh Aleta tolong, jangan buat tembok pembatas di diri Samudra hancur.

"Gue gak suka basa-basi," suara Samudra begitu dingin dan tidak bersahabat.

"Gue mau minta maaf,"

"Untuk apa?"

"Karena, gue kangen sama lo," Samudra mematung, kenapa Aleta begitu mudah mengucapkan kata itu. "Sam, kenapa lo tega kasih gue ke Angga? Lo pikir gue barang operan?!"

Barang operan? Apa maksud Aleta? Samudra sama sekali tidak berpikir sampai sejauh itu.

"Maaf, karena gue pura-pura amnesia.."

"Gue udah tahu," Samudra berbohong, padahal dia baru mengetahuinya sekarang, sebenarnya Samudra pun kaget, tapi dia ingin terlihat biasa saja.

Suara dingin itu menusuk ditelinga Aleta.

Jangan nangis Ta, jangan nangis.. Sam, masih sayang kok sama lo, tenang aja.. Suara hati Aleta sangat membantu.

"Sejak kapan?"

"Gak usah basa-basi, tujuan lo cari gue untuk apa?"

Samudra memang keras kepala, dia pikir menunggu sendiri di rooftop enak?

"Sampai kapapun gue gak akan pernah bisa benci sama lo!" Aleta mengambil kedua tangan Samudra, dan Samudra diam saja seperti mengizinkan kedua tangannya digenggam Aleta "Gue sayang sama lo, Sam.." Apa lo gak bisa merasakan itu?

Samudra bungkam, apa yang harus dia jawab? Kalau dia mengatakan yang sejujurnya, itu pasti akan berdampak buruk hubungan pertemanannya dengan Angga.

"Pokoknya, lo masih tetap pacar gue Sam, selama lo belum bilang kita putus!"

Baru saja Samudra ingin bicara, tapi Aleta seperti tidak membiarkannya "Kalau lo mau putusin gue, putusin gue di lapangan, sekarang juga! Biar semuanya jelas! Itukan yang lo mau?!"

Samudra perlahan melepaskan tangannya dari genggaman Aleta. "Jangan pernah lebih dulu genggam tangan gue,"

Samudra maju beberapa langkah hanya menyisakan satu jengkal diantara mereka. Dia meraih kedua tangan Aleta kembali, kemudian menciumnya.

Cup

"I love you," ucap Samudra setengah berbisik, namun Aleta juga dapat mendengarnya jelas karena jarak mereka sangat dekat.

Barusan apa? Sam cium tangan gue terus bilang I love you? Ah, serius kah? Ini bukan mimpi, kan?

Aleta shock tidak menyangka, Samudra memang membuatnya gila! Kadang menyebalkan tapi sangat manis.

Samudra kembali menaruh tangan Aleta seperti semula, kali ini kedua tangan Samudra menyentuh pipi Aleta. Aleta yang masih merasakan itu masih diam tidak bergerak.

"Jangan kejar gue, lo nggak akan sanggup,"

"Kalau gak dikejar, gimana caranya gue bisa disamping lo?"

"Gue yang akan kembali, dan genggam tangan lo,"

Samudra memang racun mematikan, kadang tingkahnya membuat Aleta benar-benar tidak bisa bernafas.

♥♡♥

Part spesial buat yang kangen Aleta dan Samudra

See you the next part

ALETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang