5. Satu Permintaan

465 26 1
                                    

Disinilah aku, memandang dengan aneh diriku sendiri di cermin. Rok kotak-kotak pendek, kaus kaki hitam selutut dan rompi dengan lambang bunga teratai SHINWA di bagian kiri. Apa aku sudah terlihat seperti orang Korea? Atau mungkin aku harus pakai kontak lensa berwarna hitam agar lebih meyakinkan? Sudahlah, aku sudah menghabiskan banyak waktu di depan cermin, bisa-bisa aku terlambat di hari pertamaku sekolah.

Aku segera menyambar tas coklatku dan berjalan cepat keluar kamar. Setelah menuruni tangga aku langsung mencari Ibu, ingin mengejutkanya dengan seragam baruku ini. Tapi ketika aku berada di lantai bawah aku hanya melihat pelayan-pelayan yang sibuk membersihkan rumah yang sudah terlewat bersih ini. Jadi aku berjalan menuju meja makan dan ternyata hanya terdapat Juno disana. Ia sedang sibuk dengan makanannya yang sudah hampir habis itu, aku juga dapat melihat seragam biru yang ia kenakan, kami sama-sama akan berangkat sekolah. Lalu kemana Ibu?

Aku berjalan mendekati meja makan, ternyata piringku sudah terisi dengan sarapan dan susu yang melengkapi disampingnya. Dengan tenang aku duduk sambil memandangi sarapanku itu, kemudian melirik Juno yang menghabiskan sarapannya dalam diam. Tidak, aku tidak berpikir untuk bertanya kepadanya tentang dimana Ibu atau siapa yang menyiapkanku sarapan. Itu akan mempermalukan diriku sendiri karena ia tidak mungkin menjawab apa lagi memandangku.

Setelah menghela napas aku dapat melihat sebuah kartu putih didekat piringku. Ada tulisan disana.

Good morning Ana, maaf Mom tidak bisa menemani  dihari pertamamu sekolah. Aku harus menemani Teo Joong keluar kota untuk rapat besar, kemungkinan Mom akan pulang lusa. Maaf Mom lupa memberitahumu semalam tapi Mom sudah siapkan sarapan untukmu, semoga hari pertamamu menyenangkan.

Lot of love

Mom,

Aku menatap kartu itu sedih. Haruskah aku berbagi kebahagiaanku pada robot kecil dihadapanku ini? Ibu tega sekali.

Beberapa menit setelah selesai sarapan aku dan Juno menuju halaman rumah, disana terdapat dua mobil yang sudah menyala. Aku mengerutkan kening kemudian berjalan mendahului Juno.

“kita akan menggunakan dua mobil?” tanyaku sambil menghalangi langkah Juno. Dia mentapku sekilas kemudian berjalan melewatiku. “kita bisa gunakan satu mobil saja, kan? bukannya sekolah kita tidak begitu jauh? Itu akan menghemat” seruku pada Juno yang terus berjalan kemudian masuk kedalam mobil. Aku juga ikut berjalan kearah mobil tapi mobil silver itu malah berjalan dan meninggalkanku yang sekarang sudah tercengang.

Aku menyentuh keningku tak percaya. Ini sudah kesekian kalinya aku berusaha bersikap baik tapi Juno tidak pernah mau menghargai itu. Baiklah kalau ia juga ikut mengibarkan bendera perang padaku, itu tidak masalah. Sekali lagi, itu tidak masalah!

“Nona, mobilnya sudah siap” ucap seorang supir yang menghampiriku. Aku masih mengendus kesal tapi kemudian aku teringat Taemin, suara air dari rumah sebelah membuatku berpikir kalau itu Taemin yang sedang menyiram tanaman.

“keluarkan saja mobilnya, aku ingin bertemu Taemin sebentar” setelah mengangguk paham supir itu masuk ke dalam mobil dan aku berjalan ke luar rumah. Aku mengintip sebentar dari pintu gerbang rumahnya, ternyata Taemin tidak sedang menyiram tanaman, tapi sedang menyuci motornya.

Anabelle & The Golden Compass Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang