Pintu museum itu terbuka begitu saja saat aku dan sekretaris Lee mendekat, terlihat tidak terkunci. Aku melirik sekilas kearah sekretaris Lee yang berjalan tenang, wajahnya yang terlihat ramah dan pancaran matanya yang lembut membuat ia terlihat berbeda diantara para immortal yang lain. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana nanti jika ia sudah berubah menjadi vampir seutuhnya. Matanya akan memerah seperti orang yang sakit mata, kulitnya akan mengelupas seperti orang yang terkena penyakit kulit, ia tidak akan pernah tersenyum ramah lagi karena bibirnya terlanjur kering dan akan membuat bibirnya luka jika terlalu lebar menariknya. Bahayangan itu membuatku bergidik ngeri, bagaimana anak immortal bisa hidup tenang saat mereka tahu suatu saat mereka akan berubah menjadi mayat hidup yang buruk rupa, selamanya.
Tidak lama kami sudah sampai di depan museum. Aku kira hari sudah sangat terik atau setidaknya sudah terlihat matahari yang mengintip malu-malu namun aku terkejut melihat hari masih gelap.
"Jam berapa ini?" Gumamku yang di tanggapi Sekretaris Lee.
"Jam lima" aku menganga tidak percaya.
"Dan jam berapa kita keluar dari Peru?"
"Sekitar jam tiga" jawabannya membuatku mual. Pantas saja ketika aku sarapan perutku terasa aneh meski aku tetap makan seperti orang kerasukan.
Aku hanya tidur dua jam tapi tidak ada rasa kantuk kecuali saat aku benar-benar berkonstentrasi dengan apa yang harus aku rasakan.
Sekretaris Lee menatapku saat aku mengusap kepalaku.
"Kau baik-baik saja?" Ia memiringkan kepalanya "kita harus bergegas, mereka sudah menunggu" ia memberitahu. Aku tidak tahu siapa yang disebut mereka namun aku mengikuti langkahnya untuk menuruni tangga dan menuju gerbang museum.
Disana, aku melihat orang yang tidak asing berdiri bersandar pada motor besarnya, rambutnya cepak berwarna coklat keemasan dan tubuhnya kurus namun tetap gagah, meski gelap masih mengelilingi kami tapi aku dapat melihat pipinya mengembang ketika aku datang.
Aku mempercepat langkahku dan memastikan itu benar-benar Lu Han. Aku mendekat kearahnya dan rasa senang sekaligus lega terasa didadaku. Baru aku ingin menyapanya seseorang mendahuluiku.
"Hi, Ana" Xiumin disana menyambutku dan memotong pandanganku ke Luhan.
"Halo, kau mengagetkanku Xiumin" dia tersenyum sambil mengangkat bahu.
"Kalau dia tidak begitu kau tidak akan tahu kalau kami juga berada disini, selain Lu Han" Chen menjelaskan membuatku tersenyum tidak enak, entah mengapa aku memang hanya melihat Lu Han disana dan tidak menyadari saudara-saudaranya juga berkumpul disisinya.
Aku mengintip ekspresi Lu Han dari balik punggung Xiumin dia memandangku sambil menahan tawa. Hal itu membuatku malu. Tapi tidak lama kemudian bahunya menegang, aku sadar sekretaris Lee sudah berada disampingku. Tanpa banyak bicara Seketaris Lee mengangkat tasnya dan Xiumin meraihnya, aku melihat gerak-gerik mereka yang aneh, tanpa bicara dan hanya memandang satu sama lain. Saat Xiumin mundur beberapa langkah Luhan terlihat mendekat dan menatap lurus kearah Sekretaris Lee. Tanpa menyapa, tanpa bicara apapun, mereka memandang cukup lama. Tidak lama setelah itu Sekretaris Lee menoleh kearahku.
"Sampai bertemu di Sekolah nanti, Ana" kemudian pergi dengan langkah tenangnya.
"Siapa yang tidak sabar ingin pulang?" suara lembut Lu Han menyadarkanku dan senyumnya mengembang lagi.
Aku balas tersenyum "tentu saja aku" akhirnya kami menaiki motor masing-masing dan aku duduk dibelakang Lu Han ia memberiku helm yang entah mengapa sangat pas untuk kepalaku, sangat nyaman.
Luhan mengendarai motornya dengan cukup cepat namun aku sedikit memprotes untuk memelankan laju motornya. Mungkin ini efek kecelakaan tempo hari, bayangan motor ini akan jatuh atau ditabrak sesuatu melintas dipikiranku membuatku sedikit pusing. Lu Han tidak menanyakan apapun dan dia menuruti keinginanku. Kami sampai dan langit mulai terang meski matahari belum terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anabelle & The Golden Compass
FanfictionCerita ini adalah cerita tentang seorang gadis yang berjuang melawan orang-orang yang ingin membunuhnya cerita selanjutnya bisa baca di bagian sinopsis. Sebenarnya cerita ini adalah bagian pertama dari trilogy Anabelle yaitu the golden compass. Plis...