Hallo...
Ada yang kangen Nadira dan Rendra??
Kalau yang kangen sama aku ada enggak? Ah sudahlah abaikan saja.
Happy Reading...
***
"Selamat malam, Tante," sapa Rendra seraya tersenyum ketika melihat Sandra, ibunda Nadira, yang membukakan pintu untuknya. Saat ini Rendra sedang berada di rumah Nadira untuk menjemput kekasihnya sebelum mereka menghadiri pernikahan sepupu Kevin.
"Selamat malam," jawab Sandra sambil balas tersenyum ketika merasa bahwa wajah tampan itu familier. Ia berusaha mengingat siapa lelaki yang sedang berdiri di depannya. Setelah berhasil mengingat siapa lelaki itu, senyum Sandra terkembang semakin lebar.
"Kamu yang waktu itu ada di pernikahan Nadine itu kan? Yang dikenalkan Nadira sebagai pacarnya?" Tanya Sandra memastikan.
"Iya Tante." Rendra mengangguk malu. Terbayang dibenaknya malam dimana Nadira mengakui dirinya sebagai kekasih di pesta pernikahan adiknya. "Sebelumnya saya minta maaf karena saat itu saya tidak memperkenalkan diri dengan benar," ujar Rendra sambil menundukkan kepalanya sopan.
"Tidak apa-apa, itu bisa kamu lakukan nanti." Sandra mengibaskan tangannya tidak peduli. "Sekarang lebih baik kamu masuk dan menunggu Nadira di dalam," ajak Sandra sambil mempersilahkan Rendra masuk.
Rendra mengangguk dan mulai berjalan memasuki rumah Nadira. Di depannya Sandra berjalan dengan tergesa sambil sesekali memanggil suaminya.
"Pa, itu lelaki yang waktu itu pernah Mama ceritakan. Yang katanya pacarnya Nadira." Sandra berbisik pelan pada suaminya ketika telah sampai di ruang keluarga tempat dimana suaminya sedang asik menonton berita.
Mario mengalihkan pandangannya dari televisi di depannya pada lelaki yang masih berdiri tak jauh dari tempat ia duduk. Memandang Rendra dengan tatapan menilai tanpa mengatakan apa-apa. Membuat Rendra menelan ludah gugup.
"Kok cuma berdiri disitu? Duduk sini aja," ujar Sandra ramah sambil menepuk sofa di sampingnya.
Rendra menurut. Ia memilih duduk di sofa yang berada di depan orang tua Nadira.
"Benar kamu pacar Nadira?" tanya Mario begitu Rendra mendaratkan bokongnya di sofa.
Rendra mengangguk sopan. "Iya Om."
"Siapa nama kamu?"
"Rendra, Om. Narendra Wirakusuma." Rendra menyebutkan nama lengkapnya. "Saya minta maaf karena belum pernah bertemu dengan Om dan Tante secara langsung untuk memperkenalkan diri dengan benar."
"Waktu itu Tante kaget karena tidak menyangka bahwa Nadira akan mengenalkan kekasihnya secara tiba-tiba seperti itu," ungkap Sandra menyuarakan pikirannya. Mengabaikan permintaan maaf Rendra untuk yang kedua kalinya.
Rendra tersenyum maklum, karena dirinya pun sama kagetnya ketika mendengar pengakuan Nadira waktu itu. "Sejujurnya saya juga kaget, Tante. Saat itu Nadira belum memberikan jawaban apa-apa mengenai perasaan saya padanya. Saya tidak menyangka kalau Nadira justru menjawab langsung di depan Tante seperti itu." Rendra menjelaskan jujur.
"Apa pekerjaan kamu?" Pertanyaan bernada datar yang sarat akan unsur interogasi itu jelas berasal dari kepala keluarga di rumah ini.
Rendra mengalihkan pandangannya agar bisa menatap Mario. Ia sudah mempersiapkan diri sejak masih di rumah tadi karena sudah menduga bahwa hal ini akan terjadi. Meskipun sudah pernah menghadapi situasi seperti ini sebelumnya, tapi tetap saja Rendra masih merasakan gugup.

KAMU SEDANG MEMBACA
FATE - Slow Update
RomanceTakdir... Aku tidak suka kata itu. Terlepas dari takdir atau tidak, Kau berada disini sekarang, Disisi ku Narendra Wirakusuma Menikah itu nasib. Mencintai itu takdir. Kau bisa berencana menikah dengan siapa. Tapi kau tak bisa rencanakan cinta mu unt...