Part 27

695 70 11
                                    

Selamat tahun Baru 2018. Semoga tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya.

Apa Resolusi kamu di tahun ini?

Happy Reading...

***

Setelah mengantar Rendra sampai depan pintu, Nadira kembali masuk ke ruang keluarga. Ia menemukan keluarganya masih duduk disana, tak terkecuali Sandi, suami Nadine.

"Mama gak ngerti sama jalan pikiran kamu." Sandra tiba-tiba membuka suara. Membuat Nadira yang sedang berjalan menuju dapur menghentikan langkahnya. Ia menoleh kearah mamanya dan bertanya, "Mama ngomong sama aku?"

"Menurut kamu?" bukannya memberi jawaban, Sandra justru bertanya balik. Membuat Nadira mengerutkan keningnya bingung. Ia memutuskan untuk menghampiri mamanya yang kini menatapnya dengan tatapan, err, kecewa?

"Aku juga gak ngerti kenapa mama tiba-tiba ngomong kaya gitu sama aku." katanya santai sambil menghempaskan bokongnya di sofa yang bersebrangan dengan mamanya.

"Hubungan kamu dengan Rendra, apakah benar-benar serius?"

Nadira semakin bingung ketika mamanya melontarkan pertanyaan random yang justru berhubungan dengan hubungannya dan Rendra. Meskipun begitu ia tetap mengangguk sebagai jawaban. "Kenapa mama tiba-tiba tanya itu?"

"Mama gak setuju kamu tetap berhubungan sama dia." Kata Sandra datar.

Nadira menaikkan alis, sama sekali tidak bisa menduga kemana arah pembicaraan ini. "Kenapa?" tanyanya menyuarakan kebingungannya.

"Mama minta kamu akhiri hubungan kamu dengan dia secepatnya." Bukannya menjawab Sandra justru memperjelas maksud dari kalimat sebelumnya.

"Iya tapi kenapa, ma?" tanya Nadira yang mulai jengkel. "Mama gak bisa seenaknya suruh aku putus dengan mas Rendra tanpa alasan jelas kaya gini." Ia benar-benar tidak mengerti kenapa mamanya bersikap seperti ini.

"Kenapa mama tiba-tiba bersikap kaya gini? Bukannya sebelumnya mama gak mempermasalahkan hubungan kami?" Nadira kembali bertanya ketika mamanya hanya diam.

"Memang enggak sebelum mama tahu kalau Rendra itu duda yang bahkan sudah punya anak satu!" kata Sandra nyaris berteriak.

"Ma," tegur Mario, papa Nadira kepada istrinya agar tetap berbicara tanpa harus menarik urat.

Nadira tertegun mendengar teriakan tertahan mamanya. Itu membuatnya sadar apa yang membuat mamanya bersikap seperti ini. "Memang kenapa kalau mas Rendra duda dan punya satu anak?" tanyanya pelan.

"Kenapa?! Kamu masih bisa tanya kenapa?!" tanya Sandra semakin meninggikan suaranya. "Otak kamu ada dimana saat memutuskan untuk menjalin hubungan dengan dia, dan bahkan berpikiran untuk menikah dengannya? Dimana Nadira?!"

"Bukannya mama yang mau kalau aku nikah secepatnya?" tanya Nadira menantang, membuat Sandra semakin murka. "Dan sekarang aku lagi coba penuhi keinginan mama, kalau mama mau tahu."

"Mama gak pernah memaksa kamu untuk segera menikah!" Bantah Sandra tidak terima.

"Oh iya. Mama melakukan itu." Nadira menatap mamanya tajam. "Mama mengajukan syarat itu ketika menyetujui Nadine menikah tahun ini." kemudian ia mengalihkan pandangannya kearah Nadine. "Dek, lo ingat tentang persyaratan ini 'kan?"

Nadine menatap kakak dan mamanya bergantian. Ia menelan ludah gugup, tak pernah menyangka bahwa ia akan dihadapkan pada situasi seperti ini. Takut-takut ia menganggukkan kepalanya. "Iya ingat." katanya pelan.

Nadira menyeringai puas mendengar jawaban adiknya. Ia kembali menatap mamanya yang kini sedang menarik napas dalam-dalam.

"Apapun itu, pokoknya mama tetap gak setuju kamu menikah dengan Rendra." putus Sandra final.

FATE - Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang