"Mama Sandra?"
Merasa namanya dipanggil, wanita paruh baya yang yang sedang memilih detergen itu menoleh. Ia mendapati salah satu sahabat putri sulungnya sedang menatapnya dengan pandangan ragu. "Khea?" pekiknya kaget. "Ya ampun Mama kira siapa."
"Syukurlah gak salah orang." Ujar gadis bernama Khea tersebut sambil menghembuskan napas lega. "Tadinya aku ragu, takut salah orang makanya aku panggil Mama." Terang Khea setelah berdiri didekat Sandra.
"Mama juga awalnya ragu kalau yang dipanggil itu Mama. Abis tumben-tumbenan ada yang kenalin Mama di mall segede gini. Mama kan jadi berasa artis." Kelakar Sandra yang langsung mengundang tawa gadis muda disebelahnya. "Kamu ngapain disini?" tanyanya setelah Khea menghentikan tawanya.
"Jalan-jalan dong, Ma, kan mumpung libur." Jawab Khea sambil mengedipkan matanya. "Kalau Mama ngapain?"
"Mama tadi ada perlu disekitar sini, terus ingat harus ada yang dibeli, jadi sekalian mampir deh. Kamu sama siapa kesini? Sendiri aja?" tanya Sandra sambil melihat sekeliling.
"Sama Ravli, Ma, tuh dia orangnya." jawab Khea sambil menunjuk sosok laki-laki yang sedang berjalan mendekatinya. "Kalau Mama? Diantar Papa?"
Sandra menggeleng. "Enggak, Mama sendirian. Tadi naik ojek online."
"Oh ya, kamu ada waktu gak? Ada yang pengen Mama obrolin sama kamu." Ia melirik kearah Ravli, "Tapi kita berdua aja, ini tentang Dira." Lanjut Sandra ketika melihat muka bingung Khea.
Khea terlihat kaget, tapi akhirnya mengangguk mengiyakan. "Oh boleh Ma, tapi aku ngomong sama Ravli dulu ya."
Sandra mengangguk, "Mama tunggu di Cafe deket kasir itu ya." kata Sandra lalu berjalan menuju kasir untuk membayar belanjaannya terlebih dahulu. Setelah itu ia berjalan memasuki restoran yang tadi ditunjuknya untuk menunggu Khea.
Beberapa menit kemudian Khea memasuki Cafe yang dimaksud Sandra. Ia menghampiri Sandra yang duduk di pojok sambil melamun. "Ma," sapanya sebelum menarik kursi dan duduk.
"Eh, Khea," ujar Sandra ketika menyadari kedatangan Khea. "Duduk dulu, Khe. Kamu udah makan? Mau pesan apa?" tanyanya sambil menyodorkan buku menu.
Khea menggeleng, "Khea minum aja, Ma, tadi udah makan sama Ravli."
Sandra mengangguk. Ia melambaikan tangannya untuk memanggil pelayan agar mencatat pesanannya. Setelah pelayan yang mencatat pesanannya pergi Sandra kembali memusatkan perhatiannya pada gadis yang saat ini duduk di depannya.
"Gimana kerjaan di kantor, Khe?" tanya Sandra memulai percakapan.
"Alhamdulillah lancar, Ma." jawab Khea apa adanya.
"Di kantor lagi banyak kerjaan ya?" tanya Sandra lagi, masih seputar pekerjaan dan kantor putrinya.
Khea hanya mangangguk sebagai jawaban. Masih belum bisa menebak kemana arah pembicaraan ini.
"Pantesan Dira sering pulang malam banget akhir-akhir ini." Gumam Sandra pelan namun masih mampu didengar oleh Khea.
"Sepertinya Dira sedang ada masalah, Ma." Ungkap Khea mengingat percakapannya dengan Nadira seminggu yang lalu.
Sandra mengangguk. "Mama dan Nadira berantem sekitar dua minggu yang lalu."
Pantesan, batin Khea. "Kalau Khea boleh tau, kenapa, Ma?" tanya Khea hati-hati.
"Dira belum ada cerita sama kamu?" tanya Sandra bingung.
Khea menggeleng. "Belum, Ma. Mungkin karena belakangan ini kerjaan kami lagi banyak banget. Apalagi mulai minggu kemarin kami udah mulai pindah kantor karena proyek renovasinya udah mulai."

KAMU SEDANG MEMBACA
FATE - Slow Update
RomanceTakdir... Aku tidak suka kata itu. Terlepas dari takdir atau tidak, Kau berada disini sekarang, Disisi ku Narendra Wirakusuma Menikah itu nasib. Mencintai itu takdir. Kau bisa berencana menikah dengan siapa. Tapi kau tak bisa rencanakan cinta mu unt...