Part ini saya coba pake sudut pandang ketiga atau author pov gitu. Gak tau sih lebih cocok gimana, jadi saya minta pendapatnya ya..
Happy reading...
***
"Khe, lihat deh cewek yang pake baju biru itu." Dira menunjuk dengan dagu sosok cewek yang saat ini menjadi objek penglihatannya.
"Yang mana?" tanya Khea sambil memutar kepala, bermaksud untuk mencari sosok yang maksud oleh sahabatnya.
"Ya jangan sampe muter-muter gitu juga dong carinya. Entar yang ada dia tau lagi kalau kita lagi omongin dia. Gimana sih lo?" omel Dira jengkel.
"Iye-iye maaf. Yang mana emang?"
"Itu yang lagi berdiri dekat meja kasir. Tuh dia lagi jalan mau kesini."
"Oh yang itu." Kata Khea setelah menemukan orang yang Dira maksud. "Emang kenapa sama tuh cewek? Lo kenal?"
"Kagak." Jawab Dira dengan mata masih mengarah pada sosok yang dia bicarakan.
Khea mendengus. "Lah trus kenapa lo tunjukin ke gue? Gue kira lo kenal."
"Liat deh, Khe, gayanya. Bajunya, tasnya, sepatunya, semuanya meneriakkan kata mahal." Ucap Dira dengan mata berbinar.
"Jangan gila dong, Ra. Mana bisa tas, sepatu sama baju teriak mahal. Makin lama otak lo makin geser ya? Ckckck." Khea menggeleng-gelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan kelakuan gaje sahabatnya.
Dira menoleh dengan wajah kesal. "Itu kan kata kiasan, Khe. Elo itu sebenernya polos atau bego sih?"
"Enak aja lo bilang gue bego." protes Khea tidak terima.
"Gue gak bilang ya, gue cuma tanya. Elo sendiri yang menyimpulkan begitu." elak Dira santai.
"Kalian itu sama aja berdua. Jadi gak usah berantem kaya anak kecil lagi. Inget umur, kalian itu bentar lagi masuk kepala tiga." Aurel yang tiba-tiba datang menghentikan pertengkaran kecil antara Khea dan Dira.
"Naga kali berkepala tiga." Sahut Khea malas.
"Baru kalian aja nih yang dateng? Disa mana?" Tanya Alin yang kini sudah duduk disamping Dira.
"Menurut lo?" tanya Dira sinis.
"Sorry gue telat. Dara tadi agak rewel soalnya." Sesal Disa yang baru saja datang dengan tergesa.
"Gak papa kok, Dis, kita juga baru dateng." Alin tersenyum maklum.
"Em, tapi kok tumben bawa-bawa Mas Reno segala?" Aurel bertanya setelah melihat suami Disa yang masih berdiri tak jauh dari istrinya sambil menggendong anaknya, Dara.
"Eh itu, soalnya apa yang mau gue omongin sama kalian menyangkut Mas Reno juga. Gak papa 'kan?"
"Ya gak papa lah, Dis. Lo ngomongnya kaya sama siapa aja sih. Udah buruan duduk sini." Alin menawarkan kursi yang berada disampingnya.
Disa duduk disamping Alin, begitu pun Reno yang memangku Dara.
"Kita pesan makanan dulu ya, gue laper banget ini soalnya. Nunggu kalian, lama." Gerutu Dira yang diangguki oleh Khea.
Sambil menunggu pesanan datang mereka mulai membicarakan hal-hal yang menurut mereka menarik. Mulai dari hal-hal yang paling tidak penting sampai membicarakan masalah pekerjaan yang menurut mereka penting.
"Girls, gue mau pindah." Disa berkata tiba-tiba yang langsung membuat keadaan menjadi hening seketika.
"Pi-pindah?" tanya Dira gagap karena kaget. Disa hanya mengangukkan kepalanya sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE - Slow Update
RomantizmTakdir... Aku tidak suka kata itu. Terlepas dari takdir atau tidak, Kau berada disini sekarang, Disisi ku Narendra Wirakusuma Menikah itu nasib. Mencintai itu takdir. Kau bisa berencana menikah dengan siapa. Tapi kau tak bisa rencanakan cinta mu unt...