Part 25

1K 92 27
                                        


Move on itu bukan yang disapa 'Hai' gak jawab

Tapi yang ketika disapa 'Hai' udah gak deg-degan lagi


Nadira bergerak gelisah dalam duduknya. Ia mengetukkan jarinya pada meja dengan gugup sambil sesekali memandang kearah pintu masuk. Satu jam lalu ia bertemu dengan Rendra dan menceritakan semuanya. Mulai dari pertemuannya dengan Kevin seminggu yang lalu, sampai luka dimasa lalu yang pernah Kevin torehkan pada hatinya. Ia juga tidak lupa menceritakan mengenai undangan pernikahan sepupu Kevin dan meminta Rendra untuk menemaninya datang.

Mendengar cerita Nadira, Rendra tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk gadis itu. Terlebih ketika diakhir ceritanya gadis itu menampilkan raut wajah menyesal karena sudah mengabaikannya selama seminggu ini. Nadira juga berjanji bahwa mulai sekarang ia akan lebih terbuka lagi dengan Rendra mengenai apapun yang sedang dialami atau dirasakan. Hal ini membuat Rendra tersenyum lega.

Jadi sekarang disinilah Nadira berada. Duduk di kafe yang letaknya tidak jauh dari rumah Alin sambil menunggu kedatangan seseorang, yang tak lain adalah Kevin.

"Kamu gugup banget, kaya mau ketemu sama calon mertua. Padahal cuma mau ketemu sama mantan," komentar Rendra seraya tertawa kecil.

Nadira melotot pada kekasihnya. "Kalau bukan karena usul Mas, aku gak mungkin gugup kaya gini," omel Nadira sebal.

"Jangan-jangan kamu masih ada rasa ya sama mantan kamu itu?" tanya Rendra sambil memasang muka serius.

"Mas Ren!" bentak Nadira galak. Dirinya tidak terima dibilang masih menyimpan rasa terhadap Kevin.

Bukannya takut, Rendra justru terbahak. Ia selalu suka ketika Nadira membulatkan matanya seperti sekarang. Menurutnya Nadira jadi terlihat berkali lipat lebih cantik. Tawa Rendra terhenti ketika mendengar seseorang memanggil nama Nadira membuat Rendra maupun Nadira menoleh kearah datangnya suara tadi.

Mereka melihat Kevin yang masih berdiri sambil menatap bingung kearah Rendra. Menyadari hal itu Rendra berdeham lalu bersiap untuk beranjak dari tempat duduknya. Namun gerakannya terhenti ketika Nadira memegang lengannya sambil menggelengkan kepalanya. Gadis itu menatapnya, seakan memohon agar dirinya tidak pergi.

Rendra menggenggam tangan Nadira yang berada di lengannya sambil tersenyum menenangkan. "Mas gak kemana-mana, cuma duduk di meja sebelah aja," katanya sambil menunjuk sebuah meja kosong yang tak jauh dari tempat mereka duduk saat ini.

Nadira menghela napas, dengan berat hati ia mengangguk dan membiarkan Rendra pergi. Setelah memastikan Rendra duduk tak jauh darinya, barulah ia mengalihkan perhatiannya pada lelaki yang saat ini sudah duduk di depannya sambil tersenyum geli.

"Siapa? Pacar kamu?" tanya Kevin sambil menunjuk ke arah Rendra dengan dagunya.

"Iya," jawab Nadira disertai anggukan. Nadira mengambil minuman yang berada di atas meja dan meminumnya. Tak berniat untuk membuka percakapan terlebih dahulu. Dan sepertinya lelaki di depannya juga begitu.

"Aku minta maaf," ujar Kevin setelah beberapa saat mereka terjebak dalam hening.

Nadira mengangkat wajahnya untuk memastikan bahwa benar lelaki yang saat ini duduk di depannyalah yang barusan mengucap maaf. "Untuk?"

"Semuanya. Terutama untuk luka yang timbul di hati kamu akibat perbuatan ku," sahut Kevin dengan raut wajah menyesal. "Maaf."

"Udah lewat," balas Nadira sambil menghembuskan napas yang tanpa sadar ia tahan ketika mendengar Kevin meminta maaf.

FATE - Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang