Gue nabung.
Gue kerja.
Dapat duit sejuta.
Mayan lah.
Gue nabung lagi.
Oke.
Cukup untuk membeli BTS Memories of 2016 dan juga album jepang mereka.
Jangan ditanyakan lagi, gue pasti sangat bangga akan uang tersebut.
Jadilah, melalui rekening teman sebangku gue, gue mentransfer uang sebanyak 705 ribu untuk Memories beserta ongkir, sekalian untuk album jepang mereka.
Jangan ditanyakan lagi, duit gue pasti habis langsung dalam sekejap.
Dua bulan berlalu.
Udah bulan Desember.
BTS udah kambek di Jepang.
Album Jepang gue lagi on the way.
Okay.
Memories gue?
Lost contact.
Kayaknya diajak sama Titanic, ikutan karam di dasar laut kali yah.
Gue tanya ke admin store tersebut.
"Kak, BTS Memoriesku gimana? Kokobop private versionnya?"
Ya, gue beli Memories barengan teman gue yang beli Kokobop.
Ga dibalas.
Seminggu kemudian, gue menerima notif dari store tersebut.
"Maaf, kak. Kokobop private versionnya masih belum ready. Mau dicancel atau gimana aja, kak?"
Bangsul. Udah ditunggu dua bulan, loh.
Gue menanyakan hal tersebut ke teman gue. Jawabnya, "Cancel aja, gue mau beli album Suju."
Sesaat kemudian, dia berkata lagi, "Tapi albumnya kemahalan. Gue beli Teen Age aja kali ya."
Serah.
Gue membatalkan orderan Kokobop tersebut.
Kata kakaknya, "Gimana Memories? Batalin juga?"
Karena gue anak yang rajin menabung dan baik hati serta sabar juga eksis dan badai, gue pun menjawab, "Yaudah, kak. Tungguin aja Memoriesnya. Saya tunggu."
Nah, masalahnya, itu jawaban gue sebelumnya.
Kalian pasti pada tahu kalau akhir-akhir ini gue sedang sedemen-demennya dengan The Boyz kan?
Iyap.
Jangan salahin gue.
Gue juga punya hasrat wanita dan hasrat fangirl di dalam jiwa gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Curhatan Para Fangirl
Non-FictionDiary fangirl sehari-hari! Bagi kamu yang selalu bete karena dikata 'fans fanatik', boleh dibaca, pasti relatable!