팬걸 : The End (2)

305 34 1
                                    

Kamu sedang mengamati anakmu yang tergiur melihat es krim.

"Eomma, aku mau ini!" katanya.

Kamu tersenyum menatapnya. "Iya, beli saja."

Anakmu tersenyum senang, lalu ia mengambil salah satu es krim dengan rasa favoritnya.

Ia memang hanya berumur 5 tahun, tapi ia sudah bisa memilih es krim sendiri. Salah siapa ia menyukai es krim?

Dirimu. Siapa suruh makan es krim terus saat hamil?

Kamu mengedarkan pandangan ke seluruh minimarket itu, mencari suamimu. Entah kemana ia pergi.

Mungkin membeli telur, berhubung tadi pagi kamu mengatakan kalau persediaan telur ayam di rumah tinggal beberapa butir saja.

Kamu menggandeng tangan anakmu ke kasir, untuk membayar terlebih dahulu. Suamimu bisa menyusul nanti.

"Eomma, appa eodiseo?" (Ibu, Ayah dimana?)

Kamu membalas, "Eomma mollaseo. Mungkin ia pergi membeli susu kesukaanmu," sambil mencium pucuk kepalanya. (Ibu tidak tahu.)

Anakmu tertawa geli saat kamu membanjiri wajahnya dengan ciuman kasih sayang.

Selesai membayar, kamu baru saja hendak mencari suamimu. Tapi tiba-tiba kamu mendengar, "Ah! Mianhae!"

Kamu menoleh dan melihat suamimu berdiri disana, dengan seorang wanita yang lebih muda darimu.

Sedetik kemudian, wanita itu kaget dan hampir berteriak, "O-Oppa?!"

Dalam hati, kamu menghela napas. Kamu tahu suatu hari, ini akan terjadi.

"Appa!"

Kamu sempat terkejut saat menyadari kalau anakmu telah berlari menuju suamimu.

Oh tidak.

"Kenapa?" tanyanya.

"Eomma mencarimu!" jawab anakmu dengan suara yang riang.

Aih, kenapa ia kesana dan menganggu momen suamimu dengan fans?

"Arraseo, kamu pergi dulu, ya. Appa bertemu dengan teman lama."

Pintar. Anakmu mengangguk dan berlari ke arahmu. Ia meraih tanganmu yang sedikit terlalu tinggi untuknya. Kamu melihat orang di hadapan suamimu hampir menangis. Bibirnya bergetar, wajahnya memerah. Jangan menangis di hadapan suamiku, batinmu. Kamu tahu dengan pasti, kalau suamimu paling tidak bisa melihat fans menangis karenanya.

"Oppa, kemana saja kamu selama ini?" Orang itu sepertinya ingin memeluk suamimu dan menangis sejadi-jadinya. Tapi ia malah hanya diam di tempat dan menggigit bibir bawahnya.

Suamimu tersenyum. "Aku sudah menikah dan mempunyai anak. Aku sudah berhenti bekerja sebagai seorang idol."

Aih, kasar sekali. Mana dirinya yang dulu berusaha membuat fans berteriak kesenangan?

Suara orang itu menjadi serak sekarang. "Aku.. Aku rindu mendengar suaramu."

"Berbahagialah. Aku juga sudah bahagia. Disana," suamimu menunjuk ke arahmu, "mereka keluargaku. Mereka sumber kebahagiaanku sekarang. Mereka prioritasku, bukan kamu dan teman-temanmu yang dulu menyukaiku lagi."

Timbul sedikit rasa bangga saat ia mengatakan kalau kamu dan anakmulah prioritasnya sekarang. Tapi ada juga rasa sedih untuk wanita di hadapan suamimu.

Tiba-tiba, anakmu mengatakan, "Eomma, aku ingin cepat pulang."

Suamimu mendengar itu dan mengatakan, "Ah, mereka sudah memanggilku."

Oh, tidak. Kasihan wanita itu.

"Intinya," suamimu menghapus air matanya, "terima kasih atas semua dukungan yang kamu berikan padaku dulu. Tanpa kamu, aku tidak akan bisa sukses. Berbahagialah, karena aku juga sudah bahagia. Kalau para fansku juga bahagia, maka aku akan lebih bahagia lagi. Jangan menghabiskan waktumu untuk memikirkan kemana aku pergi, karena aku sudah berhenti dari dunia hiburan. Aku hanya seorang manusia biasa sekarang."

Suamimu berjalan ke arahmu. Anakmu, yang kini berada di gendonganmu meronta-ronta, meminta untuk segera diturunkan supaya ia dapat pergi ke arah ayahnya. Kamu menurunkan anakmu, dan tersenyum saat melihat suamimu dan anakmu berpelukan lalu suamimu menggandeng tanganmu, keluar dari minimarket.

Kamu sempat menoleh ke belakang sebentar, untuk melihat wanita tadi. Ia menangis, membuat orang-orang di sekitarnya menatapnya dengan aneh.

"Kenapa kamu melakukan itu tadi?" tanyamu kepada suamimu yang sedang mengemudi.

"Melakukan apa?"

Kamu melihat anakmu yang sedang memakan sebatang coklat yang baru dibeli tadi. "Menyuruhnya untuk bahagia dan melupakanmu."

Suamimu terdiam. Sepanjang perjalanan pulang, tatapannya kosong. Namun tiba-tiba ia menjawab, "Bagaimanapun, mereka harus melepaskanku."

Saat itu juga, kamu mengerti. Suamimu tak ingin fans bersedih atas fakta bahwa ia telah meninggalkan dunia entertainment dan hidup bahagia denganmu.

Dan kamu tahu, kalau kamu bertugas untuk membuat pria yang dikasihi oleh orang-orang di seluruh dunia itu bahagia.

--끝--

Curhatan Para FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang