팬걸 : Keindahan Demi Pekerjaan

395 40 29
                                    

Chapter kali ini terinpirasi dari Guru gue.

Katanya, "Minggu lalu kita udah bahas tentang ideologi, ya? Berarti minggu ini masuk militer lah, ya."

Terus temen gue nyeletuk, "Buset, Pak. Ini masuk sekolah mau belajar, Pak. Masa udah militer aja?!"

Iya, gak penting.

Intinya gini. Setelah Bapak kesayangan gue ngebahas tentang sistem wajib militer dan lain-lain (yang tentunya membuat gue teringat dengan anggota Big Bang dan juga Ten dan Bambam kesayangan), dia lalu menyinggung tentang wamil Korea yang sudah terkenal itu.

Katanya, "Semua orang di Korea itu sebelum jadi banci, mereka wamil dulu."

Bukannya gue mempermasalahkan hal ini dengan sangat tidak wajar, ya. Tapi, emang cowok Korea itu semuanya banci? Emangnya mereka semua melambai ya, kalau ngomong? (Kalau kayak tipe Daehwi sih iya, tapi dia masih cowok juga.)

Kedua, memangnya Bapak dari mana tahu kalau mereka udah wamil aja? Buktinya Jungkook belum, tuh.

Gue pernah ketemu komen di Instagram yang berbunyi : Mereka disebut banci, tapi mereka ada wamil. Lah, situ?

Setelah gue serapi kata-katanya, benar juga. Kenapa orang-orang non-kpopers selalu memanggil oppa dengan sebutan banci, padahal mereka tahu bahwa cowok Korea diwajibkan untuk wamil?

Terus, memangnya kalau seorang pria memakai kosmetik, mereka sudah pasti banci, gitu?

Ya enggak! Jangankan idola Korea. Aktor asal Hollywood juga menggunakan bedak jika ia harus bekerja. Hanya saja penggunaan idola K-pop lebih fokus kepada eye-makeup untuk membuat tampilan mata semakin menarik. Idola K-pop takut untuk muncul di publik tanpa kosmetik? Salah besar! Memangnya mereka selalu memakai bedak selama 24/7?

Itu tentang boygroup. Nah, ini nih yang girlgroup. Gue kesel juga sama guru gue yang satu lagi (tadi guru cowok, sekarang guru cewek). Namanya sama dengan nama salah satu personil girlgroup terkenal saat ini. Orangnya pintar.

Gue gak tahu (atau mungkin lupa) ceritanya gimana dia bisa tiba-tiba ngebahas tentang ketidaksukaannya kepada K-pop. Intinya, dia berkata, "I don't like K-pop.. like really really hate it! From all languages, I hate Korea the most." (Aku tidak menyukai K-pop.. kayak benar-benar gak suka! Dari semua bahasa, aku paling gak suka bahasa Korea.)

Tentu saja, cewek-cewek di kelas gue semua pada nanya kenapa dengan suara lembut, berbeda dengan gue yang bertanya dengan suara godzilla melahirkan.

"Yeah, I just don't like how they talk." (Yah, aku hanya tak suka bagaimana mereka berbicara.)

Geblek. Emangnya idola K-pop ngomongnya gimana? Sambil cebok, gitu? Atau mereka ngomong sambil ngupil? Atau mereka ngomong sambil menyelam? Lagian, lo juga gak ngerti mereka ngomong apa, geblek.

Cowok-cowok di kelas gue semua pada menjerit iya betul. Cewek-cewek cuma pada diam. Nah, gue jerit balik aja, "You don't even understand the Korean language!" (Kau bahkan tak mengerti Bahasa Korea!)

"I don't like them. For example, all the idols look the same, right?" (Aku tak menyukai mereka. Contohnya, semua wajah idolanya tampak sama, 'kan?)

Cowok-cowok di kelas gue menjerit iya lagi.

Mata lo kero, pala lo peang. Darimana wajah mereka sama semua? Emang wajah Yoongi sama Woozi yang dikata-kata mirip itu sama? Enggak. Dia cuma mirip. Mirip, bukan sama! Bahasa Inggrisnya itu looks alike, bukan looks the same, geblek.

"And, truthfully, they went through plastic surgery and they ended up look the same." (Dan, sebenarnya, mereka semua menjalani operasi plastik dan terlihat sama pada akhirnya.)

Woi, goblok! Darimana lo tahu mereka oplas? Hal ini udah pernah gue bahas dulu, dan gue sama sekali gak bisa terpikir apa logika mereka yang mengatai semua artis Korea oplas. Iya, memang, ada aktor atau aktris yang sudah senior menjalani oplas, contohnya kayak Lee Minho.

Tapi, karena satu orang begitu, bukan berarti semua orang begitu juga. Gue paling gak suka saat satu orang menganggap semua hal di dunia ini sama dengan miliknya. Kayak, ngerti diversity gak sih?

"And the girls look so skinny like they had starved for years." (Dan ceweknya terlihat kurus seperti mereka sudah kelaparan selama bertahun-tahun.)

Gue gak terima sama sekali. "But, Miss, they do work-outs." (Tapi, Miss, mereka berolahraga.)

"No, no, no," si geblek jelek berdiri di tengah kelas, "first, they do plastic surgery, and then they work-out." (Gak, gak, gak. Pertama, mereka oplas dulu, terus olahraga.)

Eh, anjing. Lo pernah digaplak pake seblak gak?

"So, do you hate all Koreans?" tanya gue. Kalau dia jawab iya, berarti orang ini emang rasis.

"No," katanya, "not all. I have a student who is Korean and she's nice. She's a Korean herself, but she hates Korean. She hates those idols. And she dresses very common, like how we dress. If you don't ask her where is her hometown, you will think that she's Indonesian." (Gak, tidak semua. Aku punya murid orang Korea dan dia baik. Dia ini orang Korea, tapi dia benci Korea. Dia benci artis-artisnya. Terus dia berpakaian dengan sangat biasa, kayak gimana kita pakai baju gitu. Kalau gak tanya dia berasal darimana, pasti kita akan berpikir kalau ia adalah orang Indonesia.)

Oke. Setidaknya gue gak jadi membunuh dia.

Terus pelajaran berlanjut. Dia ngomongin tentang Rusia, negara kesukaannya dan cintanya pada penyanyi asal Rusia. Gue sama sekali gak tertarik dengan topik itu, tapi kita harus menghormati orang lain, 'kan?

Tepat saat menit-menit terakhir sebelum pertemuan minggu itu selesai, dia bilang lagi, "See? Rusia is much better than Korea, who just sings and dances and sells their bodies."

No comment banget.

Gila, dari segi mana semua artis K-pop jual tubuh? Lagipula, mereka itu memang berbakat. Kalau gak berbakat, gak bakal debut, anjuenk. Selain itu, mereka juga selalu berusaha tampil sempurna di depan fans mereka, sampai tak sedikit artis yang harus dirawat di rumah sakit karena terlalu lelah. Belum lagi saat ada seorang anti-fans yang mengirimkan ancaman kepada mereka. Memangnya, ada orang yang tidak stress saat menerima ancaman pembunuhan?

Kadang gue gak tahu motif orang berkata seperti itu apa. Yah, tapi terserah mereka juga sih. Dosa akan ditanggung sendiri, dan karma akan menyelesaikan pekerjaannya dengan senang hati.

Curhatan Para FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang