Suasana ruangan jadi ramai karena kehadiran daniel dan sahabat-sahabatnya yang kocak dan kakaknya hanya saja rain merasa sedih karena sahabatnya arin akhir-akhir ini tak pernah datang menjenguknya.
Daniel melihat ekspresi wajah rain murung mencoba mencari tahu penyebabnya,kantong kresek yang tadi ia simoan diatas meja nakas diambil kemudian dilempar kearah andre.Ala atletik kiper,andre menangkap kantong kresek itu.
"Apa nih?"tanya andre menatap kearah daniel.
"Udah sono lu makan martabak asin."usir daniel.
"Wah asik nih,mari gue makan"angga hendak merebut kantong kresek itu tapi andre langsung menangkisnya.
"Enak aja lu,bagi atuh"ucap andre menaruh kantong kresek itu disampingnya.
"Berantem lu pada,pusing gue dengernya"ucap finno.
Finno langsung mengambil kantong kresek dari tangan andre kemudian merangkul erwin menuju balkon menikmati martabak asin.Melihat finno mengambil martabak itu langsung berlari menuju balkon,angga juga ikut-ikutan lari.
"Wah sialan lo main rebut-rebut segala"andre berteriak menyusul finno yang berjalan bersama dengan erwin dibalkon.
Daniel terkekeh melihat tingkah temannya yang begonya kadang kambuh seperti magg grandpanya finno.Daniel kemudian duduk disamping ranjang rain,ia kemudian memegang tangan rain menatap matanya dengan dalam.Melihat mata rain membuat daniel merasa sangat rindu dengan mata rain yang indah dan berkilau.
"Jangan ditatap mulu,ntar jatuh cinta loh"ledek rain kemudian tertawa.Daniel juga ikut tertawa.
"Emang udah jatuh cinta"daniel mencubit hidung rain.
"Ih,ogah disukain ama cowok bad kek lu"ucapan rain membuat raut wajah daniel berubah.
"Eh niel jangan marah,ya emang sebenarnya lo bad sih"rain memegang dagunya seolah sedang berpikir.
Daniel langsung mendekatkan tubuhnya dan hap....
dipeluk tubuh rain,rain yang tadinya dalam keadaan duduk kini bersandar dikepala ranjang,daniel menenggelamkan kepalanya dibahu rain.Deru napas daniel naik turun,pikirannya kini kembali ke ucapan dan ancaman dari devan kakaknya rain.Entah mengapa setiap menit,detik perkataan devan selalu muncul dipikirannya,semua perkataan devan membuatnya semakin takut kehilangan rain.Andaikan ia bisa,mungkin ia sudah membawa lari rain ketempat dimana hanya dia dan rain saja,tak ada yang mengganggu."Kenapa niel?"tanya rain.
"Gue takut rain"jawab daniel dengan suara rendahnya,tangannya masih stay memeluk pinggang rain.
"Kok takut,lo kan jago"ucap rain melingkarkan tangannya dileher daniel.
"Gue serius,gue takut kehilangan lo.Gue gak mau kehilangan lo,cukup suruh gue ngejauh dari lo dulu bikin gue serasa gak hidup.Gue gak mau ngejauh dari lo lagi,gue sayang sama lo"ucap daniel semakin menenggelamkan kepalanya dibahu rain.
Rain mengusap puncak kepala daniel yang tengah mengeluarkan air matanya.Melihat daniel menangis membuatnya juga ingin menangis,sebenarnya ia juga ingin bersama terus dengan daniel tapi apalah daya jika ini semua tak bisa diatasi,umurnya tak lama lagi.Sudah banyak dokter dan obat-obatan mahal diberikan padanya tapi tak mempan,semuanya sakit bagi rain.Ia ingin sekali mengakhiri semua ini,ia lelah.
"Niel lo bawa apa buat gue?"tanya rain memecah suasana yang tadinya sedih.
Daniel mendongkakkan kepalanya menatap rain,kemudian menghapus air matanya.
"Gue bawa sesuatu,kesukaan lo"jawab daniel,ia mengambil kresek yang ia taruh didalam lemari nakas.
Ia membuka kantong itu lalu dikeluarkan tiramishu dan red velvet dari dalam kantongan,rain senang sekali karena melihat apa yang dibawakan daniel untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Be Mine? [Revisi]
Teen FictionHighest Rank #1 in teenfiction ( 31. 8. 2018 ) #559 in teenfiction ( 1.12.2017 ) #419 in teenfiction ( 1.1.2018 ) #335 in teenfiction ( 14.1.2018 ) #91 in teenlit ( 11. 6. 2018 ) #89 in teenlit ( 12. 6. 2018 ) Daniel membenarkan bahwa dibalik adanya...