Epilog

17.8K 327 11
                                    

Benar kata orang

Kalau setiap pertemuan itu

Pasti ada perpisahan

Jika saat itu mulut tak bisa berkata-kata lagi

Maka air mata lah yang berbicara

Biarkanlah kebisuan ini menjadi selamanya

Sebab terlalu berat bagi diri ini untuk mengatakan sepatah kata

Hidup di dunia

Bagaikan hidup di padang pasir yang luas

Tanpa air ataupun kehidupan

Kepergian mu memberikan duka

Duka di hatiku yang dulunya bahagia

Andai seseorang bisa bertukar jiwa

Aku akan menukar jiwaku untukmu

Hanya demi melihatmu tetap hidup

Menikmati kesyempatan kedua

-Daniel

***

Pemakaman Rain di warnai oleh pakaian serba hitam. Dan di hadiri oleh banyak pihak baik dari pihak keluarga, teman, maupun sekolahan. Wangi bunga melati yang harum serta lavender menjadi saksi kepedihan mendalam di hati orang-orang yang melayat pada hari itu juga.

Selesai mengantarkan doa untuk Rain agar arwahnya di terima disisi sang kuasa. Satu persatu mulai pulang, Bara yang terlihat mulai tegar kini mengikhlaskan kepergian putrinya.
Karena ia tahu, semakin ia menangisi kepergiannya semakin tersiksa Rain di atas sana.

Pemakaman tersebut telah berakhir, dari kejauhan Daniel berdiri di bawah pohon beringin. Memegangi sebucket bunga lavender di tangannya beserta sekotak kue cheese cake.

Daniel membeli kue itu sebab, kemarin Rain ingin sekali memakan kue tersebut. Tapi, karena orangnya telah pergi maka ia akan menaruhnya di sisi batu nisannya saja.

Setelah melihat situasi sudah sunyi, Daniel berjalan mendekati pemakaman itu. Duduk di samping gubukan tangan yang menjulang di penuhi bunga beraneka ragam.

Di usapnya batu nisan itu pelan, tak lama kemudian tangis lagi menuruni pipi Daniel.

"Ha-hai...Rain. Daniel datang." Ucapnya getir, kemudian ia menyeka air matanya. Mencoba untuk kuat.

"Kamu bagaimana disana? Pasti seneng kan? Lihat aku bawa apa?" Daniel menaruh kedua benda itu di samping batu nisan.

"Daniel bawain Rain kue cheese cake  ama bunga lavender. Bukannya Rain pengen Cheese cake  kan?" Senyumnya terlihat tulus dan tegar.

"Kamu tahu? Aku marah sama kamu. Katanya kamu nggak bakalan ninggalin aku, tapi nyatanya kamu ninggalin aku. Kamu tahu Rain, bohong itu dosa."

Menarik nafasnya panjang, "makasih Rain, karena udah mau nerima Daniel apa adanya. Cinta Daniel tulus, udah ngerubah midset  Daniel yang suka mabuk-mabukan, ngerokok, ama bikin ulah itu jadi orang yang baik. Pokoknya makasih untuk semuanya, semoga kamu tenang disana ya. Tenang aja, Rain nggak usah khawatir. Soalnya setiap malam, Daniel bakalan ngirimin Rain doa kok, kalau bisa kita ketemu di dalam mimpi."

Will You Be Mine? [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang