Shawn mengerjapkan matanya yang terkena sinar matahari. Entah siapa yang sudah membuka gorden kamarnya di waktu yang sangat pagi ini.
Ia melirik jam, baru pukul 6:30 pagi.
Shawn melirik ke sampingnya dan melihat Zayn yang masih terlelap dengan sesekali bergumam tak jelas.
Shawn memutar bola matanya.
"Bangun kau,pemalas! Tubuhmu ini menghabiskan space kasurku!"teriak Shawn
Zayn langsung membuka matanya dan menatap Shawn dengan sesekali mengerjapkan matanya.
"Pukul berapa ini?"tanya Zayn dengan suara yang masih serak, seksi sekali.
"Kau memiliki mata bisa lihat jam di sampingmu kan?! Cepatlah bangun! Aku ingin siap siap!"Zayn akhirnya beranjak dari kasur dan langsung menghampiri Shawn dan memeluknya.
"Terima kasih sudah membiarkanku tidur di kamar yang sangat nyaman ini."ejek Zayn seraya tertawa kecil lalu melepas pelulannya dan lari keluar dengan cepat.
"Mulutmu bau!"teriak Shawn dari dalam kamarnya membuat Zayn tersenyum dan menggelengkan kepalanya sesekali heran dengan sifat adiknya itu.
Seusai bersiap siap, Shawn mengenakan kaos biru tua nya dengan skinny jeans hitam dan tak lupa sneakersnya.
Rambut ditata rapi, dan jam tangan melingkar di tangannya,membuat Shawn terlihat sangat tampan.
Shawn keluar dari kamarnya dan melihat Zayn dan kedua orang tuanya yang sedang berkumpul untuk sarapan bersama.
Ia juga melihat Josh dan Sam yang sudah berdiri di samping meja makan bersiap untuk menunggu Shawn dan Zayn jika sudah ingin berangkat.
Shawn melempar tasnya kearah Josh, Josh langsung menangkapnya dengan kaget.
"Bawakan ke mobil."ujar Shawn sinis tanpa melihat Josh lalu langsung duduk di meja makan dan menyantap roti yang sudah berada di depannya.
Zayn menyodorkan suatu kertas.
Shawn menatapnya sekilas lalu menggigit rotinya tak peduli."Albumku rilis hari ini. Semua di percepat. Bisakah kau datang?"tanya Zayn
"Mau mengejutkan penggemar? Mau membuat semua orang memberi pujian untuk boyband mu itu dan menghujatku?"tanya Shawn sinis
Zayn mengerutkan keningnya,"maksudmu?"
"Sudahlah! Aku tak janji akan datang."ujar Shawn malas lalu mengusap mulut kotornya dengan tissue.
"Yasudah kalau tidak bisa juga tak apa. Yang penting kau tahu albumku rilis saja."ujar Zayn seraya tersenyumZayn bangkit lalu pamit untuk langsung ke venue tempat perilisan albumnya untuk melakukan briefing.
Sebelum pamit, ia membisikkan sesuatu dengan Josh lalu menyelipkan undangan perilisan albumnya ke kantong celana Josh. Shawn melihatnya.
Manuel menatap Shawn lalu menghembuskan nafasnya perlahan.
"Shawn, coba lah luangkan waktumu untuk melihat kesuksesan kakakmu hari ini. Momen seperti ini belum tentu datang dua kali."ujar Manuel dengan tegas
Karen menyikutnya untuk mengingatkan Manuel agar bersikap lembut dengan Shawn agar Shawn berubah.
"Aku bilang aku belum tentu bisa. Jadi ada kemungkinan aku akan datang."ujar Shawn dengan malas seraya mengunyah rotinya
"Kalau bisa, sempatkanlah,Shawn."ujar Karen dengan lembut"Sebutkan albumku."ujar Shawn tiba tiba membuat Karen dan Samuel menatap satu sama lain bingung.
"Maksudmu?"tanya Karen
"Sebut apa saja album ku yang sudah ku rilis."
"Um... stitches?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
RomanceSaat seorang penyanyi terkenal yang terlihat sangat ramah,baik hati, namun ternyata dibalik semua sifatnya sangat emosian dan mengerikan. Shawn Mendes diminta untuk melatih salah satu anak dari keluarga ternama di Los Angeles. Shawn membenci salah s...