Part.15

5 0 0
                                    

Zayn dan Lily sedang asyik menonton televisi di rumah keluarga Mendes. Keduanya tertawa saat ada adegan lucu di tayangan tv itu.

"Menginaplah di rumahku malam ini."ujar Zayn tiba tiba
Lily menoleh,"aku tak bisa."
"Kenapa?"
"Shawn sepertinya butuh privasi."
Zayn tersenyum dan mengusap tangan Lily lembut.

"Justru ia butuh keramaian di rumah ini. Temani aku,"ujar Zayn lembut
Perlahan Lily pun mengangguk dan membalas tautan tangan Zayn di jari jari tangannya.
"Baiklah,aku menginap malam ini."
Zayn tersenyum senang.

Shawn tiba tiba lewat di depan mereka dengan mengusap usap rambutnya dengan anduk mandinya.
"Aku tidak begitu membutuhkan keramaian dirumah ini."ujar Shawn santai seraya berjalan kearah kulkas dan mengambil kaleng beer.
Shawn membuka kaleng itu dan meneguknya.
Lily kesal melihat Shawn yang begitu santai meminum beer tanpa memperdulikan tenggorokannya yang bisa saja serak jika meminum beer itu pun berjalan kearah Shawn dan meraih kaleng beer dari tangan Shawn.
Shawn membelalak.

"Apa apaan?!"bentak Shawn
"Kau besok harus manggung,aku tahu! Jika kau minum ini, dampaknya akan di esok hari! Tenggorokanmu menjadi serak! Suaramu akan buruk!"ujar Lily dengan sedikit berteriak
"Tak usah sok peduli! Kembalikan!"
Lily mengangkat kaleng beer itu,"tidak!"
Lily berjalan kearah wastafel ruang makan itu dan menuangkan seluruh isi kaleng itu membuat Shawn semakin membelalak dan menghampirinya. Shawn menarik tangan Lily hingga Lily menghadapnya.

"Kenapa kau buang,bodoh?!"bentak Shawn
"Agar tenggorokanmu dan tubuhmu sehat!"
"Tidakkah kau tahu itu dibeli jauh?!"
"Tidak dan tidak mau tahu!"
Shawn menggertakkan giginya dan rahangnya mengeras.
Shawn menatap tajam kearah Zayn yang hanya berdiri kaku di samping keduanya.

"Usir pelacur gila ini dari rumahku!"bentak Shawn membuat hati Lily tertohok sengan panggilan yang ia sebut.
Setelah 'jalang' kini 'pelacur'?
Shawn menatap tajam Lily sekali lalu pergi meninggalkan keduanya dan memasuki kamarnya dan membanting pintunya.

Zayn yang melihat Lily tiba tiba terdiam itu pun langsung mengusap punggung Lily.
"Ingat? Kau harus sabar menghadapinya. Jangan diambil hati,"bisik Zayn
"Mengapa kalian berdua sangat berbeda?"lirih Lily
Zayn hanya tersenyum.
Lily kemudian membalas senyumannya,"aku tak salah pilih. Kau memang yang terbaik,Zayn. Kau selalu bisa membuatku merasa tenang."
Keduanya melemparkan senyum satu sama lain. Sungguh bahagia.

-
Malamnya, Lily sedang asyik menonton tv dengan Zayn di ruang tamu. Shawn sedari tadi belum keluar dari kamarnya sejak kejadian tadi. Maklum, sosok emosional seperti Shawn memang akan sangat marah besar walaupun hal sepele yang membuatnya marah.
Zayn berbaring di sofa dengan menaruh kepalanya di pangkuan Lily. Lily mengusap usap rambut Zayn seraya menonton TV. Sesekali Lily dan Zayn bertatapan dan tersenyum.

"Kenapa kau sangat mengidolakanku? Dulu?"tanya Zayn tiba tiba
"Sampai sekarang."ralat Lily
Zayn terkekeh kecil,"iya,kenapa?"
"Karna aku sangat menyukai lagumu. Dan jujur Zayn, suaramu benar benar menenangkan hati dan fikiran. Jika aku sedang ada masalah, aku pasti akan mendengarkan lagu ballad One Direction, dan semua masalahku akan terasa hilang saat mendengar suara lembutmu."
Zayn tersenyum mendengar ucapan Lily. Tangannya meraih tangan Lily yang berada di kepalanya lalu ia menautkan jemari keduanya.

"Itu saja?"tanya Zayn
"Kalian semua tampan dalam segi fisik. Tak heran banyak wanita berteriak saat meihat kalian. Dan juga keramahan kalian yang ternyata tidak palsu semata, kalian semua memang aslinya bersifat baik."
Zayn tersenyum curiga,"apa kau sedang menyindir seseorang?"
"Hm. Sosok yang terlihat sangat manis di atas panggung bahkan melemparkan senyuman manis yang membuat perempuan berteriak histeris, ternyata aslinya benar benar kasar dan emosional."
Zayn menaruh jari telunjuknya di bibir Lily,"sst.. nanti dia mendengar. Akan semakin marah,"
Lily tersenyum kecil.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang