Shawn mengerjapkan matanya saat sinar matahari menusuk kearah wajahnya. Ia mengibaskan selimutnya lalu duduk di pinggir kasur seraya mengerjapkan matanya berkali kali untuk memfokuskan pandangannya.
Waktu menunjukkan pukul 7 pagi.
Shawn menyelipkan jari jarinya ke rambutnya lalu berjalan kearah kamar mandi dan mandi.Shawn mengganti pakaiannya dengan jeans dan kaos abu abunya untuk bersiap melakukan segala kegiatan di pagi hari. Saat ia keluar kamar, ia melihat Karen dan Manuel yang sedang sarapan berdua tanpa Zayn.
Kemana Zayn?
Shawn berjalan kearah meja makan dan langsung menyantap sarapan tanpa menyapa kedua orang tuanya.
"Kau harus lebih cepat ke rumah keluarga Dallas."ujar Manuel datar
Shawn hanya bergumam.
"Kemana Zayn?"tanya Shawn tanpa menatap kedua orang tua nya."Proses finishing album terbarunya."
"Gosh, bahkan ini masih pagi.""Seharusnya kau contoh kakak mu itu. Selalu berusaha dan tak mau menyerah untuk menghasilkan yang terbaik. Ia benar benar-"
BRAK!
Shawn berdiri seraya menggebrak meja dengan keras bahkan sampai gelas terbalik dan pecah.
Karen dan Manuel membelalakkan mata mereka melihat wajah Shawn yang sudah merah padam karna menahan emosi.
Shawn menatap Manuel dengan tajam.
"Tak bisa kah kau tidak membandingkanku dengannya? Kami beda! Dan ini lah aku! Si bodoh yang mencoba untuk membantu hutang keluarga namun tidak dianggap!"Bentak Shawn dengan sedikit teriak seraya menatap tajam kedua orang tuanya bergantian
"Shawn-"
Shawn tidak memperdulikan Karen yang memanggilnya. Ia langsung berjalan ke kamarnya.Mengambil semua perlengkapannya lalu keluar dari rumahnya melewati kedua orang tuanya yang masih memanggil namanya.
"Josh! Siapkan mobil!"teriak Shawn
Josh langsung menyiapkan mobil sedan dua pintu berwarna merah milik Shawn khusus dan langsung duduk di kursi supir.Shawn membuka pintu mobil itu,"keluar."ujar Shawn dengan datar
"Maksudmu,Shawn? Aku harus mengantarmu kemana pun itu. Atau kau akan habis lagi dimakan oleh para penggemarmu itu jika berkeliaran sendiri.""Keluar."
"Lebih baik kita kerumah keluarga Dallas sekarang saja,bagaimana?"
"KELUAR!"Bentak Shawn dengan sangat kencang hingga membuat Josh sedikit terloncat lalu keluar dari mobil itu dengan terburu buru.Shawn memasuki mobil dan membanting pintunya dengan kencang.
"Kau yakin Shawn, kau yakin pergi sendiri? Kalau kau terluka bagaimana? Shawn? Shawn....-"
Shawn tidak memperdulikan Josh yang terus mengetuk ketuk jendela mobilnya dan langsung mengendarai mobilnya dengan kencang.
Shawn menghentikan mobilnya. Ia turun dan berjalan kearah pinggir danau di Venice Canal.
Tempat favoritnya jika sedang stress atau depresi karna pekerjaan. Shawn duduk di pinggir danau itu dan menghirup nafasnya dalam dalam dan membuangnya perlahan.
Mencoba menghilangkan masalahnya.
Hingga matanya tertuju dengan sesosok gadis yang sedang memotret pemandangan disitu, dengan dress selutut dan rambut digerai yang tertiup angin.Shawn mengerutkan keningnya mencoba mengingat ingat gadis itu. Lily! Ia ingat, adik dari Cameron. Si gadis pemalu.
Haruskah ia menghampirinya? Ia bimbang. Akhirnya memutuskan untuk diam saja di tempat seraya menatap kearahnya yang masih asyik memotret.
Hingga tiba tiba seseorang menepuk bahunya. Shawn sedikit terjungkit lalu menoleh melihat siapa yang menepuknya.
Lily?"Shawn?"ujar Lily
"Li-ly?"
"Kau sedang apa disini?"
"Aku sedang memiliki masalah dan tak mau diganggu."jawab Shawn datar lalu mengalihkan pandangannya'Menyebalkan.' Batin Lily
"Apakah aku mengganggu?"
"Menurutmu?"Shawn menatapnya dengan alis menaik sebelah. Benar benar sombong."Sepertinya iya, kalau begitu aku pergi saja."
Lily beranjak pergi namun langkahnya terhenti mendengar ucapan Shawn yang sedikit menohok hatinya.
"Lain kali, jangan mencampuri urusan orang lain yang sedang ada masalah dengan gaya yang sok manis seperti itu. Menjijikkan."ucap Shawn dengan datar seraya menatap kearah danau
Lily membeku ditempat. Hatinya benar benar tertohok mendengar ucapan Shawn. Ia hanya mencoba bersikap baik dan mencoba membantu jika ia bisa.
Namun di balas seperti itu, membuat Lily berfikir bahwa seorang Shawn Mendes memang tak pantas diperlakukan seperti itu.
Lily membalikkan badannya dan menghampiri Shawn yang enggan menatapnya.
Namun perlahan Shawn mendongak dan menatapnya datar.
"Berhentilah bersikap sok dingin seperti ini! Sungguh tak pantas! Bukankah seorang bintang yang sangat terkenal seharusnya bersikap baik kepada semua orang yang mungkin salah satu dari penggemarnya?! Aku bisa saja membongkarkan sifat aslimu yang sangat berbeda jauh dengan saat berada di atas panggung!"ujar Lily dengan nada tinggi
Shawn refleks berdiri dan menatapnya tajam. Tubuhnya yang tinggi membuat Lily harus mendongak sedikit untuk membalas tatapannya tak kalah tajam.
Tangan Shawn terangkat, jari telunjuknya bergerak menunjuk kearah wajah Lily.
"Kau.... kau tidak tahu apa apa tentangku. Jadi, jangan berlagak seperti kau tahu segalanya tentang bintang terkenal Shawn Mendes. Karna kau, tidak ada apa apanya dibandingkan diriku. Aku tentu lebih bisa membocorkan tentang aibmu hanya dengan menjentikkan jari. Jadi, jangan sok, nona sok manis. Karna kau, bukan siapa siapa. Kau hanya butiran sampah."ujar Shawn dengan gigi terkatup seraya menggerakkan telunjuknya untuk menunjuk Lily.
Matanya menatap Lily tajam. Tanpa mendengar pembalasan Lily, Shawn langsung pergi tanpa menoleh.
Langkah Shawn terhenti saat ponselnya bergetar.
Josh."Apa?"ujar Shawn datar
"......"
"Berhenti mengaturku,gendut! Aku tak perduli!"bentak Shawn
"......"
"Coba saja mencariku sampai ketemu. Tak akan bisa!"
Bip.Shawn melempar ponselnya asal ke aspal hingga ancur.
"Shawn? Shawn Mendes! aaaaaa!"
Shawn menoleh kearah belakangnya, kumpulan gadis gadis sudah berada di belakangnya dengan heboh meneriaki namanya.
Shawn refleks lari sekencang mungkin mencari mobilnya lalu memasuki mobilnya.
Namun gagal, ia tak bisa bergerak, mobilnya juga di kerubungi penggemarnya.
"BERHENTI!"teriak Shawn
Semua gadis itu langsung refleks terdiam dan menatap kearah Shawn yang sedang mengatur nafasnya dengan bingung.
Shawn menatap gadis itu satu satu."Tidak bisakah kalian memberiku waktu untuk bebas sekali saja?! Aku sedang tidak mood! Menjauh lah kalian semua gadis gadis bau! Aku tak bisa nafas karna kalian yang sangat bau! Dan jangan pernah menyentuh mobil mahalku! Tak sudi!"bentak Shawn dengan sombong lalu memasuki mobilnya dengan acuh tak memperdulikan beberapa gadis yang menangis tak menyangka melihat idolanya yang sangat kasar.
-

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
RomanceSaat seorang penyanyi terkenal yang terlihat sangat ramah,baik hati, namun ternyata dibalik semua sifatnya sangat emosian dan mengerikan. Shawn Mendes diminta untuk melatih salah satu anak dari keluarga ternama di Los Angeles. Shawn membenci salah s...