Part.14

3 1 1
                                    

Esoknya ,Shawn memasuki studio rekamannya dengan lesu. Namun para staff disana menyambutnya dengan gembira agar Shawn menjadi terhibur.

"Shawn,kau harus tersenyum! Setelah ini kau akan segera manggung!"sapa salah satu staff
Shawn hanya menaikkan kedua alisnya tak peduli lalu mendudukkan dirinya. Para staff pun mendecakkan lidahnya tanda kesal karna tak berhasil menghibur Shawn.
Tak berapa lama Josh datang.

"Shawn, kau akan memiliki projek duet dengan Camila Cabello. Semua lirik dan instrumen sudah disiapkan. Karna kau kemarin tidak bisa menjalani jadwal karna melatih Cameron. Jadi, kau tinggal rekaman saja hari ini bersama Camila."ujar Josh
Shawn membelalakkan matanya,"kenapa kau tidak memberitahuku?!"ujarnya dengan nada tinggi
"Karna kau sedang sibuk melatih.."
"Batalkan projek itu!"
"Tidak bisa Shawn, Camila dan produsernya sudah sampai di depan."
Shawn menggebrak sofa disampingnya,"sialan!"teriaknya kesal
Tak berapa lama,Camila datang dengan senyuman genitnya menatap kearah Shawn.

"Shawn sudah siap rekaman?"tanya Roy, produser Camila.
"Apa kau kira aku tak butuh latihan dulu?!"tanya Shawn dengan sinis
Roy pun terdiam kaku,"maaf. Kalau begitu ayo latihan. Camila, ini Shawn Mendes."
"Tentu, siapa yang tidak mengetahui Shawn Mendes."ujar Camila dengan nada genit
Shawn hanya menatapnya sinis lalu mengalihkan pandangannya acuh.

Selama latihan untuk rekaman,Camila tak melepaskan pandangannya dari Shawn. Saat Shawn membalas tatapannya, Camila langsung tersenyum genit. Shawn sungguh muak dan ingin sekali meninjunya.

Proses rekaman sudah selesai. Setelah mendengarkan hasilnya, sungguh luar biasa. Jika diingat ingat, ini proses rekaman tercepat Shawn. Karna ia tidak mengikuti proses pembuatan lagunya dan hanya menjalani proses rekaman saja.

Camila melihat Shawn sedang duduk sendirian di studio seraya memainkan ponselnya dengan serius. Camila pun menghampiri Shawn.
"Shawn, bolehkah aku meminta nomor teleponmu?"tanya Camila
Shawn menatapnya datar,"maaf, tapi aku tidak bisa memberikan nomorku ke orang asing."jawabnya dingin
Camila membelalakkan matanya,"kau baru saja menjalani proses rekaman denganku! Kita akan segera menjadi partner duet! Apa kau tidak mempercayaiku?"
Shawn mengidikkan bahunya,"tidak."desisnya
Shawn pun hendak pergi namun Camila menahannya.

"Berikan nomor teleponmu!"paksa Camila dengan nada memohon
Shawn menepis tangan Camila yang menahan tangannya.
"Tidak."ujarnya dengan tertahan kearah Camila lalu pergi meninggalkannya.
Camila menghentak hentakkan kakinya di lantai karna kesal.
Sungguh genit.

Setelah sampai rumah, Shawn memasuki rumahnya dan mendengar suara dentingan piano diiringi suara seseorang menyanyi dengan sangat merdu. Shawn mencari sumber suara itu.

"They dont know about the things we do.. they dont know about the i love you's but i bet you if they only knew.... they would just being jealous of us... they dont know about the up all night.. they dont know i've waited all my life..."
Shawn menatap kearah punggung laki laki yang sedang menyanyikan lagu itu dengan iringan piano.
Zayn.
Zayn memainkan piano seraya menyanyikan lagunya. Ditemani Lily yang setia menontonnya seraya tersenyum. Shawn memutar bola matanya melihat kemesraan pasangan itu lalu berjalan melewati mereka seakan tak peduli.

"Shawn,"panggil Zayn membuat Shawn menghentikan langkahnya namun tak menoleh.
Zayn pun berdiri dan menghampiri Shawn. Lily yang merasa kakak beradik itu butuh privasi pun pergi sebentar dari ruangan itu.

"Apa?"tanya Shawn dingin seraya menatap Zayn datar
"Sekarang hanya ada kita berdua di rumah ini sebagai keluarga. Berhentilah bersikap seolah menganggapku tak ada. Kita hanya memiliki satu sama lain. Keluarga yang lain? Tak ada yang perduli dengan kita Shawn."ujar Zayn dengan lembut
Shawn hanya diam tak merespon Zayn
Zayn memeluk adiknya itu seraya menepuk punggung Shawn.

"Kita harus kuat bersama. Teruskan karir kita masing masing dan saling dukung sebagai kakak beradik."ujar Zayn
Shawn meluluh. Namun ia  tetap diam saja.
Zayn tersenyum dan melepaskan pelukannya.
Shawn menatap Zayn datar,"lihat saja nanti."ujarnya dingin lalu meninggalkan Zayn.
Zayn menghembuskan nafasnya perlahan melihat Shawn yang tetap tak peduli.
Lily pun menghampirinya dan mengusap tangannya lembut.

"Kau tahu Shawn memang begitu.."ujar Lily lembut
Zayn membalas usapan jemari Lily di tangannya seraya menatap Lily dengan senyum.
"aku memahaminya. Ia hanya butuh waktu."ujar Zayn
Lily tersenyum dan mengangguk.
Mata Lily membelalak saat tiba tiba Zayn mencium bibirnya lembut. Sangat lembut hingga akhirnya membuat Lily memejamkan matanya dan menikmati ciuman itu juga.

Mereka tak sadar ada sepasang mata tajam yang menatap mereka dari kejauhan. Tanpa sadar tangan Shawn terkepal melihat Zayn dan Lily yang sedang berciuman.

"Keadaan sedang berduka dan ia malah berciuman... di rumahku."gumam Shawn mendesis

-

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang