Part.16

5 0 0
                                    

Zayn menyesap teh hangatnya di rooftop minimalis rmahnya. Menatap keindahan kota LA dari atas, membuat Zayn lebih tenang dan membuatnya emosinya sedikit menurun.

Ya, Zayn melihat semuanya. Ia bangun sangat pagi dan mengecek Shawn tidak ada dikamarnya, terpaksa ia melihat monitor CCTV di studio rumahnya dan melihat Shawn dan Lily yang memasuki kamar tamu. Benar saja, keduanya sedang tidur bersama. Zayn berkali kali menghembuskan nafasnya mencoba untuk sabar.

Langkah kaki terdengar mendekati Zayn, saat Zayn menoleh ia melihat Lily sedang berjalan lesu kearahnya seraya mengucak matanya. Wajahnya terlihat masih mengantuk.

Zayn memaksakan senyumnya,"selamat pagi. Kau baru bangun?"
Lily mengangguk pelan lalu menguap dan duduk di samping Zayn.

"Apa kau tidak kedinginan?"tanya Lily
"Ini tempat favoritku sejak kecil jika aku sedang ingin bersantai saat stress atau apa pun itu. Jadi aku sudah terbiasa di atas sini. Tanpa menggunakan mantel bahkan saat musim dingin."

Lily menganga,"benarkah? Se-kebal itu?"
Zayn mengangguk lalu menyerahkan tehnya kearah Lily.

"Minum teh sangat baik untuk pagi hari,"tutur Zayn
Lily tersenyum tipis lalu menyesap teh dari Zayn.

Lily menaruh cangkir itu hati hati dan menatap Zayn yang sedang membuang wajahnya kearah lain. Zayn menatap kearah pemandangan di sebelahnya dengan mata yang menyipit karna silau.

"Kenapa kau terlihat berbeda?"tanya Lily
Zayn menoleh,"maksudmu?"
"Kau lebih...diam."

Zayn tertawa kecil lalu mengacak rambut atas Lily,"aku memang setiap hari begini,sayang."
Lily membelalakkan matanya mendengar panggilan 'sayang' dari Zayn. Kenapa tiba tiba ia menjadi romantis begini?

"Apa kau ada jadwal hari ini?"tanya Lily mengalihkan pembicaraan
Zayn mengidikkan bahunya,"entahlah. Aku sedang ingin bersantai di rumah."
Baru Lily ingin membuka mulutnya, namun ia mendengar teriakkan dari bawah.

"AKU LAPAR!"

Lily dan Zayn bertatapan satu sama lain mendengar teriakkan menggema Shawn dari bawah.

"Apa itu Shawn?"tanya Zayn
"Sepertinya begitu."jawab Lily dengan tatapan ngeri
"Sebaiknya kita turun sebelum ia marah besar."
Keduanya tertawa kecil lalu turun dengan Zayn  yang merangkul Lily.

Keduanya melihat Shawn yang sudah berdiri di depan kompor dengan tangan terlipat di dada dan alis mengkerut kesal.
Shawn menoleh saat mendengar hentakkan kaki. Matanya menatap tajam rangkulan Zayn di bahu Lily.

"Dari mana saja kalian?!"tanya Shawn sinis
"Ia menemaniku nge-teh di rooftop."ujar Zayn dengan lembut
"Kuno! Aku lapar!"
"Biar aku minta Sam untuk membelikan makanan."tutur Zayn lalu berjalan keluar rumah dan menghampiri Sam yang sedang di garasi rumahnya.

Lily menghampiri Shawn yang sedang menatap tajam kompor di hadapannya.
"Tidak bisakah kau meminta tolong dengan baik baik? Ia lebih tua darimu. Cobalah untuk bersikap sopan,"tutur Lily
Shawn menatapnya tajam,"selalu saja cerewet."desisnya

Lily menahan tawanya,"kau sungguh seperti wanita. Selalu marah marah disaat lapar."
"Aku laki laki!"
"Wow, iya aku tahu aku hanya bercanda. Chill!"ujar Lily

Tak berapa lama, Zayn datang dengan Sam yang sudah membawa makanan.
"Ini, kebetulan Sam sebelum berangkat kesini, ia mampir ke restoran dan membelikan kita sarapan."tutur Zayn dan menaruh plastik makanan itu di meja makan

"Wah,ada nona Dallas? Maaf aku tidak tahu jika ada kau disini menginap. Jadi aku tadi hanya membeli dua bungkus. Maafkan aku,"ujar Sam seraya menundukkan wajahnya berkali kali
Lily tersenyum,"tak apa apa. Aku tidak lapar."
Shawn mendesis,"semua orang tahu kau lapar."

Lily menatapnya tajam sedangkan Shawn hanya mengidikkan bahunya santai seraya mengunyah makanannya di meja makan.

"Maafkan saya,Nona."ujar Sam
"Tak apa,Sam. Kau bisa kembali."potong Zayn
Sam menundukkan wajahnya sekali lalu pergi.
Lily menghampiri Zayn dan Shawn yang sedang asyik di meja makan lalu duduk di salah satu kursi meja makan.

"Kau lapar? Mau bagi dua?"tanya Zayn seraya menyodorkan piringnya
Lily menggeleng,"tak usah, tak apa apa. Kau makanlah, kau kan harus beraktifitas lagi setelah ini."

Shawn mencibir,"cih. Sok romantis sekali. Nih bagi dua saja denganku,"
"Sudah lah, aku serius. Kalian berdua banyak jadwal hari ini."ujar Lily
"Aku hari ini kosong, makan lah denganku!"ujar Zayn
"Tidak, aku hari ini hanya sesi foto saja untuk single baru ku. Setelah itu selesai! Makan denganku saja!"balas Shawn

"Ini terlalu banyak untukku, bagi dua denganmu sepertinya pas!"balas Zayn
Shawn menatap tajam Zayn lalu mengguncang tubuh Lily,"aku kenyang. Kita bagi dua saja!"
Zayn dan Shawn bertatapan sinis satu sama lain.

"Tidak. Dengan ku."desis Zayn
"Tidak. Dengan ku saja."geram Shawn membalas seraya menatap tajam Zayn
"Sudah lah,astaga! Aku bisa membeli makanan sendiri!"potong Lily
Zayn dan Shawn bertatapan tajam satu sama lain tidak memperdulikan Lily.

"Kalian. Berdua. Makan."ujar Lily penuh penekanan
Sungguh layaknya seorang ibu yang sedang mendidik dua anak nakalnya.
"Tidak! Aku kenyang!"ujar Shawn seraya menyenderkan tubuhnya di kursi dan melipat kedua tangannya

Zayn menaruh sendoknya lalu menyenderkan tubuhnya juga di kursi,"aku juga!"
Lily menghembuskan nafasnya kasar lalu menarik dua piring Zayn dan Shawn.

"Yasudah kalau begitu aku saja yang habiskan dua porsi ini sepertinya lebih dari cukup."ujar Lily dengan santai
"Bagi dua denganku!"seru Zayn dan Shawn bersamaan membuat Lily menahan tawanya.

-

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang