10 • Jungkook [1]

2.6K 383 19
                                    

Saat aku sampai disana, Jungkook hanya bersandar di tembok. Ini sangat canggung, tapi aku berusaha mencairkan suasana.

Dia hanya menatapku selagi aku duduk di kursi meja makan.

"Apa kau akan tetap berdiri?" tanyaku, karena tidak tahu apa yang harus kukatakan lagi.

"Aku sedang memikirkannya. Anne bilang aku harus tetap menjaga jarak denganmu."

"Kau bisa duduk disana," jawabku.

"Oke." Jungkook duduk di kursi yang ada di seberangku. Meja makan ini sebenarnya cukup kecil. Tapi ini terasa seperti meja makanku berubah menjadi sangat panjang.

Setelah semua pesan yang kami saling kirimkan, aku merasa sudah mengenalnya. Tapi begitu aku berhadapan dengannya seperti ini, rasanya sama sekali tidak.

Jungkook lebih tinggi dari yang kukira dan lebih berotot, tapi badannya tidak terlalu besar. Dia memakai pakaian serba hitam, sempurna dengan kulitnya yang putih. Rasanya pasti hangat kalau disentuh.

"Kau berbeda dari perkiraanku." Aku berkomentar setelah berpikir sebanyak itu.

Jungkook tersenyum miring. "Aku tahu. Lebih seksi kan? Kau bisa jujur saja."

Aku tertawa. "Bagaimana kau bisa sangat percaya diri?"

"Berkat otot-ototku." ucapnya sambil mengencangkan ototnya.

Rasa gugupku sebagian runtuh, dan aku sudah merasa lebih nyaman. Tapi itu kembali lagi saat Jungkook menatapku terus-menerus.

"Kau lebih cantik dari yang kukira."

Aku tersenyum. Aku senang Jungkook berpendapat seperti itu.

Selama beberapa saat kami terdiam, tidak yakin apa yang harus dikatakan. Keheningan tidak terlalu kentara jika ini adalah pesan chat, namun saat ini adalah kehidupan nyata.

Aku pindah duduk ke sofa, berharap Jungkook mengikutiku dan duduk di sebelahku. Dan memang itu yang terjadi.

Jungkook hanya duduk diam. Walau dia tidak bergerak, aku bisa merasakan keinginan untuk bergerak memancar darinya. Dia seperti pemancar energi kinetik.

"Tempat mana yang paling ingin kau datangi?" Dia memulai obrolan.

"Pantai," Aku berpikir sejenak. "atau laut." lanjutku.

"Kau mau aku menggambarkannya untukmu?"

Aku mengangguk dan aku bisa merasakan detak jantungku semakin cepat seolah aku melakukan hal terlarang.

"Aku hanya pernah melihat foto dan video, apa rasanya seperti berendam di bak mandi raksasa?"

"Mirip," jawab Jungkook. "Tidak, kutarik lagi ucapanku. Berendam menbuatmu santai, tapi berada di laut membuatmu gelisah. Laut itu dingin, luas, dan menakutkan. Kau tidak tahu kapan ombak besar akan menenggelamkanmu, dan menarikmu ke dasar laut terdalam."

Aku bergidik. "Kau benci lautan?"

"Tidak, aku tidak membencinya. Aku menghormatinya."

"Oke, kau takut laut!"

"Kita bahkan belum membahas hiu besar atau buaya ganas atau ikan pembunuh atau-"

"Oke, oke," kataku sambil tertawa.

"Aku tidak bercanda." Jungkook merubah ekspresinya menjadi serius dalam sekejap. "Laut bisa membunuhmu."

"Bagaimana dengan pantai?"

"Asal kau tidak masuk ke laut, pantai sangat indah. Kau bisa merasakan kehangatannya saat matahari terbenam."

Aku tersenyum senang. "Berarti aku bisa ke pantai."

"Tentu saja."

Jarak Jungkook dan aku terpaut beberapa bantal di sofa. Aku tidak suka. Aku ingin dekat dengannya, menyentuhnya- tidak. Cukup, Eunbi. Bertemu dengannya saja sudah salah, eomma akan marah jika dia tahu.

"Apa lagi yang ingin kau ketahui?" lanjutnya setelah melihatku terdiam.

"Oh, em, tidak ada."

"Ayolah, aku sumber pengetahuan!"

"Oke, apa yang bisa kau tunjukkan untukku?"

Jungkook seketika berdiri dan mulai mengamati ruangan ini. "Ruangannya tidak cukup besar, ayo kita keluar-"

Jungkook berhenti di tengah kalimat. "Sial, maafkan aku, Eunbi."

"Hentikan," kataku. "Jangan mengasihaniku. Jangan minta maaf padaku. Jangan-"

"Aku mengerti, Eunbi."

"Jadi kau mau melakukan apa?"


31 December 2017

Jungkook mau ngapain?

Hint: Mulmed ( ͡° ͜ʖ ͡°)

Dan karena besok tahun baru, aku bakal post next chapter besok!

Chapter selanjutnya lebih ehem ;)

next door wish ㅡ jungkook;sinb ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang