Setelah aku menyadari kebenaran itu, pagi ini, setelah semua kejadian yang terjadi pagi subuh tadi, aku berada di kantor Dr. Moon, seorang spesialis.
Walaupun aku tahu apa yang akan Dr. Moon katakan, namun aku tetap takut untuk mendengar konfirmasi media yang sesungguhnya.
Siapa aku kalau aku tidak sakit?
Seorang perawat memanggil namaku dan aku menyuruh Anne menunggu di ruang tunggu. Untuk alasan apapun, aku mau mendengar ini sendirian.
Dr. Moon berdiri saat aku masuk ke ruangannya. Dia menatapku dengan perpaduan antara simpati dan penasaran.
Dia mengisyaratkanku untuk duduk sebelum akhirnya dia duduk di kursinya sendiri. "Kasusmu..."
Dr. Moon berbicara, lalu berhenti. "Tidak apa-apa. Aku sudah tahu," kataku.
"Aku sudah mengamati hasilnya beberapa kali. Aku bahkan meminta pendapat beberapa kolegaku. Dan hasilnya tetap sama. Kau tidak sakit, Ms. Hwang."
Aku menggeleng. "Aku sudah tahu."
Aku sudah mendengar konfirmasi kebenarannya. Perlu beberapa waktu bagiku untuk benar-benar kembali dalam pikiran dan tubuhku.
"Kau pasti punya banyak pertanyaan."
"Kenapa aku sakit waktu di Busan?"
"Semua orang bisa sakit, Ms. Hwang. Orang normal bisa sakit. Orang sehat pun bisa sakit. Aku pun juga bisa sakit."
"Tapi jantungku berhenti..?" Aku memberi pernyataan yang terdengar seperti pertanyaan.
"Aku menduga itu karena peradangan otot jantung. Pada dasarnya ini karena sistem kekebalan tubuhmu yang lemah."
Aku tidak punya pertanyaan lain, setidaknya untuk saat ini. "Kalau begitu, terima kasih, Dr. Moon."
"Satu hal lagi sebelum kau pergi," katanya.
Aku duduk kembali. "Ms. Anne memberi tahu kami bahwa ibumu sakit. Bukan sakit fisik, mungkin secara mental."
"Aku juga tidak tahu kebenarannya."
"Kalau begitu kami akan melakukan tes, apa kau mengijinkannya?"
"Ya, tentu. Jika itu untuk hal yang lebih baik. Lebih baik begitu."
"Satu lagi pesan untukmu, jangan terburu-buru saat mulai melihat dunia. Tidak boleh berada di kerumunan orang banyak, tidak boleh makan makanan asing yang belum pernah kau makan, tidak boleh melakukan aktivitas fisik yang melelahkan," ucapnya panjang lebar.
Aku mengangguk, kemudian berdiri. "Terima kasih banyak, Dr. Moon."
"Dunia ini tidak akan kemana-mana," katanya saat aku sudah berada di pintu.
Aku menghabiskan beberapa hari untuk mencari informasi, mencari apa saja yang bisa menjelaskan apa yang terjadi padaku dan apa yang terjadi pada ibuku.
Aku ingin tahu kenapa dan apa yang membuat ibuku menjadi begitu. Tapi, eomma tidak bisa memberitahuku. Pikirannya sudah terlalu kacau.
Kurasa aku juga tidak akan mengerti, bagaimana kedalaman duka dan ketakutkan yang membuatnya merenggut seluruh kehidupan dariku.
Dr. Moon bilang bahwa eomma butuh seorang ahli terapis. Atau ahli psikologi. Katanya eomma menderita semacam keterpurukan setelah ayah dan kakakku meninggal.
Anne menggunakan seluruh kekuatannya untuk meyakinkanku agar tidak keluar rumah. Bukan apa-apa, tapi kesehatanku masih belum diketahui.
Aku sendiri tidak tahu peradangan otot jantung yang dikatakan Dr. Moon itu seperti apa persisnya.
Terpikir olehku untuk mengirim e-mail lagi kepada Jungkook. Tapi waktu sudah lama sekali berlalu, dan aku tidak yakin apakah Jungkook masih sama.
Mungkin Jungkook sudah melanjutkan hidupnya. Mungkin dia sudah menemukan orang lain. Aku tidak yakin apakah aku bisa menghadapi patah hati lagi.
Lagipula apa yang akan aku katakan kepadanya? Bahwa aku hampir tidak sakit? Bawha seluruh hidupku hanyalah suatu kebohongan?
Aku terus bertemu dengan Dr. Moon untuk mengontrol kesehatanku. Beliau selalu mengingatkanku untuk berhati-hati.
Aku terus menulis draf e-mail untuk Jungkook. Seperti yang dilakukannya untukku dulu. Tapi draf itu tidak pernah aku kirim.
Seminggu kemudian, aku mendapat hasil dari pemeriksaan eomma. Disitu tertulis bahwa eomma akhirnya bisa mengingat malam ketika suaminya meninggal. Dia masih membicarakannya dalam kalimat present tense seolah peristiwa itu baru saja terjadi. Jelas ada banyak hal yang perlu dilakukan.
Jelas ada banyak hal yang harus dilakukan. Eomma juga bilang bahwa di rumah sakit saat itu aku sakit. Infeksi telinga. Alergi. Diare. Bronkitis. Dia bilang ingin segalanya berhenti. Tidak ada lagi yang sakit. Tidak ada lagi rumah sakit. Tidak ada lagi kematian.
Yah, seandainya semuanya bisa berhenti begitu saja, berhenti begitu saja.
3 March 2018
Jangan lupa vomment, ga susah kok pencet vote. Dikit lagi tamat ye ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
next door wish ㅡ jungkook;sinb ✔
Short Storyeunbi yakin jatuh cinta pada jungkook akan menjadi resiko terbesar baginya. [remake from a novel called everything, everything by nicola yoon] ©sinbunny ㅡ 2017