25 • Memories

1.7K 302 17
                                    

"Kau bawa buku panduan?"

Jungkook memecah kecanggungan itu. "Buku panduan apa? Ini masih di Korea jadi kurasa aku tidak butuh itu," kataku.

Tapi Jungkook tetap meraih tas ranselku dan mencari-cari di dalamnya. "Kulihat kau membawa hal-hal yang penting," ucapnya menggodaku sambil melambaikan buku itu tinggi-tinggi.

Buku itu, buku favoritku, 'Love is' karya Park Dami-nim. "Ini pasti buku favoritmu." katanya lagi.

Aku berusaha mengambil lagi buku itu tapi Jungkook dengan cepat mengangkatnya tinggi-tinggi. Aku menyerah dan dia mulai membuka buku itu. "Kau berharap aku akan melakukan hal-hal ini padamu?"

Aku tidak menjawab. Aku cukup yakin dia hanya menggodaku. Kemudian dia membalikkan buku di tangannya.

"Buku ini milik Hwang Eunbi." Dia membalik lembar judul dan terus membaca. "Imbalan jika ditemukan. Jalan-jalan denganku (Eunbi). Pergi ke pantai denganku (Eunbi)."

Jungkook berhenti membaca keras dan lanjut membaca tanpa mengeluarkan suara. "Kapan kau menulis ini semua?" tanyanya.

"Aku punya banyak sekali waktu—" Aku belum selesai bicara tapi tiba-tiba jantungku serasa diremas dan kepalaku terasa pening.

Aku dengan perlahan duduk di ujung kasur membelakangi Jungkook.

"Bie, kau kenapa? Kau tidak apa-apa?" Jungkook langsung berada di sampingku.

"Aku hanya pusing." jawabku . Aku berharap itu tidak kambuh. Jangan dulu. Aku belum siap. Aku tidak mau.

"Kau mau ke rumah sakit?" tanyanya lagi. Nadanya terdengar khawatir.

Perutku tiba-tiba saja berbunyi seakan menjawab pertanyaan Jungkook.

"Kurasa aku—"

"Lapar." jawab kami bersamaan.

Astaga, ini hanya rasa lapar. Bukan sakit. Aku hanya lapar. Aku hanya makan roti panggang buatan Anne dari pagi.

"Aku sudah cemas kalau penyakitmu kambuh." Jungkook menekan pelipisnya. "Untung itu hanya bunyi perutmu yang kelaparan."

Aku berbaring dan tertawa bersama Jungkook. "Ayo, pergi makan." ajaknya.

Jantungku serasa diremas lagi, tapi aku berusaha tidak memedulikannya.

Kami pergi ke Haeundae Market. Jungkook yang merekomendasikannya. Entahlah dia sudah pernah kesini bersama siapa, aku tidak peduli. Yang penting sekarang ini dia pergi bersamaku.

Ada banyak sekali kios makanan, souvenir, baju, dan lainnya. Ini pengalaman pertamaku berada di tempat seperti ini. Ada banyak sekali makanan sampai aku tidak tahu harus memakan yang mana.

Aku terus mampir dan makan di beberapa kios makanan dan Jungkook mengikutiku. "Astaga, kau makan banyak sekali, Bibie. Apa kau tidak khawatir dengan sakitmu?"

"Tidak apa-apa. Hanya sekali ini saja."

Jungkook menghela nafasnya. "Sekarang kau sudah kenyang?"

Aku hanya mengangguk. Kemudian Jungkook menarikku ke toko dengan nama yang sangat membantu, Toko Suvenir Haeundae.

Sepertinya aku belum pernah melihat barang sebanyak itu. Ada banyak kaus dan topi bertulisan Haeundae. Aku mengeksplor toko itu sendirian seolah lupa kehadiran Jungkook.

Jungkook mendekat ke belakangku dan melingkarkan satu lengannya di sekeliling pinggangku. Aku berdiri di depan satu rak yang penuh kalender dengan gambar para peselancar yang bertelanjang dada.

"Aku cemburu," bisik Jungkook di telingaku. Aku tertawa kecil lalu mengambil salah satu kalender itu.

"Kau harus cemburu. Lihatlah otot perut mereka," balasku.

"Kau—" Jungkook mengerucutkan bibirnya berpura-pura kesal.

"Ini untuk Anne. Aku hanya bercanda, astaga."

"Ya, ya, tentu saja."

"Kau beli apa?" Aku menyenderkan kepalaku di dadanya.

"Kalung kerang untuk ibuku dan Somi. Kau?"

"Kalender ini untuk Anne dan salah satu gaun bunga itu untukku."

"Bagaimana dengan ibumu?"

"Bagaimana dengan ayahmu?" Bukannya menjawab, kami malah saling bertanya.

Kenang-kenangan seperti apa pantas untuk ibu yang telah merawatmu seumur hidupnya? Yang telah kau tinggalkan sendirian di rumah? Yang mungkin yak akan pernah kau temui lagi? Sepertinya tidak ada yang pantas, atau cukup pantas untuk eomma.

Di umurku, remaja lain pasti sudah berpisah dari orang tua mereka. Menjalani hidup mereka yang baru dan menciptakan kenangan yang berbeda. Namun, aku dan eomma tidak begitu. Kami sudah belasan tahun berada di satu rumah yang sama tanpa keluar sampai-sampai rasanya begitu aneh aku berada di luar sini tanpa eomma.

Seandainya saja kau ada disini. Aku mencintaimu, eomma. -Eunbi


30 January 2018

Votenya menyusut terus duh padahal udah mau menuju klimaks ceritanya nih:(

next door wish ㅡ jungkook;sinb ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang