12 • Desire

2.7K 338 29
                                    

Menginginkan satu hal hanya akan membawamu ke jauh lebih banyak lagi keinginan. Itu tidak akan pernah ada ujungnya. Dan aku mengalaminya sekarang.

"Jadi kau sedang jatuh cinta?"

Anne sedang mengukur suhu tubuhku dengan termometer. Aku yang memintanya, karena aku merasa tidak enak badan.

"Tidak," jawabku.

"Dan kau tidak sakit," balas Anne sambil memperlihatkan termometernya padaku. "Tidak ada yang perlu dicemaskan."

"Aku tidak jatuh cinta. Kurasa aku jatuh suka. Aku menyukainya, Anne."

Anne menatapku. "Dia? Cowok itu?"

Aku mengangguk. "Tapi, kau dan dia seperti kau sedang berada di luar angkasa, dan dia ada di bumi. Dia sangat jauh, dan kau hanya bisa melihatnya dari jauh," balas Anne.

Untuk pertama kalinya, aku meninginkan lebih dari apa yang kupunya. Kalimat Anne barusan menyadarkanku, bahwa aku tidak bisa. Aku tidak bisa jatuh cinta, atau jatuh suka seperti gadis lainnya.

"Yah, kau benar. Seharusnya aku sadar diri. Aku tidak pantas—"

"Tapi kau pantas. Beda ceritanya, jika itu adalah orang yang tepat. Sudah kukatakan padamu. Semua orang punya jalannya masing-masing."

Aku tersenyum. Anne benar. Aku ingin apa yang Anne katakan benar supaya aku yakin Jungkook adalah orang yang tepat.

"Kau tidak tahu soal cinta. Aku adalah ahlinya. Ini semua hanya tentang keadaan baru."

Aku tertawa sejenak. "Kau ahlinya? Bahkan kau tidak punya pacar, Anne. Oops, maaf."

"Dasar. Karena siapa aku tidak punya pacar? Aku mengabdikan hidupku hanya untukmu, gadis menyebalkan."

Aku mensyukuri fakta bahwa Anne mau mengabdikan hidupnya untukku. Aku sayang sekali padanya, dia sudah seperti kakak kandungku.

"Tapi, dia memang manis kan?" Aku tertawa cekikikan.

"Kuharap pabrik bisa membuat banyak manusia menjadi manis seperti dia," balasnya sambil tertawa.

Aku juga tertawa membayangkan sebuah pabrik mengeluarkan "Jungkook-Jungkook kecil yang manis" dari jalur perakitan.

Anne menepuk keras pahaku. "Kau tahu, cinta tidak bisa membunuhmu. Lakukanlah!"

"Menurutmu apa pendapatnya tentangku?"

"Seorang gadis misterius yang seolah seperti putri yang berasal dari negeri dongeng, dikutuk oleh ibu tirinya agar tidak bisa keluar dari rumah."

Aku terkesiap. "Heol, kau membaca e-mailku dengannya?"

"E-mail? Kalian saling mengirim e-mail? Wah, kau menyembunyikan banyak sekali hal, Eunbi."

"Ti..tidak. Kau hanya berkata persis sepertinya. Oke, aku mengakuinya," kataku. "Jangan bilang pada eomma, kau berjanji."

"Ya Tuhan, tolong ingatlah bahwa ini adalah dosa milik Eunbi. Bukan milikku."

Aku terkekeh lagi. Aku tak mau berpikir jauh ke depan dulu. Aku yakin saat ini aku senang, dan aku jatuh suka pada Jungkook.

Itu hampir pasti akan jadi bencana, jika eomma tahu, apa yang akan dilakukannya?

Rasanya aneh tidak bicara pada eomma tentang sesuatu. Hubunganku dengannya terasa agak renggang, bukan karena waktu yang kami habiskan berkurang. Dan bukan karena Jungkook menggantikan posisinya, atau Anne menggantikan posisinya.

Tapi karena untuk pertama kalinya, aku punya suatu rahasia yang kusembunyikan.

3 January 2018

Lagi pusing, mual, eneg dan gaenak badan ㅠㅠ Terus bentar lagi udah mau masuk sekolah nOOOOOO :'(

next door wish ㅡ jungkook;sinb ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang