36 • World

1.4K 249 5
                                    

Hari sudah semakin pagi. Jadi aku memutuskan keluar dari kamar eomma. Koridor membentang di hadapanku. Kemudian, dengan sekejap, aku sudah berada di dunia luar.

Aku menangis tapi udara pagi mendinginkan air mataku. Aku tertawa dan udara dingin menyerbu kulitku. Aku tidak sakit. Aku tidak pernah sakit.

Seluruh emosi yang kutahan selama 24 jam menghantamku. Harapan, keputusasaan, kelegaan, penyesalan, kebahagian, dan kemarahan.

Eomma menyusulku. Ekspresi wajahnya penuh khawatir dan ketakutan. "Kau harus masuk, sayang."

Aku mengarahkan tatapanku kepadanya. "Kenapa? Kenapa aku harus masuk?"

"Karena kau sakit. Di luar sini, banyak hal buruk yang bisa terjadi padamu."

Sekarang aku mengerti. Sekarang aku sadar. Sekarang aku tahu kenapa eomma begini. Dia sakit. Dia tak pernah pulih dari apa yang terjadi pada ayahku. Dia tidak mau aku berakhir seperti ayahku.

Tapi tetap saja cara ini salah. Eomma mengulurkan tangannya padaku, tapi aku menjauh darinya. "Tidak. Aku tidak mau masuk ke dalam lagi."

"Kumohon, Eunbi," katanya. "Aku tidak bisa kehilanganmu juga setelah semua yang terjadi."

"Aku kehilangan ayahmu. Aku tidak sanggup kehilanganmu juga," lanjutnya lagi. Anne benar. Akal sehat eomma sudah lama tidak utuh.

"Teapat saat ayahmu meninggal, kau sakit. Sakit parah. Kau dirawat tiga hari di rumah sakit. Mereka bilang tidak tahu apa penyebabnya. Mereka bilang mungkin karena alergi. Mereka memberiku daftar apa saja yang perlu kau hindari. Dan itu lebih baik kalau kau tetap di rumah dan tetap aman."

Seharusnya aku merasa menyesal dan iba. Tapi, bukan itu yang kurasakan. Kemarahan sudah memuncak dalam diriku.

"Aku tidak sakit, eomma!" Aku berteriak.

"Masuklah," bisiknya. "Hanya kau yang masih kupunya."

"Tapi ini salah, eomma. Cara ini bukanlah cara yang benar."

Kepedihannya tidak berakhir, tapi bergulir ke ujung dunia. Kepedihannya ditujukan kepadaku, tapi aku sudah tidak sanggup lagi menghadapinya.

Aku berlari menjauhi rumah, eomma mengerjarku, tapi aku berlari sekencang yang aku bisa.

Tepat saat aku berbelok, aku melihat mobil Anne yang sedang menuju rumahku. Aku masuk ke dalam mobilnya, dan diam tak bersuara walaupun Anne terus bertanya apa yang terjadi kepadaku.

Aku hanya butuh ketenangan dan kepastian saat ini.

1 March 2018

Beberapa chapter lagi mau tamat :)

next door wish ㅡ jungkook;sinb ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang