"Sayangku, kau baik-baik saja kan?" tanya eomma sambil duduk di ujung kasurku.
Aku memang merasa agak tidak enak badan, tapi ini bukan apa-apa. Aku baru akan meyakinkannya ketika bel pintu berbunyi.
Ini sangat jarang terjadi. Ada seseorang yang mengunjungi rumahku? Aku sampai tidak tahu harus melakukan apa.
Bel berbunyi lagi. "Tetaplah disini," katanya kepadaku setelah bangkit dari duduknya.
Aku sangat penasaran, jadi aku mengikuti eomma diam-diam. Aku mengintip dari balik dinding. Tapi aku tidak bisa melihat, aku hanya bisa mendengar.
"Permisi, kami baru saja pindah ke rumah sebelah. Kami mengirim kue chiffon ini untukmu."
Suaranya dalam dan mulus. Aku menyukai suaranya. Aku berusaha menebak siapa yang ada di depan pintu. Kurasa itu Jungkook.
"Maaf jika kue chiffon buatan eomma tidak terlalu enak."
Kali ini ada suara baru. Suara perempuan. Adiknya?
"Oh, baiklah. Terima kasih banyak. Tolong sampaikan terima kasih banyak untuk ibumu."
Hening sejenak, lalu beberapa detik kemudian aku mendengar suaranya lagi.
"Apa anak perempuanmu ada di rumah?" tanya Jungkook cukup keras. "Kami berharap ia mau menemani kami berkeliling."
Jantungku berdegup. Apa dia baru saja menanyakanku? Tidak pernah ada orang yang mengunjungiku. Aku memang punya teman online, tapi itu tidak sama dengan orang sungguhan yang datang di depan rumahku.
Aku yakin eomma akan menolaknya. Aku sudah tidak terkejut dengan perkataanya ini. "Maaf, tapi dia tidak bisa menemani kalian. Selamat datang di lingkungan ini, dan sekali lagi, terima kasih."
Eomma menutup pintu dan aku berjalan mundur sambil menunggunya. Semenit kemudian dia menghampiriku, tapi dia hanya berdiri dalam diam dan menundukkan kepalanya sedikit.
"Maafkan aku," katanya pelan.
"Tidak apa-apa, eomma. Aku baik-baik saja, dan aku sudah terbiasa." Aku memeluk eomma untuk meyakinkan bahwa aku baik-baik saja. Tapi kenyataannya, aku memang tidak baik-baik saja.
"Sebagai gantinya, kau mau makan kuenya? Tetangga sebelah mengirimkan ini pada kita."
Aku mengangguk dan mengikuti eomma ke ruang makan, sambil membayangkan bagaimana rasa kue chiffon itu.
Setelah dari ruang makan, aku kembali ke kamarku dan langsung menuju jendela. Eomma juga kembali ke kamarnya.
Aku sedang bersembunyi di balik tirai ketika aku tiba-tiba tidak ingin bersembunyi lagi. Aku menyalakan lampu, dan langsung menyibak tirai di jendela. Entah mengapa aku merasa bersemangat tentang ini.
Aku mendapati Jungkook ada di depan jendela kamarnya, dia memandang lurus tepat ke arahku.
Aku tidak yakin apa yang ada dalam pikirannya. Aku salah tingkah, tapi kulihat raut wajahnya yang tidak bisa ditebak. Dia tidak tersenyum. Ekspresinya datar.
Tidak, kutarik ucapanku. Dia menyeringai. Dia jelas-jelas menyeringai. Apa maksudnya?
Kemudian, dia justru mengulurkan tangan ke atas kepalanya untuk menarik tirai, dan menutupi jendela kamarnya.
19 December 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
next door wish ㅡ jungkook;sinb ✔
Cerita Pendekeunbi yakin jatuh cinta pada jungkook akan menjadi resiko terbesar baginya. [remake from a novel called everything, everything by nicola yoon] ©sinbunny ㅡ 2017