Hari ini, Anne membiarkanku bertemu dengan Jungkook lagi.
"Kau senang bertemu denganku lagi?" Dia tersenyum simpul setelah mengatakan itu.
Aku mengangguk senang kemudian mengikutinya berjalan menuju taman kecil di dalam rumahku. Dia menatap beberapa bunga disana. "Kau suka berkebun? Bunga-bunga ini tumbuh dengan cantik."
Aku mengangguk sebelum akhirnya sadar bahwa aku di belakangnya, jadi dia tidak melihatku. "Iya," jawabku singkat.
Jungkook bergumam kecil. "Kau sedang tidak enak badan?"
Aku menggeleng. "Tidak, memangnya kenapa? Ada yang aneh?"
"Kau terdengar sedikit tidak bersemangat."
"Aku tidak bersemangat karena kita tidak melakukan apa-apa," balasku.
Dia menyeringai. "Kau mau kita melakukan apa?"
"Kau berpikir yang tidak-tidak ya?"
"Aku berpikir yang iya-iya saja."
Aku tertawa. "Ajarkan aku berdiri jungkir balik sepertimu."
"Tidak bisa, kekuatan lenganmu belum kuat."
"Ayolah, aku bisa mengangkat beban dengan menggunakan buku-buku sebanyak itu."
Dia berhenti melihat bunga lalu mengusap dagunya selagi matanya mengamati tubuhku.
"Baiklah, konsentrasi. Alihkan badanmu ke depan sedikit sampai kakimu terangkat dan tanganmu menapak tanah."
Aku mengalihkan badanku terlalu ke depan, dan jatuh duluan sebelum kakiku terangkat ke atas.
Jungkook merapatkan bibirnya. Dia berusaha menahan tawanya. Aku mencoba lagi, lagi, dan lagi.
Tapi yang terjadi malah aku jungkir balik ke depan beberapa kali. Akhirnya satu-satunya yang berhasil kulakukan adalah tidak menjerit saat aku tidak sengaja jungkir balik.
"Astaga, aku tidak tahu kalau kau sangat keras kepala, Eunbi."
"Aku tidak keras kepala. Aku hanya bekerja keras," bantahku.
Aku merebahkan diriku ke sofa, berusaha mengatur nafas.
"Ayo kita coba hal baru. Pejamkan matamu." Tiba-tiba saja Jungkook sudah duduk di sebelahku.
"Memejamkan mata? Untuk apa?" Aku berkata seperti itu tapi aku tetap menuruti apa katanya.
"Sekarang kau hanya melihat ruang angkasa yang gelap."
Setelah mengatakan itu, Jungkook terasa lebih dekat. Aku bisa merasakan nafasnya di wajahku. Semakin dekat ke bibirku. Aku spontan menjauhkan tubuhku dan membuka mata.
Tapi yang kudapat adalah dia sedang berpikir, sambil menatap tanganku. "Apa yang kau lakukan?"
"Apa aku bisa menyentuhmu lagi? Apa kau tidak apa-apa setelah aku menyentuhmu kemarin itu?"
"Aku tidak apa-apa," Hatiku yang tidak tidak-apa-apa, lanjutku dalam hati.
Tatapan matanya bergeser dari tanganku menuju bibirku. Lalu bergeser lagi tepat ke mataku.
"Bibirmu pink, dan semakin pink waktu kau mengigitnya saat kau membantahku. Kau seharusnya tidak sering melakukan itu. Membantah maksudku, bukan menggigit bibir."
Aku ingin menjawab, tapi tidak ada suara yang bisa keluar dari mulutku.
"Kau yang menggigit bibir kelihatan sangat manis dan menggoda sekaligus."
Aku terdiam. Tak bisa menatap matanya lagi. Bisakah dia tidak membuat hatiku berdebar sekali saja?
Aku utuh, namun aku berantakan. Dan itu semua karena Jungkook.
6 January 2018
Bentar lagi masuk sekolah, tugas dan karya tulis menanti :"(
Btw aku udah update ini kemaren tapi notif updatenya ga muncul karena error kali ya?
Sekarang ini muncul ga notifnya? :(
KAMU SEDANG MEMBACA
next door wish ㅡ jungkook;sinb ✔
Short Storyeunbi yakin jatuh cinta pada jungkook akan menjadi resiko terbesar baginya. [remake from a novel called everything, everything by nicola yoon] ©sinbunny ㅡ 2017