9 • Anne and Eunbi

2.6K 412 13
                                    

Aku berjalan-jalan di sekitar dapur. Mengamati Anne yang sedang membuat sarapan roti panggang, kesukaanku.

Eomma sedang tidak di rumah. Dia bilang untuk dua minggu ini dia bilang akan ke suatu tempat. Aku tidak tahu dia kemana. Anne tahu, tapi dia tidak memberitahuku.

Aku bingung harus merasakan apa, di satu sisi aku senang karena tidak terlalu terkekang dengan peraturannya, tapi di satu sisi lain aku merasa rindu pada kehangatannya.

Ponselku tiba-tiba berbunyi karena chat masuk. Ada tiga pesan dari Jungkook tadi malam, serta satu pesan, barusan.

Jungkook: hei
Jungkook: apa kau sudah tidur?

02.11

Jungkook: jadi hari ini kau bisa tidur

02.30

Jungkook: good morning bibie

06.50

Aku tersenyum tipis, lalu bergumam. "Mungkin dia bisa mengunjungiku? Walau aku tidak bisa keluar, dia tetap bisa masuk kesini kan?"

Aku mengejutkan diriku sendiri atas pertanyaan itu. Tapi Anne tidak terlihat terkejut, dia malah menjawab dengan santai. "Apa kau sudah gila?"

Aku mencoba lagi sepuluh menit setelah itu, saat kami sedang makan roti panggang. "Hanya lima belas menit?"

Anne tetap bersikukuh. "Tidak."

"Kumohon, Anne. Aku hanya ingin bertemu dengannya—"

Anne memotong kalimatku dengan menggelengkan kepalanya. "Kau tahu ibumu tak akan membiarkannya."

Aku menyahut. "Kau hanya tidak boleh bilang padanya."

Anne melirikku pasrah. "Ini pertama kali aku berbohong demi kau. Ya Tuhan, tolong kirimkan dosa ini kepada Eunbi. Karena dosa ini miliknya."

Aku terkekeh lalu memeluknya. Astaga, aku bersyukur sekali mempunyai perawat seperti Anne.

Dua hari kemudian, Anne menghampiriku saat aku sedang tiduran di kasur. "Sekarang, dengarkan aku. Tetap berhati-hati. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi."

Aku tidak mengerti maksudnya. "Apa maksudmu? Jungkook disini? Dia sudah disini?"

Anne mengangguk. "Dia menunggumu di ruang makan."

Jantungku seketika berdebar gugup.

"Oh, astaga. Ayo rapikan penampilanmu. Kita hanya punya waktu lima menit," lanjutnya lagi.

Aku merapikan diriku. Semuanya. Aku tersenyum di depan cermin, lalu tertawa. Bimbang apakah aku harus tersenyum dengan memperlihatkan gigi atau tidak.

Anne memperhatikan tingkah konyolku dengan bingung, lalu segera menarikku keluar setelah aku mengatakan, "Ayo, cepat."

Kemudian aku berjalan menuju ruang makan, diikuti Anne di belakang.

"Kau yakin tentang ini?" ucapnya.

"Kau berusaha membuatku berubah pikiran?" jawabku tanpa melihat ke belakang.

Dia menghampiriku. "Semua beresiko, tidak melakukan apa-apa juga beresiko. Terserah kau."

Aku berhenti sejenak, lalu memikirkan Jungkook. Dia hanya tetanggaku. Aku tidak mengenalnya.

Tapi aku yakin soal ini. Jungkook adalah resiko terbesar yang kuambil, dan aku berharap aku tidak menyesal telah membuatnya menjadi begini.

29 December 2017

Chapter selanjutnya bakal ehem, tapi kok votenya makin dikit:(((

next door wish ㅡ jungkook;sinb ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang