PART 23

43 3 0
                                    

farah masih merasa tidak percaya dengan ucapan pria dihadapannya ini. bahkan baru 4 hari mereka berkenalan dan ia yakin bahwa jeremy belum tahu dengan makanan kesukaannya ataupun kebiasaannya. tetapi jeremy dengan lantang dan tegas menyatakan perasaannya kepada farah.

" belajarlah buat meyakini apa yang jadi pilihanmu jeremy. supaya lo gak nyesel dikemudian hari. soal perasaan lo gue belum bisa bales itu semua. lo tau tentang gue jer, gue gak mau pacaran dulu. "

"kalo gue mau nikahin lo gimana? "

mata farah kembali terbelalak lebar, sikap jeremy yang begitu keukeuh dengan keputusannya. entah alasan apa lagi yang akan dia lontarkan kali ini untuk menolak jeremy.

"jeremy,, please gue belum bisa bales semua perasaan lo. yang pasti gue gak mau menjalani hubungan beda keyakinan dan memang kalo lo ngotot mau jadi mualaf please jer lakukan itu karena keinginan lo sendiri bukan karena gue. " farah berusaha memberikan pengertian kepada jeremy secara perlahan. walupun dalam hatinya dia sangat risih dengan perubahan sikap jeremy.

"ok. gue bakal buktiin itu semua sama dan kalo lo jadi istri gue kelak lo mau mas kawin apa dari gue? "

astaga jeremy.... kenapa lo masih ngotot juga sih, untung aja lo ganteng jer, kalo gak gue tampol lo daritadi,,

"ok kalo suatu saat gue bakal nikah sama lo gue minta mas kawin surat ar-rahman dari lo. bukan membaca tapi melafadzkan. " farah sudah kehabisan akal meladeni jeremy yang mulai gila ini. dia yakin jeremy tidak tahu bahwa surat ar-rahman itu cukup panjang.

"kamu yakin far? " entah kenapa farah merasa pertanyaan jeremy barusan adalah angin segar yang menerpanya, sepertinya jeremy mulai menyerah dengan syarat yang diajukannya.

"iya,, kenapa? " tanya farah sedikit sombong.

"ok. no problem, surat ar-rahman 78 ayat. gue kira lo bakal minta surat al-baqoroh far, hahaha" tawa jermy meledak seketika dan dibarengi dengan ekspresi farah yang seperti orang bodoh dihadapannya.

"kok lo tahu jumlah ayatnya jer? " tanya farah kikuk.

"gue tahu sedikit2 far, gue dulu sekolah di SMA yang mewajibkan bahasa arab menjadi bahasa internationalnya. jadi gue pahamlah alquran dikit2. " jeremy menjawabnya dengan santai dan memainkan sedotan di gelas minumannya.

"apa hubungannya bahasa arab sama alquran jer? "

"ya kerena gue belajar bahasa arab makanya gue sedikit2 bisa baca alquran farah,, lo kok loading banget sih. "

lo yang bikin gue loading begini hhuuh kayaknya gue nantang singa nih.

farah hanya diam saja meratapi kebodohannya telah meladeni tantangan dari jeremy. jeremy yang melihat perubahan sikap farah hanya menertawakannya dalam hati.

"gak usah dipikirin far, walaupun nanti gue hafal semua surat dalam alquran gue gak bakal maksa lo buat nikah sama gue kok. " jeremy mengusap puncak kepala farah dengan lembut, seakan farah adalah bayi kecil dimatanya.  farah yang mendengarkan perkataan jeremy mulai merasakan perasaan lega dan mengulum senyum tipis di bibirnya.

"yaudah yuk pulang,, lo besok balik ke bamdung jam berapa far? " jeremy mulai bangkit dari tempat duduknya dan diikuti fatah dibelakangnya.

"belum tahu jer, pak rahardian belum kasih kabar. "

jeremy mendengarkan perkataan farah dan menganggukkan pelan kepalanya. setelah membayar makanannya mereka langsung menaiki motor dan berjalan menuju hotel tempat farah menginap.

sesamapainya dihotel farah lansung membuka helm dan memberikannya kepada jeremy yang masih menaiki motornya.

"lo masih ada hutang cerita ya sama gue. " jeremy tersenyum tipis ke arah farah dan dibalas senyuman juga oleh farah.

"iya,, makasih ya buat malam ini. makasih karena lo mau temenin gue selama dijakarta. "

"lo ngomong gitu kayak mau pisah lama aja dari gue, kan mulai senin gue juga pindah ke bandung."

"hah,, iya gue lupa hehehe, "farah menepuk dahinya dan diikuti gelak tawa dari jeremy.

"dasar lo,, udah kayak emak2 aja lupaan, dah ya gue pulang dulu. "

"iya,,hati2 ya jer, see you," farah melambaikan tangannya perlahan dan tersenyum manis.

jeremy menghidupkan motornya dan melajukannya menjauhi tempat farah berdiri. farah masih melihat jeremy dan berbalik memasuki hotel setelah jeremy sudah tidak terlihat lagi.

siapkan dirimu. Kita besok berangkat menuju bandung pukul 8 pagi. Dan tidak ada kata terlambat.

Pesan dari rahardian sukses membuat mood farah kembali buruk.

Pertama jeremy dan sekarang boss angkuh dan super nyebelin, very nice.

Farah membalas singkat pesan dari atasannya itu lalu memasukkan kembali handphonenya ke dalam tas selempang kecil yang ia bawa. Setelah memasuki kamar dan menghidupkan lampu ia langsung berganti pakaian dengan pakaian tidurnya.

Farah heran kemana sandy pergi malam ini, biasanya dia akan memberitahunya bila sandy akan pergi. Bahkan saat ia mengecek HP nya tidak ada pesan ataupun panggilan dari sandy yang ia lewatkan.

Saat ia akan memejamkan matanya tiba-tiba ada suara ketukan pintu yang ia dengar. Itu pasti sandy batin farah.

Farah segera bangkit dari tempat tidur lalu membuka pintu kamarnya. Saat ia membuka pintu bukan sandy yang dia temukan tetapi rahardian yang sedang menyandarkan badannya didinding samping pintu.

"pak,, kenapa bapak ada disini?"
Farah terlihat kebingungan dengan keadaan rahardian yang memakai baju kusut dan dandanan yang berantakan.

"mana sandy?! " tanya rahardian sedikit membentak.

"sandy gak ada pak, di,, dia keluar saya gak tahu dia kemana,"farah reflek berjalan mundur karena rahardian menerobos maauk ke dalam kamar.

"sandy!, sandy! " teriak rahardian. Sontak saja farah merasa takut karena sepertinya rahardian mabuk saat itu. Dia bingung dengan hubungan atasan dan sekertaris antara rahardian dan sandy. Mereka terlihat dekat sekali melebihi hubungan profesionalitas kerja.

"sandy tidak ada disini pak,, ayo pak saya antar ke kamar bapak. "
Farah melingkarkan tangan rahardian yang sudah sempoyongan di pundaknya. Lalu farah membantu rahardian berjalan menuju kamarnya. Tapi farah tidak mengetahui dimana kamar rahardian.

"maaf pak, k,, kamar bapak nomor berapa? "

Rahardian tidak menjawab pertanyaan farah, rahardian masih memejamkan matanya dan dengan kesadarannya yang tinggal setengah dia merogoh kantung celananya dan mengeluarkan kartu kunci dari kamarnya.

Farah menerima kunci itu dan melihat nomor kamar yang tercetak di kartu. Segera farah memapah rahardian menuju kamarnya. Untung saja kamarnya tidak trrlalu jauh, setelah sampai di depan pintu farah langsung membuka pintu dan membawa rahardian masuk ke kamarnya, dia membaringkan rahardian di atas sofa dan meluruskan badan rahardian.

Ya ampun ini badan berat banget siih.. Lagian ini orang teler begini bukannya langsung kekamarnya endiri malah ke kamar orang.

Farah memperhatikan rahardian yang sudah tertidur pulas diatas sofa dengan nafas yang teratur. Farah langsung keluar dari kamar itu dan mengunci kamar, tidak lupa ia memasukkan kembali kunci ke dalam kamar lewat sela kecil yang berada di bawah pintu.

Masa laluku Masa depankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang