Surat Dari Tara; Bagian1

23 4 0
                                    


Aku menepati janji kepada Tara. Amplop yang diberikan ketika aku pulang untuk melayat bapaknya tempo hari baru aku buka sekembalinya ke Jakarta. Isinya adalah berlembar-lembar tulisan yang ditulis tangan. Tulisan tangannya jelek. Bagaimana bisa dia menjadi guru yang baik dengan tulisan cakar ayam seperti ini. Butuh waktu yang lumayan lama untuk bisa mencerna makna dari tulisan ini.

Hidupku indah. Keluargaku sempurna. Aku bebas melakukan apapun yang kuinginkan. Orang tuaku memberikan kebebasan tidak terbatas. Kakakkupun begitu. Mereka bebas melakukan apa yang terbaik menurut mereka. Bapak adalah seorang arsitek. Beliau profesional yang sukses dengan karirnya. Ibuku seorang dokter. Tidak seperti kebanyakan dokter-dokter kebanyakan. Ibuku bukanlah seorang dokter yang money-oriented.

Bahasa Tara benar-benar menjengkelkan. Aku tahu dia adalah langganan menulis kolom opini di berbagai media masa lokal. Aku juga tahu dia adalah aktivis kampus garis keras. Aku tidak terkejut jika dia adalah jendral lapangan yang sering memegang TOA dalam setiap aksi demonstrasi. Tetapi dia menulis kepadaku. Teman lamanya yang lambat mencerna bahasa-bahasa seperti ini.

Kehidupan keluarga kami sangat indah, yang membuat iri keluarga lain. Bapak dan Ibu menikah karena telah dijodohkan. Keluarga bapak dan keluaga ibu awalnya adalah bangsawan besar di kota yang kita tinggali sekarang. Kedua kakekku adalah sahabat karib. Mereka Mungkin ide perjodohan ini sudah ada semenjak mereka masih remaja. Ide itu malah tumbuh menjadi seorang sahabat mengingat begitu bersikerasnya keluarga ini untuk tetap melakukan perjodohan anak-anak mereka.

Ketika terjadi krisis politik yang menggegerkan negara ini sekitar lima puluh tahun yang lalu, dampaknya menyebar bahkan hingga ke daerah terpencil di kota kita. Keluarga bapak dan keluarga ibu termasuk dalam pihak mereka yang kalah. Orang yang kalah adalah bahan cacian dan hinaan dari mereka yang menang. Mereka terusir, atau lebih tepatnya diusir dan tidak sanggup lagi menerima tekanan sebagai kelompok yang kalah. Mereka memilih untuk menyingkir ke dunia baru. Ke dunia dimana tidak ada yang benar-benar tahu bahwa mereka adalah orang yang kalah. Jumlah mereka ada sekitar beberapa puluh orang yang terdiri atas beberapa keluarga.

Pulau Jawa adalah tujuan. Mereka berpencar memulai hidup baru, dan berkumpul pada beberapa kesempatan. Pulang mungkin tidak pernah ada dalam Pikiran mereka. Ibu dan bapak dilahirkan beberapa tahun kemudian. Baik ibu maupun bapak adalah anak tunggal. Mereka sering dipertemukan dan pada awalnya dipersiapkan menjadi saudara. Jadi tidak ada kecanggungan antara bapak dan ibu. Keluarga ibu menjadi pedagang yang sukses. Usaha mereka terdiri rumah makan, toko, dan jasa transportasi. Sedangkan keluarga bapak tidak seberuntung itu. Mereka hanya menjadi pekerja dari salah satu usaha yang dimiliki keluarga pihak ibu.

Secara strata ekonomi bapak dan ibu sulit untuk bersatu si kaya dan si miskin. Bapak hanyalah anak muda yang biasa hidup di terminal pada siang hari dan menjaga gudang di malam hari. Sedang ibu gadis cantik yang bahkan tidak diperkenankan kulitnya terkena polusi udara. Tetapi janji adalah janji. Perbedaan status ekonomi tetap membuat kedua kakekku sebagai sahabat karib. Tidak ada perubahan yang berarti dalam hubungan mereka sesama anak rantahu. Maka diusahakanlah bagaimana kedua keluarga ini sama secara strata. Salah satu usaha dari keluarga ibu dihibahkan kepada keluarga bapak untuk dikembangkan. Hanya saja, rencana itu tidak berhasil sepenuhnya. Kakekku dari pihak bapak tidak memiliki mental dagang yang tangguh. Beliau dulunya adalah seorang guru yang terbiasa menerima gaji bulanan. Usaha ini tidak berumur panjang. Kakekku yang satu ini adalah orang yang perasa. Bangkrutnya usaha pemberian sahabat karibnya ini terlalu dipikirkannya, dan selanjutnya berdampak pada kesehatan beliau yang menurun drastis. Beberapa bulan menderita sakit-sakit, akhirnya kakekku menyerah. Nenekku juga menyusul beberapa tahun kemudian.

Kita TertawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang