Ada Setangkup Haru Dalam Rindu; Bagian 5

32 2 0
                                    

Lagu ini akan berakhir, keindahan sore yang cerah dengan langit jingga di ufuk barat akan berganti dengan malam dimana langit dipenuhi jutaan bintang. Dengan tempo yang semakin naik pemain gitar, mulai memainkan melody outro untuk lagu ini. Pengunjung bertepuk tangan seirama dengan pukulan cajon.

Aku tidak tahan lagi, reaksi alkohol dari bir yang aku minum memaksaku untuk bergerak. Aku ingin menari. Saat permainan melodi dari gitaris mencapai klimaksnya, aku melompat sambil menggenggam tangan Tara. Kami berdansa di depan para pemain band. Entah ini adalah tarian salsa, mambo, atau waltz, aku tidak peduli. Kami hanya menari di ruang kosong yang terdapat di depan pemain band.

Beberapa pengunjung lain ikut turun, mereka juga tampak tidak tahan lagi untuk menari. Maka terciptalah sebuah kerumunan yang menari di ruang kosong pemain band. Aku memegang tangan Tara, kami berputar-putar. Aku tertawa, Tara tertawa lebih keras. Beberapa orang lain ikut bergabung, sambil tertawa, kami memegang tangan satu sama lain, membentuk lingkaran dan berputar mengikuti irama musik. Semua ini tampak kacau.

Pengunjung yang tidak ikut menari mulai berdiri, mereka bertepuk tangan sambil tertawa di meja mereka masing-masing. tidak beberapa lama, lingkaran ini bubar, setiap orang kembali menari dengan pasangannya masing-masing. Yang tidak memiliki pasangan, ya menepi dahulu.

Dua orang pria menari sambil bergandengan tangan. Disaat semua orang menari dengan pasangan lawan jenis masing-masing, dua orang pria yang ikut menari ini akan menarik perhatian dan memunculkan wajah-wajah benci, jika disini banyak terdapat masyarakat pribumi. Berhubung kebanyakan pengunjung cafe pada sore ini kebanyakan adalah orang luar negeri, mereka menganggap hal itu biasa.

Aku hanya bisa menahan ludah melihatnya, Tara memilih untuk tidak memperhatikan kedua lelaki ini sama sekali. Sekilas kulihat Moisme hanya tidak beranjak dari meja sambil menatap nanar akan fenomena itu. Ekspresi wajahnya datar. Aku tetap melanjutkan tarian ini. Waktu-waktu indah seperti ini tidak boleh dirusak oleh kehadiran dua pria yang menari sambil bergandengan tangan.

Lagu Hotel California berakhir dan dilanjutkan dengan sebuah lagu berirama latin. Aku tidak tahu judulnya apa, tetapi terdengar sangat familiar. Rasanya aku pernah mendegar lagu ini di suatu waktu yang telah berlalu. Entah dimana itu. Tetapi musiknya masih cocok untuk dibawa menari. Mungkin ini improvisasi dari para pemain band karena melihat keinginan para pengunjung sangat besar untuk menari.

Mungkin sebenarnya bukan lagu inilah yang akan dibawa oleh band ini sebelumnya. demi menjaga ritme antusias pengunjung untuk menari mereka terpaksa memainkan lagu ini yang bahkan tidak pernah berada dalam daftar lagu yang akan mereka tampilkan. Kehadiranku telah merusak sistem yang telah mereka rancang.

Aku yang merusak sistem ini malah menyukseskan tujuan mereka sebagai penghibur, seorang seniman dikatakan berhasil dalam penampilan jika mampu menguasai emosi penonton, pemusik dikatakan berhasil dalam bermusik ketika pesan yang ingin mereka sampaikan lewat musik itu sampai dan diterima oleh pendengarnya. Jika mereka malah berhasil membuat penonton ikut bergoyang saat memainkan musik dengan tempo cepat, dan terpaku karena musik yang dibawakan mereka bernuansa sendu, itu bisa dikatakan pemusik yang sukses dalam hal musikalitas.

Musik masih mengalun cepat. Kami masih menari. Tara tidak henti-hentinya tertawa semenjak tadi. Dia seperti anak kecil yang dilepaskan di taman bermain. Melocat-loncat, berputar-putar, kadang berlari-lari kecil, dan tertawa. keringat mengucur deras, membasahi pakaian kami masing-masing. Tetapi semangat masih saja menggeb-gebu.

Adzan Magrib menghentikan deru musik yang bertalu-talu. Dan itu merupakan tanda bagi kami untuk beristirahat sejenak. Semua penari dadakan di cafe ini betepuk tangan, lalu memberi penghormatan kepada band, semua anggota band menunduk menghormati pengunjung. Mereka lalu turun dari panggung, meninggalkan alat musik yang tetap terletak disana. Mungkin akan ada pertunjukan kedua malam nanti.

Kita TertawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang