Cerita Dalam Kereta; Bagian 3

15 2 0
                                    


Kereta tetap berjalan dengan kecepatan penuh. Aku tidak merasa bersalah karena telah meninggal pekerjaanku. Ini hari Senin, semua pekerja membenci hari ini. kenapa Sabtu Minggu berlalu begitu cepat, dan Senin kembali muncul. Hari ini dimulai kesibukan yang membuat semua orang menjadi gila. Lima hari lagi, baru akan hari Sabtu. 

Banyak hal dapat terjadi dalam lima hari. Perusahaan bangkrut, harga saham anjlok, semua orang panik akan ancaman kehilangan pekerjaan, uang yang disimpan di bank ramai ditarik para nasabah, bank kebingungan mencari dana segar, dana simpanan para nasabah bukankah telah diputar bank sebagai pinjaman kepada nasabah lain. Ditambah terjadi peretasan besar-besaran terhadap sistem keamanan bank, miliaran rupiah telah lenyap dari perbendaharaan mereka –aku tidak terlalu paham apakah seperti itu mekanisme perampok bank melalui media internet. Mereka kebingungan, dan akhirnya kolaps.

 Terjadilah dampak sistematis, ratusan perusahaan bangkrut, puluhan bank gulung tikar, ribuan orang kehilangan pekerjaan mereka. Revolusi bergulir. Penjarahan terjadi dimana-mana, harta kekayaan milik orang kaya dirampok dan dibagi-bagi kepada masyarakat miskin, para bangsawan beserta keluarga mereka ditangkap, dan sebagian dibunuh. Tiba-tiba muncul deklarasi perang dari negara tetangga, situasi darurat perang, dunia menjadi kacau, semua orang menjadi gila.

Itu semua bisa saja terjadi dalam lima hari. Jika itu terjadi aku tidak akan terlalu pusing, aku sudah mengambil sebagian besar tabunganku dari bank, aku memiliki persediaan uang tunai yang cukup banyak. Biarlah dunia bangkrut. Aku akan tetap menikmati perjalanan dengan Tara menuju Bali. Para bartender di Legian pasti sudah menunggu kami disana. Mereka tidak butuh cek kosong, yang mereka butuhkan uang tunai, terserah apakah itu uang yang masih baru atau yang sudah lusuh. Uang tetaplah uang.

Tara tiba-tiba berkata kepadaku. "Yang tidak mereka ketahui saat ini adalah ibu menderita penyakit kanker. Mungkin hidupnya tidak akan lama lagi. Aku ingin berjaga-jaga. Sebagai hadiah yang bisa saja menjadi hadiah terakhirnya untuk melihat kami berkumpul bersama-sama lagi pada pernikahan Aliye. Aku tidak bisa berharap banyak itu juga akan bisa terjadi pada pernikahanku. Entahlah apakah aku nantinya akan menikah. 

Jikapun iya, aku tidak berminat untuk pesta besar-besaran pada pernikahanku. Aku melihat, sangat aneh bagiku untuk memakai gaun pengantin. cukup ijab kabul yang disaksikan orang, sah di mata negara dan sah di mata agama, lebihkan saja pada bulan madu. Aku ingin bulan madu di Bali. Tunggu saat kau lihat betapa indahnya Bali. Sekali kau mengunjunginya, segelas Brem akan menggoda-goda kau untuk kembali lagi,"

"Sialan, apakah yang ada di otakmu hanya mabuk ,mabuk, dan mabuk saja Tara? Coba bayangkan jika kau ternyata menjadi seorang guru, akan kau ajarkan siswamu cara mabuk yang baik dan benar. Bisa-bisa kena rajam kau oleh orang tua siswa," kataku memotong pembicaraan Tara. Kami berdua tertawa bersama.

"Untung aku tidak menjadi seorang guru. Jikapun iya, tentu aku akan berubah. Guru itu adalah panutan, yang diajarkan bukan hanya materi pelajaran mengisi otak saja, seorang guru juga harus menanamkan nilai-nilai suri ketauladanan yang baik untuk mengisi hati para siswa dan sisiwnya. Aku tidak akan pernah merokok, ataupun minum lagi, seandainya aku menjadi guru. Tetapi saat ini aku seorang redaktur. Redaktur adalah orang yang bertugas melakukan penyuntingan, yaitu memberi judul, memperbaiki kesalahan ejaan, tanda baca, diksi, serta keterpaduan antar pragraf, dari naskah berita yang ditulis dan dikirmkan oleh reporter. Selain itu redaktur, secara umum memberikan pengarahan kepada reporter ketika peliputan kepada tempat tertentu atau terhadap isu tertentu. Aku bertanggung jawab penuh terhadap berita yang disuguhkan kepada pembaca. Untuk lebih jelasnya silahkan kau cari sendiri. Aku tidak berhubungan dengan banyak orang. Sedikit rapat lalu bekerja dengan tulisan-tulisan yang berdatangan di depan layar komputer, dan digaji di akhir bulan tentunya. Tidak ada nilai-nilai yang harus aku tanamkan kepada orang lain. Kami bekerja profesional dengan bagian kami masing-masing,"

Kita TertawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang