Sunbae

1.4K 78 14
                                    

Aku melamun dibalkon kamarku. Banyak hal yang kupikirkan setelah mendengar keputusan ayah dan ibuku.

Bercerai. Mereka memutuskan untuk bercerai. Ayah mengatakan bahwa sebenarnya mereka ingin bercerai semasih aku kecil.

Tapi mereka memutuskan untuk menungguku sampai dewasa karena bercerai saat aku masih bayi sangatlah beresiko.

Jadi apa yang aku lihat kemarin-kemarin? Mereka bersandiwara? Mereka terlihat baik-baik saja selama ini.

Sebenarnya aku menolak keinginan mereka untuk bercerai. Tapi aku tak bisa melupakan bahwa mereka sudah tak memiliki perasaan untuk satu sama lainnya.

Ibu mengetuk pintu kamarku lalu derit pintu terdengar tanda pintu terbuka.

"Sayang kau sudah siap?".

Aku terbangun dari lamunanku. Kubalikkan badanku lalu meraih koper diatas ranjang pink milikku.

"Sudah. Ayo kita berangkat."

Benar, hari ini aku akan meninggalkan Indonesia dan kembali ke negara asal ibuku, Korea.

Ayah mencium puncak kepalaku lalu mengusap pipiku lembut. Aku tahu ia sedang menahan air matanya.

"Ayah minta maaf, Yuna. Jadilah anak yang baik dan menurut pada ibumu. Jangan sampai lupa makan dan rajinlah belajar. Jangan benci ayah."

Aku memeluk tubuh tinggi milik ayahku ini. Ugh, dia sangat tinggi dan tinggiku bahkan dibawah bahunya.

"Untuk apa aku membenci ayah? Hiduplah dengan baik dan nyaman. Aku sayang ayah."

Ia tersenyum, air mata yang sedari tadi ia tahan meluncur bebas dipipi tirusnya. Hatiku teriris melihatnya.

Kemudian kami pergi ke bandara.

Sungguh aku akan merindukan rumah sederhana ini.

🍃🍃🍃

Kurebahkan tubuhku diranjang empuk ini. Sungguh melelahkan mencari apartemen yang cocok untuk kami. Apalagi penerbangan tadi sangat menguras tenagaku.

"Ibu aku lapar", ucapku sembari mengusap perutku yang sedari tadi bergemuruh.

"Eomma, mulai sekarang ucapkan itu padaku."

Aku menatapnya kemudian menggigit bibirku lalu menarik napas dan membuangnya dengan kasar.

"Eomma aku lapar."

Ia tersenyum lalu mengelus rambutku. "Kau tak tahu seberapa inginnya aku dipanggil seperti itu."

Kemudian ia berjalan membuka kantong plastik yang berisi bahan makanan. Lalu memulai kegiatannya di dapur.

Kuraih tas milikku lalu mencari sebuah ponsel. Aku mengirimkan pesan pada ayah atau sekarang bisa kusebut appa.

To : Ayah
Aku dan ibu sudah sampai di Korea dengan selamat. Kami juga sudah menemukan apartemen. Disini sangat nyaman dan disini sedang musim panas. Kami baik-baik saja disini.

Kuhembuskan napasku kasar setelah mengirim pesan tersebut. Ah, aku merindukan ayah.

Saat aku hendak menutup mataku. Ponselku bergetar.

Nae Sarang ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang