Changed

365 39 9
                                    

Malam ini merupakan malam terdingin di kota Seoul. Awan mendung merebut paksa langit yang seharusnya diterangi oleh cahaya bulan dan ribuan bintang. Dinginnya udara diperparah dengan angin kencang yang berhembus di kota padat itu.

Awalnya kota yang padat menjadi kota sepi karena perkiraan cuaca mengatakan akan terjadi badai salju. Tentu saja warga kota memilih menetap didalam rumah bersama keluarga.

Memanfaatkan hari libur mendadak ini bersama keluarga. Tapi sebagian orang yang gila kerja memilih untuk menerobos badai, mereka memang gila.

Jika seperti ini penghangat ruangan pun dirasa akan kalah oleh dinginnya sentuhan angin yang menembus dinding kokoh rumah, menembus selimut yang membungkus tubuh mereka.Banyak orang yang resah karena takut badai ini takkan berhenti sampai besok.

Gigi gadis itu menggretak karena udara dingin itu dapat menembus pertahanan tubuhnya. Ini pertama kalinya ia melewati musim dingin, benar-benar dingin! Ia merasa akan mati beku disini.

"Ugh.." lenguhnya karena udara dingin berhasil menembus 5 selimut yang menyelimuti tubuhnya. Bahkan kepalanya saja hampir tenggelam.

Dalam hatinya ia merindukan Indonesia yang panas itu, lebih baik ia kepanasan daripada kedinginan seperti ini. Ia merasa tulangnya seakan-akan membeku.

Gukgukguk!

Gonggongan anjing gempal nan imut itu menariknya dari alam bawah sadar, sepertinya anjing itu kedinginan juga. Atau tidak? Bulunya sungguh lebat.

"Kemarilah, Mongmong-ah."

Anjing dengan mata bersinar itu berlari naik keatas ranjang dan menyelusupkan tubuhnya kebalik selimut tebal yang hangat.

"Oh sungguh hari ini adalah akhir dari hidupku, goodbye cruel world!"

Achhooo!!

"Yun--- Ya! apa yang terjadi padamu?!"

"Aku bersin"

"Tidak, maksudku kenapa membungkus dirimu dengan selimut setebal ini? Dan Mongmong juga ada disini."

Taehyung menggendong anjing kecil yang kedinginan itu. Pria itu berjalan menuju lemari dan menghidupkan penghangat ruangan yang terletak disebelah lemari.

"Apa itu?", tanya gadis dengan hidung merah itu.

"Penghangat ruangan, kau bodoh sekali. Kenapa tidak menghidupkannya?"

"Wtf?! Kenapa aku tidak tahu akan benda itu? Omg, aku pasti manusia purba!", rutuknya dalam hati.

Setelah sekian menit ia merasa tubuhnya panas dan melepas satu selimut dari tubuhnya, namun Taehyung melepaskan semua selimut yang membungkus istrinya itu.

"Kau lama.." ucapnya ragu, ia takut kekhawatirannya terlihat dengan jelas. Seingatnya Taehyung pergi kuliah tadi sekitar pukul 3 sore dan sekarang sudah pukul 6 sore.

Pria itu sangat gila menerobos badai, apa jaket itu cukup untuk menghangatkan tubuhnya?

"Maaf, tapi badai ini badai terburuk yang pernah ada. Baru kali ini aku melihat badai seperti ini"

"Tidak kedinginan? Jaket itu terlihat tipis", ucap Yuna sambil terus memperhatikan jaket berbulu berwarna hijau itu.

Taehyung terkekeh lalu bibirnya membentuk senyum simpul. Ini diluar ekspetasinya, Yuna mengkhawatirkan dirinya. Ia terlalu senang sampai tidak bisa menyembunyikan senyumnya.

Wanita berharga ketiga setelah ibunya dan mantan kekasihnya akhirnya sedikit membuka hati untuknya, ia harap ini awal dari kisah mereka.

Ah tidak, ia kembali menepis angan-angannya itu.

Nae Sarang ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang