A girl

522 48 13
                                        

Kulajukan mobilku keluar dari pekarangan rumah. Aku akan pergi mendaftar kuliah. Kuputuskan untuk mengambil jurusan bisnis dan administrasi, karena mau tidak mau aku akan mewarisi perusahaan appa.

Appa sudah semakin tua sekarang tapi untung saja eommonim--ibu Yuna-- selalu membantunya.

Ngomong-ngomong soal Yuna. Entah kenapa aku sangat tergila-gila membully gadis itu. Ada perasaan senang saat aku melihatnya marah.

Sedikit imut tapi menyebalkan disaat yang bersamaan.

Aku tidak tahu apa yang sedang dilakukan gadis itu di rumah. Aku pergi saat dia sedang mencuci pakaian.

Setidaknya ada Mongmong yang menemaninya.

Dan asal kalian tau, aku tidak benar-benar serius mengajaknya untuk bersetubuh atau hal lainnya. Aku juga sadar diri, kami masih muda untuk itu.

Dan aku tidak tertarik dengan body miliknya. Tapi sedikit menjahilinya tak apa kan?

Kuinjak rem mobilku karena aku sudah sampai di basement fakultas. Fakultas ini lumayan besar dan banyak orang disini, aku pikir akan sepi karena sekarang sedang liburan.

Segera aku mencari ruangan pendaftaran.

Oh astaga ramai sekali orang yang mendaftar. Ini pasti akan memakan waktu yang lama.

Kududukkan bokongku dikursi panjang di lorong ini. Aku tidak sendiri karena sudah kukatakan ada banyak orang disini.

Entah perasaanku saja atau memang benar. Saat aku tiba disini gadis-gadis disini sudah berbisik-bisik. Aku mendengarnya---ia memuji ketampananku.

Saat aku ingin mengambil ponsel dikantong celanaku. Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku.

"Yeogie gachi anjeullaeyo?". (Bisakah aku duduk disini bersamamu?)

Aku mengangguk mengizinkan perempuan itu duduk disampingku karena kebetulan disebelahku kosong.

"Kang Hee Ji imnida.", ujarnya memperkenalkan diri.

"Kim Taehyung imnida."

Gadis ini menurutku cantik. Kharismanya terpancar dengan terang. Itu membuatnya menjadi pusat perhatian semua orang.

"Kau mengambil jurusan apa?", tanyanya sambil merapikan anak rambutnya.

"Jurusan bisnis dan administrasi."

"Omo! Kita sama."

"Jinja? Wah ayo berteman.", ajakku.

Ia mengangguk kemudian tersenyum manis. Ah-- bagaimana jika Yuna tersenyum semanis itu? Aku belum pernah melihatnya tersenyum jika bersamaku.

Pendaftaranku sudah beres. Sekarang aku sedang bersama Hee Ji, kami akan makan bersama.

Ia makan tak sebanyak Yuna dan makan dengan anggun. Sedangkan Yuna? Banyak dan rakus, mulutnya selalu belepotan saat makan.

"Jadi kau sudah punya pacar?".

Aku menoleh padanya. Kenapa bertanya seperti itu. Apa yang harus aku katakan?

"Sudah."

Ah Taehyung...

"Nugu ya?", tanyanya dengan wajah datar.

"Choi Yuna."

"Ah, pasti dia sangat cantik."

Aku hanya diam tak merespon ucapannya. Yuna tidak cantik seperti yang ia pikirkan. Tapi dia kadang terlihat cantik. Sewaktu-waktu saja.

Nae Sarang ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang