Mata coklat gelap itu menatap satu objek yang bersahabat dengan hatinya; awan tebal nan gelap memenuhi langit Seoul. Benda kecil dan putih itu tak lama pasti akan jatuh dan kembali menutup jalanan.
Desahan kedinginan keluar dari bibir tipis itu, menyesali betapa bodohnya ia karena tidak menggunakan baju yang lebih tebal. Sebuah tangan dengan jari lentik merangkum tangannya berusaha menyalurkan kehangatan.
Yuna tersenyum, menumpukkan tangan kanannya keatas tangan Kylie yang tengah menggenggam tangan kirinya. Sembari menepuk-nepuknya pelan.
Kedua gadis itu tengah berada didalam taksi menuju bandara Incheon untuk menjemput mertua dan ibunya. Ingin segera memeluk dan melepas rindu pada mereka yang ia cinta dan rindukan.
Namun sayang seribu sayang, pria itu tidak ikut bersamanya. Memilih untuk pergi ke kampus dan menyibukkan diri dengan buku di perpustakaan. Dan bodohnya lagi Yuna baru menyadari kebiasaan baru Taehyung; preman pintar yang sudah taubat.
"Kalian benar-benar akan selesai?"
Pertanyaan itu membuat dadanya sesak lagi, air mata berusaha menerjang keluar namun segera ditahan olehnya. Yuna membenarkan bahwa ia dan Taehyung akan berpisah tapi setelah berdiskusi dengan mertua dan ibunya itu. Entah bagaimana reaksi mereka nanti.
Kylie menghela napas, tangannya berpindah menepuk-nepuk pundak Yuna.
"Aku tidak tahu itu keputusan baik atau tidak, tapi semoga kau tidak menyesal."
"Aku tau, urus saja Jimin chimychimy-mu itu. Tapi kau tak jadi pulang? Bukankah sudah seharusnya kau pulang?"
Kylie bergidik, matanya menatap lurus jalanan. Dan mereka baru menyadari jika salju sudah turun, untung saja tidak lebat.
"Aku ingin hadir di acara kelulusanmu."
"Yah, setidaknya kau menggantikkan dia. Aku senang kau akan datang," Ucapnya dengan senyum simpul.
"Cih, baiklah baiklah, aku hanya sebagai pengganti. Terimakasih," Cerocosnya yang membuat Yuna terkikik karena melihat bagaimana aksen Korea gadis itu. Terdengar lucu ditelinganya padahal ia juga tidak begitu bagus dalam pengucapan bahasa Korea.
"Jangan ngambek, aku bercanda. Oh! Sepertinya kita hampir sampai."
Taksi berhenti dan Yuna memintanya untuk menunggu karena ia takkan pergi lama. Para gadis itu sedikit berlari; ditengah salju yang turun dan jalanan yang licin.
Matanya menyapu ruang tunggu itu, mencari sosok yang dicari. Aha! Ketemu!
Seorang pria tua tinggi dengan jaket tebal berwarna hitam, seorang wanita dengan rambut pendek bob yang sedang menggosok-gosokkan tangannya dan ibunya--- yang sedang memeriksa koper.
"Eomma! Eommoni! Aboji," ucapnya lantang sehingga tiga orang itu menoleh.
"Menantuku!" Pekik nyonya Kim yang lantas memeluk Yuna dengan erat sampai gadis itu merasa tenggelam dalam tubuh berbalutkan jaket tebal berbulu milik mertuanya itu.
Tuan Kim memeluk Kylie, sang keponakan yang sudah lama tidak ia temui. Kini giliran sang ibu yang Yuna peluk, samar-samar ia juga merindukan ayahnya. Ia rindu keluarganya yang utuh.
Yuna segera mengajak mertua dan ibunya itu pulang. Udara sangat dingin, lagi-lagi ia belum terbiasa akan musim dingin ini.
Perjalanan menuju rumah kurang lebih memakan waktu 1 jam karena jalanan sedikit macet. Dan lagi mereka mencari satu taksi lagi. Tuan Kim dan nyonya Kim berada dalam satu mobil yang sama sementara Yuna, Kylie, dan ibu Yuna berada di taksi lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nae Sarang ✔
Fanfiction[COMPLETED] Setelah perceraian orang tuaku. Aku dan ibuku kembali ke Korea. Aku menderita semenjak bertemu dengan seorang senior disekolah baruku. Kim Taehyung. Ia memperlakukanku seperti hewan, ia menjadikanku budaknya.