Rubah betina

463 38 14
                                    

Oh astaga otakku panas sekali. Rasanya akan ada asap menyembul dari kepalaku.

Karena terlalu lama di Indonesia aku sampai tertinggal pelajaran seperti ini.

Belum lagi sekarang aku dihukum karena ketahuan mengumpat pada Minho ssaem. Oh nasibku yang malang.

Disinilah aku, menata kembali buku-buku perpustakaan. Minho ssaem akhir-akhir ini sangat galak, kadang aku berpikir karena dia datang bulan.

"Aish aku lelah sekali, perutku keroncongan.", ujarku sambil memegangi perutku yang sedari tadi ribut. Seperti suaranya terdengar sampai pojok kantin.

Masih ada 2 tumpuk buku lagi yang lumayan tinggi. Apa tidak ada orang baik yang membantuku? Perpustakaan ini sepi sekali.

"Perlu bantuan?"

Aku menengok setelah mendengar kata-kata yang teramat sangat kunanti itu.

"Minhyuk? Kau sedang apa disini?"

Minhyuk mulai mengambil buku lalu meletakkannya ditempat yang sesuai.

"Aku dengar sunbae dihukum jadi aku kemari karena aku tahu sunbae pasti kelelahan. Oh iya, aku juga bawa makan. Makanlah dulu sunbae."

Demi celana dalam spongeboob, Minhyuk adalah malaikatku.

"Gomawo, aku sangat terbantu.", ujarku lalu menyambar kantong plastik diatas meja. Ia membelikanku hamburger.

Minhyuk duduk disebelahku setelah ia menyelesaikan hukumanku. Kenapa dia cepat sekali?

"Makan pelan-pelan saja sunbae."

Ibu jarinya mengusap sudut bibirku yang tercecer saos. Kenapa dia romantis sekali...

"A-ah gomawo Minhyuk-ssi."

"Aniyo, jangan bicara formal denganku. Mari kita bicara seperti seorang teman. Bolehkah?"

Teman? Tapi sikapnya seperti melebihi sikap seorang teman. Atau mungkin perasaanku saja.

Aku mengangguk kemudian melanjutkan makanku.

***

Aku sedang belajar di kamar hingga suara mobil merusak konsentrasiku. Mungkin Taehyung sudah datang.

Aku mengintip sedikit melalui jendela. Kulihat Taehyung turun dari mobil hitam dan hal lain yang kulihat membuatku geram.

Hee ji, Kang Hee Ji. Jadi Taehyung bersama wanita itu? Apa mereka sedekat itu?

Terserahlah, itu bukan urusanku.

Tapi kenapa Hee Ji tidak pergi? Jangan-jangan---

Secepat mungkin aku pergi bersembunyi, jangan sampai Hee Ji menemukanku. Apa yang dipikirkan Taehyung sih?!

"Wah rumahmu besar sekali, Tae."

Damn.

"Yuna-ya.... turunlah."

Loh? Kenapa dia memanggilku? Aku keluar dari persembunyianku lalu turun ke ruang tengah.

"Hee Ji eonni? Kenapa kau disini?"

"Waeyo? Aku kemari ingin bertamu. Kau keberatan?", ujarnya datar.

Dia kenapa lagi sih? Oh menyebalkan.

Aku menggeleng lalu pergi ke dapur untuk membuat teh dan mengambil cookies.

Kudengar mereka bersenda gurau. Entah kenapa Hee Ji sangat genit pada Taehyung. Membuatku mual saja.

Nae Sarang ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang