Haruskah secepat itu meninggalkan,ketika semuanya kembali butuh diperjuangkan dengan keyakinan.
-Ata-Setelah satu bulan lamanya,setelah satu bulan menunggu kesadaran sang pujaan hati,dan selama itu pula ia hanya menatapnya dari jauh,bukanya tak ingin bertemu,tapi orang tuanya yang selalu menangkap basah ketika selangkah lagi menggenggam tangan kekasihnya itu,ingin sekali menguatkan namun sungguh banyak hal yang melarangnya untuk melakukan hal itu.
Seperti biasa Ata berangkat sekolah dengan keadaan yang sebelum-sebelumnya,matanya sembab,hidungnya merah dan langkah kaki yang lirih dengan mata yang mentap kosong jalan yang ia pijakki. Dengan senyuman yang menghiasi wajah ayunya saat disapa ataupun menjawab setiap pertanyaan yang ia dengar,walau semua orang pun mengetahui bahwa itu adalah senyum palsu sang pemain profesional.
Ata mengikuti jam pelajaran Bu Carla,yaitu pelajaran Matematika yang menurutnya memusingkan kepala walau Ata orangnya tak ambil pusing.
Saat pelajaran Matematika berlangsung pun sesekali pandangan Ata kosong memikirkan bagaimana keadaan Semy setelah satu bulan ini,apakah masih sama atau ada kemajuan,namun hatinya berkata nihil bahkan perasaanya mulai tak menentu akibat rindu yang membelenggu.
'Apakah ini sekedar rindu atau aku yang terlalu menginginkanmu.kembalilah jangan menyiksa batin orang lemah sepertiku hingga seperti ini jika mencintaimu ialah sesuatu yang rapuh,maka selamanya aku tak ingin menjadi utuh,jangan jadikan ini sebagai akhir perpisahan karna aku benci itu,dan perlu kau ketahui Semy,jika kau yang mengakhiri ini secara sepihak,aku akan benar-benar membencimu dan semua tentangmu. Kembalilah demi cinta ini.' Batin Ata berseru,entahlah rasa bimbang akan bahagia esok hari ia ragukan,akankah Semynya bertahan untuk memperbaikki semuanya,atau menyerah dengan ke adaan? Menyerah? Jangan! Jangan pernah terjadi sungguh sangat memilukan hati saat itu semua menjadi cerita tanpa adanya asa.
Ata kembali fokus lalu mengosongkan pandanganya kembali,entahlah rasanya sangat hambar hatinya kosong tak berisi,perasaanya kacau bagai angin kencang yang tanpa rasa iba menerpa tubuhnya dan menghempaskanya di tempat entah dimana.
"Renata..bisa kembali memperhatikan ke depan?" Tanya Bu Carla.
Namun,Ata kembali diam ia sama sekali tak memperhatikan penjelasan dari Bu Carla.
"Renata.." ujarnya kemudian memukul penggaris ke meja sehingga menimbulkan suara gaduh yang menyadarkan Ata.
"Renata..kenapa melamun?" Tanya Bu Carla.
"Ah..maaf bu saya kurang enak badan." Ujar Ata.
"Kalau memang kurang enak badan ke UKS aja Renata,ibu mempersilahkan kok."
"Ah,enggak kok bu saya masih mau di kelas." Tolak Ata.
Bu Carla hanya menghela nafas,kemudian melanjutkan pelajarannya yang sempat tertunda.
"Lo bener gak papa Ta?" Tanya Sesil yang duduk disamping bangkunya.
Ata menggeleng,"Gue gak papa."
Sesil menghela nafas,ia tahu pasti apa yang membuat sahabatnya ini terpuruk,sejujurnya ia tak tega melihat perubahan drastis Ata yang sebelumnya sosok yang ceria sekarang berubah menjadi sosok yang tegar,tegar dalam menghadapi semua derita yang Tuhan berikan,Sesil sedih saat melihat Ata yang termenung memikirkan Semy yang sampai saat ini tak berniat bangun,saat Sesil mencoba menghibur Ata akan senantiasa menampilkan senyuman manisnya,walau Sesil tahu itu adalah sebuah topeng ketegaran yang tersirat di wajahnya.
Senyum palsu? Ata adalah seorang profesional dalam hal itu. Selalu terlihat normal walau di hatinya menyimpan sejuta keterlukaan. Sesil selalu memuji dalam hati bahwa sahabatnya yang satu ini adalah orang yang benar benar pandai menyembunyikan wajah.
![](https://img.wattpad.com/cover/113663623-288-k238826.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boyfriend[COMPLETE]
Teen FictionSiapa yang tak kenal dengan Josemy Georgio Ananta cogan di SMA Cinta Rakyat yang selalu di kerubungi banyak wanita,selain tampan ia juga dicap sebagai Ice Prince karna sikap dinginnya kesemua orang dan tak banyak bicara itulah Semy,berpostur tubuh t...