20. Kekuatan alam

15.4K 1.5K 18
                                    

Tanganku meremas kemejaku erat. Aku berada diruang kepala sekolah bersama semua saksi dan sang korban Alex. Karena disini akulah pelaku menyebabkan dirinya hampir masuk dalam tahap sekarat. Haha... Aku bisa membuat seorang Alex sekarat!!!

"Bagaimana kau melakukannya?" Tanya Kakek Jo. Kakek Jo sangat terkejut aku bisa menggunakan elemen angin untuk melawan Alex dan mengeluarkan tameng.

"Heh, aku mencoba meditasi lagi dan semuanya mengalir begitu saja. Soal tameng ini aku membayangkan jika aku punya tameng untuk melindungi kalian." Ini juga diluar kehendak ku sejujurnya.

"Ini kasus langka! Kami belum pernah menemui kasus tentang masyarakat biasa seperti mu berubah menjadi pemilik kekuatan alam. Hah... Kalian semua harus menyembunyikan kejadian ini. Luna! Jangan menggunakan kekuatanmu sebelum aku tahu apa penyebabnya. Kalian mengerti?" Ucap Kakek Jo tegas.

"YA." Jawab kami serempak.

Menyembunyikan kekuatanku, bahkan aku tidak tahu cara menggunakan nya lagi. Aku hanya refleks karena aku ingin melindungi mereka. Dari mana kekuatan ini berasal. Apa dari virus yang dimaksud Antonio itu? Aku terjangkit virus! Atau karena hal lain, buku sihir Antonio pasti tahu jawabannya.

🍃🍃🍃

"Luna! Kau punya kekuatan alam!" Lui berteriak tak percaya. Bukannya beberapa menit yang lalu Kakek Jo mengatakan bahwa kekuatanku harus disembunyikan. Sialan kucing ini!

"Lui, kumohon!" Ucapku penuh harap.

Kepalaku ingin pecah mendengar ocehannya yang membahas tentang kekuatanku. Ayolah, tak adakah topik lain selain aku. Untungnya Sin diam, walau dia punya segudang pertanyaan diotaknya. Aku masih menghargainya untuk tidak menanyaiku macam-macam. Kenapa? Aku saja tidak tahu apa-apa.

"Hm, ini akan jadi bahan untuk Alex!" Ucap Kai tiba-tiba.

"Apa maksudmu?"

"Dengan ini dia bisa mengancammu! Kau tahu dia sedikit lebih terbuka akan masalah yang rahasia." Kai menekan kata sedikit.

Dia benar, aku lupa mengancam Alex agar tidak membocorkan masalah dan kejadian ini. Gawat! Rahasia ini akan terbongkar oleh seorang Alex. Ketepuk dahiku, dan berjalan mondar-mandir. Ini status gawat! Bahaya! Sangat bahaya!

"Bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan?" Arght...

"Tenang, ini baru dugaanku. Bisa saja dia tidak membocorkannya. Kupikir kita tidak perlu cemas selama dia tidak menimbulakan masalah baru." Kai memcoba menenangkan ku.

"Masalahnya, setiap dugaan yang berhubungan dengan Alex. Selalu benar!"

🍃🍃🍃

Yap! Dugaan Kai 100% benar!

"Wah, kau elemen angin. Haha... Gadis sepertimu?" Akex tertawa terbahak-bahak.

Hah... Benarkan dugaan yang menyangkut Alex selalu benar. Tanganku sudah gatak ingin menonjok wajahnya. Apa dia tidak tahu terimakasih karena aku dia tidak menjadi seorang pembunuh. Dia juga bisa lepas dari sihir itu. Apa tak ada artinya peryaruhan nyawaku?

"Tapi, tenang rahasia aman denganku. Asalkan..." Alex berhenti dan menatapku.

Kuangkat sebelah alisku, asalkan apa? Oh, tidak firasatku buruk akan hal ini. Ketika firasatku buruk semua akan terjadi.

"Asalkan, kau mau berlatih bersamaku!"

"Uhuk... Apa!!!!!" Itu adalah perkataan tergila yang kudengar. Dia menyuruhku berlatih dengannya. Haha... Cari mati aku!

"Maaf, ya. Jadwalku padat, setiap pagi aku berlatih meditasi, lalu membersihkan ruang aula, berjaga Sin dan Lui. Jadi, aku sibuk!" Kataku santai.

"Kau masih punya banyak waktu! Kita akan berlatih satu jam." Satu jamku lebih berharga untuk tidur daripada berlatih dengan Alex.

"Tidak! Kau itu elemen api dan kemampuanmu telekenesis. Kau tidak bisa melatihku!" Tekan ku.

"Haha... Gadis bodoh! Aku bukan elemen api darimana kau dapat informasi konyol itu! Aku elemen angin." Katanya.

Elemen angin, tapi kenapa dia tidak bisa bertahan dengan tornado ku. Apa karena dia dikendalikan dan dirasuki? Sehingga elemen anginya terkunci dan merubahnya elemen listrik. Mataku menatapnya curiga.

"Setiap sore aku menunggu mu di air terjun. Kau perlu melatih elemen mu bukan. Karena kau harus menyembunyikan nya. Kupikir melatihmu diam-diam dapat membantumu." Ujarnya membuatku terkejut.

"Hah..." Hanya itu yang keluar dari mulutku.

"Kuanggap kau setuju, kita mulai besok." Alex pergi begitu saja.

Sialan!!!! Aku belum menjawab apakah aku iya atau tidak. Kenapa dia harus sangat menyebalkan sih?

"Oi, gadis bodoh! Terimakasih ya, karna kau aku tidak menjadi seorang pembunuh." Alex tersenyum.

Bukan senyum mengejek, senyum yang hangat. Dimataku senyumnya sangat manis untuk dilihat.

🍃🍃🍃

"Apa!!!"

"Dia ingin melatihku, jangan memberitahu Kai masalah ini. Oke!" Aku menatap Sin dan Lui.

Mereka menggangguk paham maksudku. Kami sudah buat kesepaktan, selama aku dilatih Alex. Semuanya harus disembunyikan dari semua orang termasuk Kai dan Rei juga Kakek Jo. Saat aku dilatih harus ada Lui atau Sin yang mendampingiku. Salah satunya harus tinggal untuk meminimalkan kecurigaan. Intinya semua ini akan aman jika mereka mau bekerja sama denganku. Aku jamin Alex dapat menjaga rahasia.

"Baik, lalu apa rencanamu mengenai buku sihir milik Antonio?" Tanya Lui.

"Hmm, setelah kelas meditasi aku punya waktu 3 jam sebelum membersihkan aula. Aku juga dapat mencari informasi setelah membersihkan aula. Kita dapat bermain sambil mencarinya." Kataku mantap.

"Oke, kami ikut katamu. Tapi, aku tak bisa selalu disamping mu. Aku memiliki jadwal menjaga perbatasan. Kakek Jo telah membuat regu penjagaan setiap malam." Ucap Sin lesu.

Regu penjagaan? Wah, aku harus ikut malam ini. Siapa tahu aku bertemu orang berjubah yang ingin membunuhku setiap kali mendapat ilham dari alam?

"Tidak! Aku tahu isi otak kecilmu. Kau baru siuman dan bertarung dengan Alex. Kau dilarang!" Lui menatapku tajam.

Huh, ini akan menjadi langkah awalku menemukan kebenaran. Tanganku menyilang didepan dada, apa salahku sampai harus dijaga layaknya putri. Memang aku baru siuman tapi kan aku juga perlu pengalaman. Seminggu aku tidur, maksudku koma. Apa yang kulewatkan selama ini?

"Hah, ayolah kita lihat dari jauh. Aku janji akan selalu jauh dari masalah." Kutatap Lui penuh harap.

"Tidak, kau selalu mendekati masalah. Aku tahu kau gadis pemberani tapi kali ini turuti ucapanku." Lui menekan setiap kata yang terlontar dari mulut kecilnya.

"Sin?" Aku beralih pada Sin.

"Maaf, dia memegang kekuasaan penuh." Bahkan Sin tidak membantu.

Oke, hari ini kuturuti mereka. Hanya hari memuakan ini saja aku menuruti seekor kucing dan serigala. Setelah hari ini mereka yang akan menuruti perkataanku.

🍃🍃🍃

Semoga bermanfaat, matur nuwun.

Salam ThunderCalp!🤗

The Number : The Black Academy ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang