14. Bicara

15.2K 1.6K 6
                                    

"Mr. Lee? Bisakah aku bertanya." Setelah kelas selesai aku ingin bicara dengan Mr. Lee. Ada sesuatu yang ingin kutanyakan.

"Tentu, silahkan." Kutarik napas dan menghembuskannya.

Ini akan menjadi pembicaraan serius dan panjang. Baiklah aku harus bertanya tentang organisasi itu agar aku tak dibuat penasaran olehnya. Lui bilang tak ada belum tentu benar, siapa tahu ada sedikit informasi tentang organisasi itu.

"Mr. Lee, aku ingin tahu para pemburu itu apa dan siapa?" Tanyaku.

"Pemburu? Kau ingin bertanya siapa mereka. Sejujurnya kami tidak tahu pasti mereka. Apa tujuan sebenarnya mereka. Siapa pemimpin mereka. Apa organisasi mereka. Selama sepuluh tahun mereka muncul tak ada yang tahu kapan dan dimana mereka akan menyerang. Mereka bagai asap, memang ada tapi tak bisa ditangkap. Kusarankan jangan terlalu penasaran, kau adalah warga masyarakat yang harus kami lindungi." Mr. Lee menepuk pundakku.

Aku warga masyarakat yang harus dilindungi. Master bahkan tak tahu siapa musuh mereka. Memangnya harus dilindungi dari apa? Kepalaku mengangguk lemah, jangan penasaran Luna!

"Maaf tak bisa menjawab pertanyaanmu, tapi kau bisa mencarinya ditempat penuh pengetahuan. Selamat mencari!" Mr. Lee pergi meninggalkan ku.

Tempat penuh pengetahaun? Aha... Terimakasih Mr. Lee, harusnya aku pergi kesana sedari tadi. Tujuan selanjutnya Perpustakaan academy.

🍃🍃🍃

"Apa kami harus ikut?" Lui selalu bertanya pertanyaan yang sama dua puluh menit yang lalu sampai sekarang.

Kuabaikan semua pertanyaannya itu dan sibuk mencari buku atau apalah yang berhubungan academy ini dan organisasi pemburu. Setiap rak sudah kutelusuri satu persatu dan semuanya hanya buku biasa. Tak ada yang menarik kecuali sejarah berdirinya academy ini. Wait! Itu bisa jadi refrensiku, yah. Sayangnya buku itu berada dieak paling atas. Sedangkan tinggi rak adalah dua meter. Bagaimana caraku mengambilnya yang notabene tinggiku tak seberapa. Mataku menyapu sekitar, hanya ada beberapa anak yang tingginya mirip denganku. Kecuali seorang pemuda yang berdiri dipojok perpustakan itu.

"Kalian cari buku lain! Aku akan meminta bantuan." Kataku sembari mengampiri pemuda itu. Kira-kira tingginya hampir 190, mungkin 186.

"Hm, permisi! Bisakah aku meminta bantuanmu?" Tanyaku menepuk pundaknya.

Pemuda itu berbalik, betapa terkejutnya aku. Dia adalah Rei! Orang didepanku adalah seorang Rei. Kuteguk salivaku dengan susah payah, tinggiku hanya sebatas dadanya. Kepalaku harus mendongak untuk melihat wajahnya. Kapan tingginya bertambah? Kupikir dia tak setinggi ini.

"Bantuan apa?" Suara berat mengalun di telingaku. Wah, suaranya sangat manly.

"Ehh, aku ingin membaca buku tapi aku tak sampai. Bolehkah aku meminta bantuan mu untuk mengambilnya?" Tanyaku hati-hati.

"Dimana?"

"Ehh, disana rak sejarah. Aku ingin tahu sejarah academy ini." Kataku jujur.

Dia berjalan mendahuluiku dan berhenti didepan rak. Rei menatapku dan mengambilkan buku sejarah yang sangat besar.

"Terimakasih." Kataku mengambil buku sejarah dari tangannya. Wow, ini cukup berat juga.

Rei mengangguk dan pergi tanpa sepatah katapun. Dia memang pendiam dan dingin. Tapi itu poin plusnya dia terlihat keren dan misterius. Kebanyakan orang lebih tertarik pada mereka yang misterius. Untukku orang seperti itu justru terlihat berbayaha dan mengerikan. Bisa saja dia orang yang sadis, karena itu diam adalah cara dimana dia tak mau terbuka akan kesadisannya. Oke, otakku berpikiran liar saat ini. Fokus ketujuanmu Luna!

The Number : The Black Academy ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang