21. Daun Bong

15K 1.5K 19
                                    

Citt... Citt...

Wush... Wush...

Suara alam memanduku, dari hewan kecil sampai besar. Dari pepohonan beribu-ribu tahun sampai tunas. Mereka menuntunku kesebuah kegelapan di dalam hutan. Kegelapan itu bukan gelap sebenarnya, kegelapan nya terang dengan cahaya matahari melewati celah dedaunan. Semakin ke dalam bukan gelap namun semakin terang. Gelapnya terganti dengan kemilau cahaya rerumputan terkena cahaya matahari pagi.

Mataku melihat lambang bunga mawar dan pedang lagi. Kali ini bukan satu orang melainkan dua orang. Satunya tertutup kegelapan dan satunya membelakangiku. Mereka nampak bercakap-cakap. Orang di kegelapan itu melempar tongkat kecil. Tongkat itu berubah menjadi seekor burung hantu.

Anehnya burung itu menatapku, matanya menatapku. Burung itu seakan bicara pada pemiliknya ada orang yang datang. Dia menyuruh orang dibelakangku membalik dan...

Deg...

Kubuka mataku, aku sudah tidak terkejut lagi. Kukendalikan ketakutanku dan berhasil menghalau rasa takutku. Siapa mereka? Dua orang itu siapa mereka?

"Bagaimana Luna?" Tanya Ms. Han.

"Aku mendengar suara air terjun, Ms." Aku tersenyum.

Aku harus menutupi diriku yang juga dapat melihat kejadian itu. Demi keselamatanku dan teman-temanku.

🍃🍃🍃

"Huh..." Kuseka pelipisku.

Sudah kucari tiap sudut perpeustakaan. Hanya ada buku sihir biasa milik academy. Lurasa bukan ini yang dimaksud Antonio. Lalu buku sihir yang mana yang dia maksud. Oh, kertas itu, itu adalah petunjuknya.

Bait pertama...

'Sang pembawa kehidupan, memberi manfaat dan petunjuk.'

Dibawah pembawa kehidupan, aku harus mati dulu baru mendapat kannya. Memberi manfaat dan petunjuk, tidak ada manfaatnya aku mati dan tidak ada petunjuk lainnya. Apa di sekitar sini ada yang membawa kehidupan yang memberi manfaat dan petunjuk.

Teka-teki ini membingungkan, otakku hanya kecil untuk menjelaskan bait penuh kebingungan. Siapa atau apa yang dimaksud? Arght... Ini mengesalkan sekali!

Siapa ya yang pintar di academy ini dan dapat kupercaya. Ditambah tidak akan curiga dan tidak banyak tanya. Aha... Haha... Aku butuh rengking atas yang pendiam dan aku kenal.

Rei!

🍃🍃🍃

"Aku sudah menyelesaikan bagianku, jadian cepat selesaikan!" Perintahku.

"Hah! Kau memerintah kami?" Voy nampak kesal dengan ucapanku barusan.

"Ah, tidak! Tentu tidak, aula ini akan dipakai satu jam lagi. Kuharap kalian dapat menyelesaikan nya." Aku melambaikan tanganku dan melesat pergi.

Aku harus cari Rei! Hari ini dia berada di kelasnya sendiri. Garis bawahi sendiri! Dia jenius dengan kadarnya, dia memang berhak direngking atas. Bahkan rangking satu, kemarin adalah kesalahanku membuat poinnya jatuh. Kai juga jenius tapi dengan hal lain tentunya.

Kutegok kelas yang biasa dipakai Rei. Dia membelakangiku, sekilas aku teringat orang yang selalu ada saat ku meditasi. Kubuang jauh-jauh pemikiran itu. Kuketuk pintu pelan Rei menoleh dan mengangkat alisnya.

The Number : The Black Academy ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang