Hah, tak kusangka setelah berlatih kemarin sore bersama Alex tubuhku menjadi pegal-pegal. Terutama punggungku yang sangat sakit jika digerakan. Kata Alex tubuhku akan mengalami masa penyesuaian diri dengan alam.
"Kau kemarin latihan apa?" Tanya Sin duduk didepanku.
"Cara berteman dengan angin! Haha..." Ucap Lui dengan suara mengejek.
"Hey! Itu juga latihan namanya!" Aku kan juga sempat bertarung dengan badai didalam pikiranku. Tak kusangka efeknya akan nyata juga.
"Tetap sajakan kau berteman dengan angin!" Lui mengangkat kepalanya angkuh.
"Aku tahu sekarang kenapa Alex ingin sekali menenggelamkan mu. Kau sangat menyebalkan!"
"Lui minta maaf lah!" Bentak Sin.
"Haha... Untuk apa?" Lui justru menanatang kami.
"Sin, sudahlah. Biarkan kucing ini, jika dia meminta bantuan kita biarkan saja." Ucapku ketus.
Kuhabiskan menu sarapanku cepat dan masuk kedalam kelas Ms. Han. Katanya hari ini kelasnya berada di dalam. Jadi, aku tak perlu melakukan meditasi lagi yang akhirnya mempertemukanku dengan bayangan Black Hunter. Aku bukannya takut akan mereka tapi semakin lama aku meditasi semakin dalam pula penglihatanku. Aku cemas jika mereka tahu aku mengintip dengan meditasi. Yang akhirnya mereka berniat membunuh ku seperti kemarin. Yang jelas aku target mereka untuk dibunuh!
🍃🍃🍃
"Hari ini, kita akan mencoba melatih elemen kalian. Bukan elemen yang biasa kalian keluarkan tapi elemen murni kalian yang bisa dapat di manipulasi." Ms. Han berdiri didepan kelas.
Aku mendengarkannya baik-baik sebab ini juga menyangkut pengendalian kekuatan alam. Aku perlu belajar banyak bukan hanya dengan Alex seorang. Semakin cepat aku menguasainya semakin cepat pula aku tidak dilatih Alex lagi. Mana mungkin aku akan dilatih olehnya sampai aku keluar dari academy ini.
"Kalian bisa membuat elemen kalian berubah menjadi senjata mematikan. Kelas ini memang kelas meditasi tapi disini kalian akan diajarkan cara memusatkan pikiran kalian. Fokus adalah kuncinya, sama dengan melakukan meditasi. Untuk contoh aku ingin dua siswa maju, Luna Kim!" Ms. Han menyebut namaku.
Dia tersenyum dan menyuruhku maju. Ahh, aku bisa apa? Tolong, kekuatanku kan harus disembunyikan. Bagaimana sih! Kakiku maju kedepan dengan amat terpaksa. Apa yang akan aku lakukan didepan menjadi bahan ejekan atau tontonan gratis?
"Baik, satunya... Reihan Soutyo!"
Degg...
Mati aku!
Mataku menyapu sekeliling, seorang pemuda berdiri dipojok kelas. Gawat, bahaya, danger!!! Pemuda itu memiliki rambut hitam legam memberikannya aura dingin yang kental. Uhg... Aku malah tertekan dengan auranya. Kutahan mati-matian agar tidak berteriak dan lari dari kelas. Takut? Tentu saja aku seorang gadis yang punya ketakutan. Siapa yang tak takut apabila dituduh dan membuat lukaku terbuka lagi?
"Karena Luna tidak bisa mengeluarkan kekuatannya, jadi Rei kau mencoba membuat senjata dan Luna harus berupaya agar Rei tidak berhasil." Ms. Han menepuk pundakku.
Maksudnya apa? Aku membuat keributan atau apa? Arght... Kenapa juga harus seorang Rei? Jika Abby tahu aku mengagalkan seorang Rei dalam ujian ini. Ahh, mati aku ditangannya atau bisa saja Rei bertambah marah dan menuduhku lagi tanpa bukti. Situasi yang buruk untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Number : The Black Academy ( END )
FantasySemuanya membohongiku, seakan-akan aku makhluk terbodoh di dunia ini. Semuanya membenciku, seakan-akan aku makhluk terhina di dunia ini. Tidak! Bahkan aku tak berasal di dunia itu. Kenapa mereka menganggapku seperti itu? Apakah kau tahu jawabannya? ...