Sin dan Lui!
Mereka tidak pernah meninggalkanku sendirian bahkan saat aku ingin dilatih Alex sekalipun. Lui ada walau pura-pura tidur tanpa minat. Dimana pun aku berada mereka berdua menemaniku. Kenapa aku baru sadar? Bukankah mereka selalu ada di dekatku?
Jika ibu tak bilang mereka serpihan ayah aku juga tak akan pernah tahu apa yang terjadi. Mungkin teka-teki Antonio ada benarnya.
Nampak jauh namun dekat
Nampak rumit namun sederhana
Nampak bahaya namun amanMereka sangat dekat denganku begitu aman dan sederhana bila terdengar. Diluar ekspektasiku bahwa Lui dan Sin dalam keadaan serius. Sungguh aku lupa bahwa kekuatan ayah sebanding dengan Antonio. Mungkin saja Black Hunter mencari buku Antonio tujuannya adalah kekuatannya. Mereka mencari kekuatan untuk menguasai dunia. Bisa saja kan? Kebanyakan penjahat mereka ingin dunia yang sesuai dengan kemauan mereka.
Sial!
Dimana mereka sekarang?
"Kau masih memikirkannya?"
"Ya, aku takut kecurigaanku benar."
"Hmm... Aku juga, kukira ini hanya pertarungan yang biasa terjadi antara Black Hunter dan Academy. Ternyata ini lebih dari itu."
"Bahkan aku tak tahu keluargaku menjadi bagian academy ini. Ironisnya hanya aku yang lemah."
"Tidak, kau kuat dengan caramu. Sin dan Lui lebih menyukaimu daripada Kim."
"Kau dan Leon tidak berteman baik ya?" Tanyaku mengalihkan diskusi kami.
Aku tak ingin Kai terbebani apalagi dia rangking pertama. Pasti berat menjadi tumpuan semua orang. Andai aku bisa membantu lebih banyak bukan hanya berdiri dibelakang.
"Kakakmu tak menyukaiku, aku tak menyangka kau adik Kim sekaligus anak pemilik academy ini. Tuan Yuan lebih mirip denganmu dibandingkannya!"
Tuan Yuan?
Siapa Tuan Yuan?
Apa itu nama ayahku? Seharusnya aku tanya pada ibu. Kenapa aku bisa lupa akan itu!
"Hmm, tapi aku lebih mirip ibuku sebenarnya. Jika kau punya waktu kau bisa datang ke rumahku."
"Apa ini sebuah ajakan kencan?"
"Kencan? Kenapa pikiranmu mengarah kesana?"
"Hanya saja aku perlu melakukannya!"
"Kau takut?"
"Takut apa?"
"Takut aku menghilang dan tiba-tiba menikah dengan orang lain. Kau takut, ya?"
Wajah Kak bersemu merah, aku suka saat menggodanya seperti ini. Apalagi reaksinya yang lucu, entah kenapa itu sangat menarik daripada baju baru bagiku.
"Tidak!!!"
"Benarkah, wajahmu merah tahu!"
"Tidak!!!"
"Ya ampun Kai, kau lucu sekali."
"Tapi aku sungguh-sungguh, setelah perang ini selesai. Apa kau mau berkencan denganku? Aku bisa meminta izin Tuan Yuan dan ibumu. Kim bisa kuatasi, bagaimana?"
"Kau harus berjanji padaku dulu!"
"Apa?"
Aku menatap wajah Kai dari dekat, begitu teduh dan nyaman. Aku diam beberapa saat dan mengatakan betapa aku juga ingin mengakhiri segala peperangan ini dan pergi bersamanya. Mungkin ke Eropa atau sekedar jalan-jalan bersama. Itu akan sangat menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Number : The Black Academy ( END )
FantasySemuanya membohongiku, seakan-akan aku makhluk terbodoh di dunia ini. Semuanya membenciku, seakan-akan aku makhluk terhina di dunia ini. Tidak! Bahkan aku tak berasal di dunia itu. Kenapa mereka menganggapku seperti itu? Apakah kau tahu jawabannya? ...