Kakiku melangkah ke air terjun, hari ini aku sudah berteman dan menyelesaikan masalah ku dengan Rei. Dia percaya kepadaku dan aku juga mempercayainya. Untuk Kai, sejak pagi dia menghilang tertelan bumi. Kata Lui dan Sin dia mendapat misi rahasia yang hanya dia yang bisa dan tahu. Jadilah aku tak berjumpa dengannya sejak pagi.
"Wow, kau terlambat 5 menit!" Suara Alex mengelegar.
"Hah, kau kemarin 30 menit tuan." Kataku sinis.
"Aku palatihmu jadi bebas, dimana kucing dan serigalamu itu?" Tanyanya.
"Cih, bebas. Mereka sibuk!" Kataku dingin.
Sin dan Lui tiba-tiba pergi dan bilang mereka sibuk. Yah, mereka hanya bilang diri mereka sibuk tanpa adanya alasan atau apalah yang menguatkan mereka sibuk. Alhasil aku harus bertemu dengan Alex sendirian.
"Ah, hewan juga bisa sibuk?" Alex bersedekap dada.
"Tentu saja bisa! Ck, ayo latihan jangan banyak bertanya!" Seru ku mulai lelah dengan ucapan Alex yang tidak berbobot.
"Hey! Aku pelatihmu harus aku yang memerintahmu!" Ucap Alex.
"Ihh, sabar Luna!" Kuelus dadaku.
Butuh kesabaran ekstra dalam menghadapi seorang Alex. Terlebih dia adalah seorang yang selalu mencari gara-gara dan masalah selama hidupnya. Kulihat Alex yang terkekeh. Dia seolah-olah menghapus air matanya yang jatuh.
"Ayo, kita bukan latihan disini!" Ajaknya.
"Kemana?" Tanyaku dulu. Siapa tahu dia berniat menculikku?
"Kau akan suka!" Alex mengulurkan tangannya.
"Hah?" Kenapa dia mengulurkan tangannya kepadaku?
Alex menepuk dahinya dan menarik tanganku. Kuhempaskan tangannya namun tangannya masih setia memegang tanganku. Ih, sehari dua orang yang melakukanku dengan hal yang sama. Luar biasa daya tarik tanganku.
"Kita akan belajar mengendalikan elemenmu. Kau mau terbang bukan?" Tanya Alex.
Terbang?
Mataku berbinar kegirangan dan mengangguk. Terbang tanpa sayap, woooow... Aku bisa terbang! Bagaimana caranya aku harus tahu dan melakukan nya. Aku bisa memamerkannya pada Leon suatu hari nanti. Dia akan terpukau dan juga ingin terbang.
"Fokuskan energimu ke sekeliling kaki dan tubuhmu. Kekuatan terbesar harus kau gunakan di kaki dan punggungmu. Ingat! Kau hanya meminjam dari alam." Terang Alex.
"Ok." Kupejamkan mataku dan memusatkan pikiranku pada kaki dan tubuhku. Baiklah temanku alam pinjamkan aku kekuatan kalian. Kakiku mulai terasa ringan sangat.
"Bagus, terus fokus ke tubuhmu. Jadikan punggungmu titik fokusnya." Suara Alex masuk ke pendengaranku.
Kufokuskan lagi pada punggung ku. Punggung ku seperti mendapat sayap. Ringan sekali, kubuka mataku. Wow... Aku terbang! Kucengkram kuat tangan Alex, ini sangat tinggi untuk ukuranku. Pemandangan dibawah memang bagus namun sangat mengerikan.
"Fokus Luna, releks kan tubuhmu. Kau sangat kaku!" Perintah Alex.
"Ok." Kucoba mengikuti perintahnya.
Tubuhku mereleks meski sedikit tegang. Hey, aku baru pertama kali terbang diatas ketinggian yang amat tinggi. Jika aku tak fokus bisa-bisa aku jatuh ke bawah dan otomatis tubuhku akan remuk bahkan hancur.
"Pegang saja tanganku, kau takut." Kuturuti perintah Alex. Tanganku masih mencengkram kuat tangannya.
"Kau mau menunjukan apa?" Tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Number : The Black Academy ( END )
FantasySemuanya membohongiku, seakan-akan aku makhluk terbodoh di dunia ini. Semuanya membenciku, seakan-akan aku makhluk terhina di dunia ini. Tidak! Bahkan aku tak berasal di dunia itu. Kenapa mereka menganggapku seperti itu? Apakah kau tahu jawabannya? ...