"Kau, Luna?"
"Aku?"
Mana mungkin aku saja masih bayi waktu itu. Apalagi kami di Chicago dan ayah di Korea. Itu terdengar mustahil bagiku. Bagaimana mungkin mereka terikat padaku? Kepalaku ingin pecah menerka-nerka apa maksud semua ini.
"Ayahmu meninggalkan jiwanya pada mereka dan untuk mengikat mereka berdua pada academy dia membutuhkan orang lain dan satu-satunya orang terdekat adalah kau."
"Kenapa bukan ibu atau Leon? Aku masih bayi waktu itu!"
"Itu nilai lebihnya, pertukaran jiwa dilakukan dengan objek yang masih baru dan tidak memiliki kekuatan. Karena jika itu terjadi kekuatan alam akan saling bertubrukan. Itu tak baik untuk keseimbangan tubuh."
"Wow, itu hal pertama yang membuatku terkejut."
Terdengar kata-kata ilmiah disana dengan pembahasan yang mudah aku ketahui. Jika mereka terikat padaku harusnya aku bisa merasakan mereka dan memanggil mereka. Sayangnya aku tak merasakan apapun.
"Bagaimana caraku memanggil mereka?"
"Aku tidak tahu, kau harus mencarinya."
"Bahkan aku saja tidak merasakan keberadaan mereka."
"Kau bisa, Luna!"
Rasanya aku lemas tahu apa yang dia katakan. Entahlah semuanya datang secara tiba-tiba dan aku tak tahu harus melakukan apa.
"Hah, kau mau mengantarku kemana?"
"Ikuti aku!"
Aku tidak ingin membahas hal lain lagi, cukup tahu dua makhluk itu terikat padaku. Mungkin ayah ingin aku kuat walau aku tak memiliki kekuatan apapun. Mungkin itu maksud ayah juga membuat jiwanya ke Sin dan Lui. Atau jangan-jangan aku bisa membuat dimensi jika ada Sin Lui disampingku?
"Hey, lihat didepan!"
"Hmm? Woawww!!!!"
Gila!
Ini lebih gila dari yang kubayangkan, di depan kami nampak rumah kecil di tengah danau yang terlihat sangat indah. Warna tembok yang coklat keemasan begitu menyatu dengan alam. Ditambah cahaya matahari seperti hanya menyinari pemandangan didepanku. Aku tak pernah tahu ada rumah disini dan danau kecil.
"Itu rumahku dan... Makam ayahmu!"
"Makam ayah?"
"Ya, ayo!"
"Kau punya perahu atau apa supaya kita bisa ke sana?"
"Ini bukan danau biasa, kau bisa berjalan diatasnya!"
Kakiku langsung mencoba dan ya. Aku bisa melihat kakiku tak tersentuh oleh air sedikitpun. Apa ini sihir? Lalu, kenapa ada sihir ditengah hutan hitam?
"Daerah ini telah disihir ibumu!"
"Benarkah? Ibu memang kuat. Hey, bukannya daerah ini tidak mengenal namanya sihir. Apa yang kau ketahui lagi Zach?"
"Kau lihat tidak ada pohon-pohon membingungkan itu lagi kan. Disini kau bisa menggunakan sihir Luna, ayo. Di dalam lebih menakjubkan lagi."
Ini jauh lebih dari kata menakjubkan dalam kamusku. Aku bisa melihat ikan berlarian di bawah kakiku dan aku bisa lihat bagaimana mereka tak berkeming walau kami lewat. Atau ikan warna-warni ini juga disihir?
Krieettt...
Pintu terbuka dengan lebar dan aku bisa lihat bukan seperti yang kubayangkan di dalam ada perabotan atau makam ayah yang spesial. Ini lebih dari itu, kami hanya melewati pintu itu dan pemandangan selanjutnya adalah sebuah padang bunga dengan batu besar ditengah. Ini menakjubkan walau langit hanya nampak putih bersih dengan berbagai jenis bunga bermekaran. Ini indah! Persis kesukaan ibu!
![](https://img.wattpad.com/cover/133873490-288-k813094.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Number : The Black Academy ( END )
FantasiaSemuanya membohongiku, seakan-akan aku makhluk terbodoh di dunia ini. Semuanya membenciku, seakan-akan aku makhluk terhina di dunia ini. Tidak! Bahkan aku tak berasal di dunia itu. Kenapa mereka menganggapku seperti itu? Apakah kau tahu jawabannya? ...