Yang kupertanyakan adalah mereka tak mencantumkan tahun atau tempat mereka singgahi. Aku masih bertanya-tanya kenapa dari catatan yang ketemukan dulu dan ini ada kejanggalan. Aku juga tak membaca bagian tentang titik di peta. Karena itu memang tidak ada. Ini membingungkan, apa yang Antonio dan ayahku maksud?
Bahkan buku ini hanya jurnal perjalanan biasa tapi kenapa Black Hunter mengingkannya. Kenapa mereka sampai ingin membunuh dan menghancurkan academy? Berbagai pertanyaan melintas dipikiranku, bagaimana caraku untuk tahu? Siapa yang harus kutanyai semua ini?
"Bagaimana?"
"Aku terlalu bodoh untuk ini! Aku harus bagaimana?"
"Bukankah kau sudah menemukannya?"
"Menemukan apa?"
Bahkan aku tak bisa memahami apa yang buku ini maksud. Ayahku hanya membeberkan bahwa dia dan Antonio mengelilingi dunia. Mencari orang-orang punya kekuatan dan membuat sebuah dimensi untuk mereka. Bersembunyi dan mengendalikannya. Bahkan ada enam tempat lagi, sayangnya aku tak tahu pasti tempat mana dan dititik mana. Walau hanya dijelaskan ada enam kota tapi masih saja itu terdengar mustahil menemukan titik lain.
Dan membuatnya pun aku tak tahu, ayah tak menjelaskannya karena buku ini sudut pandang Antonio. Antonio terlalu kagum pada kekuatan ayah sampai dia sendiri menjadikannya guru disetiap waktu.
Guru?
Aku lupa Sin dan Lui adalah jiwa milik ayah. Itu artinya mungkin saja mereka tahu cara membuat dimensi yang ayah buat. Tentu saja!
"Zach, jika akhir semua jawaban adalah Sin dan Lui. Apa itu kita sudah menemukan jawabannya? Kita hanya perlu tidak tahu apa-apa, mereka akan selamat."
Zach tersenyum dan menggeleng lemah.
"Tidak semua pertanyaan ada jawaban Luna!"
Bagaimana cara menyelamatkan academy dari Black Hunter. Bahkan ibu mengakui mereka lebih kuat. Ya aku tahu Rei sangat kuat apalagi dia siswa yang selalu rangking atas. Tidak habis pikir bagaimana jika mereka perang. Apakah Rei sudah tahu cara masuk ke academy? Bukannya itu mustahil dilakukan? Kalau dugaanku benar, mungkin Rei sudah tahu cara membuat dimensi. Hanya saja itu masih lemah dan perlu kekuatan khusus untuk menguatkannya. Benar, dia pintar dan cerdik. Tapi bagaimana dia bisa tahu sedangkan ayah dan Antonio sudah meninggal. Ini yang aneh, tak ada catatan lain selain buku ini. Tidak ada!
"Ayo, kembali kesana!"
"Untuk apa?"
"Ke makam ayahku! Kau tahu cara kesana tanpa ketahuan?"
"Kenapa? Kita harus ke Indonesia untuk menyembunyikanmu!"
"Kau tahu Zach, ayah kandungku dimakamkan disana. Bila dugaanku benar, Sin dan Lui disana. Mungkin mereka menjaga makam ayah!"
Iya, mereka sang penjaga. Tentu jika Black Hunter menghancurkan academy yang paling mengerikan adalah makam ayahku ikut hancur.
"Sarah!"
Tunggu!
"Luna! Leon! Ayah pulang!"
Itu suara ayahku!
Aku dan Zach saling berpandangan, itu memang suara ayahku. Kata Leon ayah akan pulang hari ini. Tapi apa ibu tak memberitahu aku akan pergi ke Indonesia?
"Itu bukan ayahku kan?"
"Entahlah, aku tak bisa merasa dalam bahaya!"
Baiklah, mungkin itu benar-benar ayah. Aku menyuruh Zach untuk menunggu di lantai bawah. Tapi aku tak langsung menemuinya. Aku melihat dari celah pintu memastikan itu ayah atau apa. Seorang laki-laki berjalan kesana-kemari kebingungan. Jas hitam terpasang rapi dengan koper besar di depan pintu.
"Sarah! Luna! Leon!"
Dia memanggil-manggil untuk kesekian kalinya. Aku terdiam dan memperhatikan lagi. Tiba-tiba dia menatap pintu masuk ke lantai bawah. Dia melihat dan berjalan mendekat, keringat dingin menjalar keseluruh tubuhku. Rasanya ini seperti film horor berdarah-darah. Itu ayahku! Sadarlah Luna! Tapi tubuhku seakan diam mematung.
"Kemana mereka!"
"Hey! Cukup mereka pasti bersembunyi!"
"Tidak mungkin, ini masih pagi. Seharusnya mereka masih berada disini, penerbangan mereka nanti siang."
"Bisa saja mereka tahu kita kemari dan pergi."
"Sial!"
Orang yang seperti ayahku berubah menjadi orang berpakaian hitam. Mataku tak salah lihat, ini mengerikan. Bahkan mereka tahu semua tentang kami dan penerbangan.
"Luna!!!" Zach menepuk pundakku.
"Apa?"
"Kita bisa lewat pintu belakang."
"Tapi mobil ibu didepan? Bagaimana kita bisa kesana? Apalagi koper besar itu."
"Aku akan pergi dulu, kau bisa menyetir kan?"
"Kau gila ya, aku masih belum punya SIM."
"Ini darurat, setidaknya jika aku tertangkap kau bisa lari. Aku dan kau tidak sehebat itu dalam bertarung jarak dekat."
"Kau benar, kau satu-satunya yang punya kemampuan lain. Aku hanya bisa sembunyi seperti kucing. Tapi kita harus pergi bersama, kau tahukan cara ke academy?"
"Aku juga tak tahu, kita tak bisa kesana bila ibumu menutup semua akses."
"Ada! Aku pergi academy juga tak menggunakan apa-apa selain jamur aneh itu."
"Hei! Kau punya! Kai memberimu benda itu kan?"
Bahkan aku tak pernah lagi ingin melihat tumbuhan itu.
"Itu ekstrak daun Bong."
"Itu memang nama jamur itu, bodoh!"
"Apa?"
Kukira itu sejenis tumbuhan dengan buah dan batang kokoh. Atau setidaknya tanaman merambat. Tapi jika jamur biru itu daun Bong. Wow, luar biasa.
"Tuangkan cairan itu ketanah lembab atau kau minum!"
"Ini kecil sekali, aku juga tak mau meminum jamur mengerikan itu. Aku tak mau mati muda!"
"Baiklah, kita harus cari tanah lembab. Tapi yang kau perlu ingat, tempat itu harus tersembunyi."
"Kenapa?"
"Karena semua orang bisa datang kesana sepeti kau dulu."
"Itu artinya, hutan?"
"Ya!"
🍃🍃🍃
Sama saja aku harus menyetir ke hutan tapi bagiamana caraku kesana. Ini sangat tak masuk akal, bahkan Zach menyuruhku minum saja. Tapi bagaimana jika hanya aku, botol ini tidaklah banyak. Mungkin beberapa tetes.
"Apa ada mantra khusus?"
"Tentu saja, jika kau minum kau harus bisa menghapalkan mantra. Jika kau mau daun Bong itu mengantarkan mu ke academy."
"Sayangnya aku tak pandai menghapalkan."
Nilai pelajaranku selalu tak sesuai ekspektasi yang ada. Berhubungan aku hanya bisa makan dan pergi belanja, aku tak sepandai itu dalam pelajaran.
"Aku tahu, bawa barang yang penting. Kalau kita tak sempat, kita bisa ke bandara segera. Tempat itu mereka tak akan bisa masuk."
"Baiklah."
"Aku akan ikut semua yang kau inginkan, Luna!"
Zach seperti orang lain jika mengatakannya begitu. Memangnya aku sejenis manusia yang berhak untuk diikuti atau dijadikan tuan putri. Itu menggelikan walau aku ingin menjadi seorang putri jika dilahirkan kembali.
"Jangan bilang begitu, kau seperti ingin membuatku menjadi tuanmu."
"Cepat kalau begitu, kita tak ada waktu!"
"Baiklah!"
"Kau siap?"
"Ya, tentu saja!"
🍃🍃🍃
Salam ThunderCalp!🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
The Number : The Black Academy ( END )
FantasySemuanya membohongiku, seakan-akan aku makhluk terbodoh di dunia ini. Semuanya membenciku, seakan-akan aku makhluk terhina di dunia ini. Tidak! Bahkan aku tak berasal di dunia itu. Kenapa mereka menganggapku seperti itu? Apakah kau tahu jawabannya? ...